🔅60

3.3K 593 100
                                    

Seperti ibu hamil pada biasanya, Doyoung melewati minggu minggu yang menurutnya masih normal karena usia kandungannya yang terbilang masih belum benar benar membesar, hanya saja ia mulai merasa kelelahan walaupun itu hanya sekedar jalan dan jarak jalannya pun tidak sampai bermeter meter lebihnya.

Perutnya yang awalnya rata sudah mulai mengembang, perkiraan usia kandungannya sekarang masuk minggu ke 6 yang dimana semua organ janin bayinya sudah mulai berkembang.

Selain itu semenjak kehamilannya, ia merasa keluarganya mulai memperhatikannya dengan penuh, seperti Eommanya yang selalu membantu dan memberi nasihat nasihat kecil, dan kedua anak itu yang selalu membuat Doyoung gemas sendiri karena kelakuan mereka yang benar benar kelewat menggemaskan. Contohnya saat Doyoung akan pergi ke kamar mandi, Yangyang dengan Winter akan mengikutinya dan menunggunya di luar, mereka bilang mereka hanya takut Doyoung terpeleset maka dari itu mereka selalu menunggu di luar.

Sedangkan Taeil, ya seperti biasa ia masih tetap bekerja bahkan selalu lembur, tapi ia juga masih terus memperhatikan Doyoung entah itu setelah pulang kerja ia akan selalu memijat kaki Doyoung padahal yang seharusnya di pijat adalah dirinya.

Dan sekarang Doyoung tengah duduk santai di atas sofa sambil menonton film ditemani oleh kedua anaknya dan juga eommanya, Nyonya Kim.

"Bunda, kenapa perut ibu hamil selalu membesar?" tanya Yangyang pada doyoung yang tengah menyender manja pada Nyonya Kim.

Ah ya! Semenjak dirinya hamil, ia semakin manja pada ibunya, entah itu bawaan dari bayi atau bagaimana ia tidak tahu? Karena akhir akhir ini ia selalu menempel pada eommanya, entah itu sedang duduk biasa ataupun sedang melakukan hal lain. Ia akan selalu memeluk eommanya dan mendusal di pundaknya.

Nyonya Kim tersenyum "Coba Yangyang pikir kenapa ibu hamil perutnya selalu membesar?"

Yangyang tampak berpikir "Karena ada bayi di dalam perutnya?" ucapnya.

Nyonya Kim mengangguk "Betul, karena di dalam perut ada bayi dan bayinya akan terus membesar sampai akhirnya ibu harus mengeluarkannya dengan cara melahirkan."

Yangyang mengangguk paham, berarti Doyoung pun akan mengalami hal yang sama bukan? Berjalannya waktu pasti perut Doyoung akan mulai membesar dan Ten pernah memberitahunya, jika yang hamil adalah laki laki maka cara mereka melahirkannya melalui operasi.

"Eomma, apa saat Eomma hamil dulu seperti ini?" tanya Doyoung pada Nyonya Kim.

Nyonya Kim tersenyum sambil mengelus lembut kepala anaknya "Hemm ya tidak terlalu, kau sangat manja sekarang hahaha. Tapi tidak apa berarti bayimu ingin selalu diperhatikan seperti ini."

Doyoung mengangguk sambil mengelus perutnya yang ditutupi oleh t-shirt putihnya, sekarang ia lebih sering memakai kaos kaos biasa dan juga memakai celana yang berbahan kain, entah itu celana pendek ataupun panjang. Karena Dokter menyarakannya untuk memakai celana yang tidak mengetat saat digunakan karena bisa terjadi penekanan pada perutnya.

"Dan sebentar lagi perut ku pun akan memiliki garis garis seperti di perut mu Eomma." ucap Doyoung sambil terkekeh.

"Tidak apa, itu bisa dihilangkan dan dirimu pun masih muda, banyak cara agar garis garisnya menghilang." balas Nyonya Kim.

Doyoung mengangguk "Sepertinya sekarang perut Sana sudah lebih besar, dan dia bilang beberapa bulan kedepan ia sudah mulai mempersiapkan proses melahirkannya."

"Apa kau takut?" tanya Nyonya Kim pada Doyoung.

Doyoung mendongak lalu menggelengkan kepalanya "Tidak, ini resiko menjadi ibu hamil bukan? Walaupun seorang pria tapi tetap saja aku harus mengeluarkan bayinya, dan aku juga harus semaksimal mungkin menyelamatkan bayinya."

