🔅 17 (re-write)

7.8K 1.4K 177
                                    

Setibanya di panti asuhan setelah mengurus perpindahan ibunya yang akan di rujuk ke rumah sakit yang lebih besar Doyoung tampak masih bertanya tanya kenapa bisa rumah sakit ingin langsung melanjutkan rencana operasi sedangkan biayanya saja ia belum lunasi? Itu menjadi tanda tanya yang besar baginya namun ia juga tidak bisa menyia nyiakan kesempatan yang mendadak ini, prioritas utamanya adalah ibunya sembuh terlebih dahulu.

"Dimana Winter?" Tanya Doyoung pada suster Choi yang tengah membereskan tempat mainan anak anak.

Suster Choi menoleh "Winter dibawa oleh Tuan Moon, Dia juga menyuruhmu datang kerumahnya jika ingin menjemput langsung Winter" Ucapnya.

"Tuan Moon? Tunggu tapi aku tidak tahu dimana rumahnya??" Ucap Doyoung.

"Tuan Moon memberikan alamatnya padaku" Suster Choi pun memberikan secarik kertas yang bertuliskan alamat lengkap rumah Taeil.

Tanpa berlama lama lagi Doyoung pun segera pergi menuju rumah Taeil menggunakan Bus karena dari alamat yang di tulis daerah rumah Taeil lumayan jauh dari tempatnya, beberapa menit perjalanan menaiki Bus akhirnya ia sampai di sebuah halter yang berhadapan langsung dengan sebuah perumahan yang besar dan luas itu.

Sambil berjalan ia sambil melihat lihat nomor rumah yang di tuliskan dan setelah melewati beberapa rumah ia pun sampai di depan rumah yang lumayan besar dengan pagar rumah yang menjulang tinggi, ia pun menakan bel yang ada pada benteng gerbang tersebut "Siapa disana?"

"Ah aku Kim Doyoung, aku kesini untuk menjemput Winter ah ya ahmm aku gurunya Moon Yangyang" Ucap Doyoung membalas pesan suara dari Bel otomatis itu.

"Baik tunggu sebentar"

Lalu tidak lama kemudian seseorang dari dalam datang untuk membukakan pintu gerbang "Halo Kim Doyoung-ssaem, apa kau sudah menunggu lama?" Tanya Suster Lee yang membukakan pintunya.

Doyoung tersenyum sambil menggelengkan kepalanya "Ahaha tidak aku baru saja sampai, apa Winter ada di dalam?" Suster Lee mengangguk lalu mempersilahkan Doyoung masuk.

Saat sampai di ruang utama Doyoung di kejutkan dengan luasnya ruang utama rumah itu, rumah sebesar ini hanya di tempati oleh 3 orang saja?

"Bundaa" Doyoung langsung menolehkan kepalanya saat mendengar suara Winter yang menggema di ruangan.

"Bundaaa" Dan benar saja ia meihat Winter menuruni tangga bersama dengan Yangyang diikuti tiga orang dewasa dari belakang.

"Bundaaa" Pekik Winter sambil memeluk kaki Doyoung.

Doyoung tersenyum sambil mensejajarkan tingginya dengan Winter "Nakal! Kau tak memberitahuku bahwa kau pergi ke sini huh" Ucap Doyoung sambil mencubit hidung mungil Winter.

Winter terkekeh geli " Ahaha paman Taeil yang membawa Winter kesini, Bunda bunda lihat oppa sudah sembuh" Ucap Winter sambil memeluk Yangyang.

Doyoung menoleh pada Yangyang lalu tersenyum "Kemarilah" Ucapnya sambil melebarkan kedua tangannya.

Sebelum itu Yangyang terdiam dulu menatap kedua tangan Doyoung yang terbuka lebar itu, Winter yang melihatnya merasa gemas sendiri dan pada akhirnya ia mendorong Yangyang sampai kepelukan Doyoung.

"Ssaem" Ucap Yangyang sambil memeluk leher Doyoung sangat erat.

Sedangkan di atas sana terlihat tiga orang dewasa yang memperhatikan "Oh wow aku tidak pernah terpikir jika Kim Doyoung yang akan dekat dengan mu" Ucap Youngjae.

Taeil langsung menoleh "Kau mengenalnya?"

Youngjae mengangguk "Aku menyelamatkannya di jembatan waktu itu, dia hampir terjatuh jika aku tidak segera menyelematkannya"

"Dia manis juga" Ucap Jaebeom sambil menyenggol lengan Taeil.

"Hentikan, aku kenal dia karena dia gurunya Yangyang dan dia juga akan menjadi guru privatnya jadi apa salahnya aku dekat dengannya?" Ucap Taeil.

Jaebeom dengan Youngjae hanya terkekeh melihat Taeil yang sepertinya salah tingkah, lalu mereka pun turun dan menghampiri Doyoung dengan anak anak di bawah.

Taeil menatap yangyang lalu menatap Doyoung "Bisakah kita bicara?"

Doyoung mengangguk lalu ia pun berdiri dan menyusul Taeil dengan Winter dan Yangyang di belakangnya.

"Duduklah" Doyoung pun duduk di salahsatu sofa dengan Winter dan Yangyang.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara kau dengan Yangyang, tapi kau harus mendengar ucapan Yangyang" Ucapnya membuat Doyoung bingung.

"Yangyang bisa kau beritahukan pada Doyoung-ssaem?" Ucap Taeil pada Yangyang.

Doyoung langsung menoleh pada Yangyang menunggu penjelasannya, Yangyang menatap ayahnya yang mengangguk padanya "Yangyang tidak mau sekolah lagi"

Doyoung mengernyit "Kenapa? Apa ada masalah?"

Yangyang hanya diam tidak menjawab ia langsung menundukkan kepalanya membuat Doyoung langsung menatap Taeil karena bingung "Sebenarnya ada apa Tuan?" Tanyanya.

"Haechan dipindahkan sekolahnya karena semenjak Yangyang tidak sekolah, Haechan menjadi bulan bulanan teman temannya di kelas dan pihak sekolah memberi saran agar Yangyang tidak kembali ke sekolah" Ucap Taeil membuat Doyoung terkejut.

Doyoung terkejut tidak percaya dengan apa yang diucapkan Taeil, ada apa dengan orang orang di sekolah itu? Kenapa mereka sama sekali tidak memiliki toleransi pada sesama? Haechan pun ikut terkena batunya karena selalu membela Yangyang, apa yang salah dari Yangyang? Dia hanyalah anak kecil yang tidak tahu apa apa dan harus mendapatkan komentar tidak bagus dari orang dewasa maupun teman sebayanya.


"Doyoung-ssi"

Doyoung langsung membalikkan badannya dan melihat Taeil menghampirinya "Aku ingin meminta maaf karena sudah merepotkan mu" Ucap Taeil seraya membungkuk.


"Tidak tidak perlu, aku sama sekali tidak merasa direpotkan malahan aku sangat berterimakasih padamu karena sudah banyak membantuku" Ucap Doyoung.

"Jujur aku memang kurang memperhatikan anakku, semenjak ibunya meninggal aku melampiaskan semuanya pada pekerjaan sampai aku benar benar kurang memberikan waktuku untuk Yangyang. Dan setelah melihat perubahan Yangyang aku tersadar selama ini Yangyang harus menyimpan perasaannya sendiri" Doyoung menatap wajah Taeil yang tengah berbicara dengannya ia bisa lihat wajah lelahnya dan wajah stressnya begitu jelas tersirat apa Tuan Moon itu jarang istirahat?

"Kau tidak sepenuhnya salah Tuan Moon, aku tahu bagaimana rasanya ditinggalkan oleh seseorang yang kita sayangi dan kau masih harus bertahan hidup demi anakmu, itu sudah menjadi hal yang bagus, kau mampu menjalani hidupmu demi Yangyang walaupun memang pada akhirnya kita akan menjadi buta waktu" Ucap Doyoung seraya menatap pemandangan di hadapannya.

Doyoung menatap Taeil lalu tersenyum "Kau sudah menjadi ayah yang bertanggung jawab untuk Yangyang, jika kau tidak memperhatikannya kau tidak mungkin meliburkan diri hanya untuk Yangyang bukan? Kau juga mengenyampingkan rasa stress mu hanya untuk Yangyang, itu terlihat jelas di wajah mu Tuan Moon"

Hah seperti ini rasanya bercerita dengan tenang pada seseorang, walaupun tidak ada hubungan yang spesial antara dirinya dengan Doyoung tapi ia lumayan nyaman bisa sedikit mencurahkan isi hatinya. Pantas saja anaknya begitu menempel pada laki laki muda di sampingnya ini.

"Doyoung-ssi, apa kau mau tinggal disini?"

Mata Doyoung langsung terbuka lebar "Hah? Maksud mu?" Ucapnya tidak mengerti dengan apa yang di tawarkan oleh Taeil.

"Tinggalah disini bersama Winter, setidaknya sampai ibumu benar benar kembali sehat" Ucapnya membuat Doyoung terdiam kebingungan.




To be continued...

[END] I Want Perfect Family | ILYOUNGWhere stories live. Discover now