Nyonya Kim tersenyum, ia lupa anaknya sudah tumbuh dewasa sudah tidak membutuhkan sebotol susu lagi dan juga sudah bisa berjalan sendiri, ia tidak perlu lagi takut anaknya terjatuh dan menangis, karena sekarang anaknya sudah memiliki pasangan yang senantiasa menjaganya dan menyayanginya dengan tulus.

…………………

Cklek!

Taeil membuka pintu kamar dengan perlahan, karena waktu sudah menunjukkan jam 1 pagi dan semua orang sudah tertidur ia harus dengan hati hati untuk membuka pintu.

Akhir akhir ini ia selalu lembur, banyak perusahaan yang ingin mengembangkan projek bersama perusahaannya dan ia juga butuh waktu yang lumayan lama untuk mempertimbangkannya dan membuatnya harus lembur, sebenarnya ia benar benar tidak ingin lembur seperti ini. Yang ia inginkan pulang sore dan memperhatikan Doyoung.

"Ah pundakku sakit." lirihnya saat membuka jasnya.

Ia pun menggantungkan jasnya lanjut membersihkan tubuhnya, setelah selesai mandi ia pun kembali membereskan peralatan kerjanya seperti sepatu dan pakaiannya yang tergeletak dan tentu saja membenarkan posisi tidur Doyoung yang terlihat tidak nyaman.

"Ehmm, hyung itu kau?" gumam Doyoung dengan matanya yang tertutup.

Taeil hanya diam sambil membenarkan selimutnya dan mengusap kepala istrinya itu.

"Hyung." panggil Doyoung padanya saat akan melangkahkan kakinya.

Doyoung pun bangun dari tidurnya dan mengusap matanya "Kau baru pulang?"

Taeil membalikkan badannya "Iya aku barusaja pulang, aku terlalu berisik ya? Maaf, tidurlah kembali."

Doyoung menggelengkan kepalanya lalu menarik tangan Taeil agar mendekat padanya "Aku merindukan mu." ucapnya sambil memeluk tubuh Taeil.

"Pasti kau lelah karena selalu lembur." sambungnya.

Taeil tersenyum sambil mengusap kepala Doyoung "Setelah melihat mu lelah ku jadi hilang."

Doyoung mendongakkan kepalanya "Apa kau lapar? Aku akan memasak untukmu."

"Tidak aku sudah makan di kantor tadi, kau masih mengantuk bukan? Ayo tidur lagi." ucap Taeil.

Doyoung menggelengkan kepalanya "Aku menunggu mu pulang hyung, setiap kau pulang aku selalu tertidur, tapi aku sengaja tidak tidur sekarang untuk menunggu mu."

Taeil tersenyum lalu ia pun duduk di hadapan Doyoung, matanya menatap kearah perut Doyoung yang tertutup oleh kaosnya.

"Bagaimana dengan si kecil ini? Apa dia baik baik saja? Apa ibunya makam dengan baik hari ini?" ucap Taeil sambil mengusap perut Doyoung.

Doyoung tersenyum "Dia sangat baik, apalagi setelah di pegang oleh Papahnya dia menjadi sangat lebih baik sekarang."

Taeil terkekeh sambil mengusak rambut Doyoung, ia tidak bisa bayangkan bagaimana menggemaskannya nanti anaknya ketika lahir. Kedua anaknya yang lain dan Doyoung saja sudah sangat menggemaskan, entah ia akan tetap kuat atau tidak dengan semua kegemasan ini.

"Hyung," ucap Doyoung sambil menggenggam tangannya.

"Hyung, jika kau sedang banyak pikiran tolong cerita denganku. Aku memang tidak bisa membantu banyak tapi setidaknya aku bisa mendengar keluh kesah mu, Aku tidak mau dirimu sakit lagi." ucapnya.

Taeil tersenyum lalu menggenggam balik tangan Doyoung "Kalau begitu, bisakah kita saling bercerita maupun itu tentang suka dan duka, kita bisa saling terbuka dan berjalan bersama. Kita sudah sejauh ini, aku mencintaimu dan kau mencintaiku dan akan tetap seperti ini sampai kapanpun."

"Aku tidak pernah menuntut apapun darimu, aku hanya ingin dirimu tetap bahagia dan anak anak kita juga bahagia, melihat mu seperti ini sudah menjadi kebahagiaan tersendiri untukku. Dan aku tetap ingin melihat senyum manismu seperti ini, aku tidak mau senyuman manismu hilang karena satu hal yang tidak jelas." ucap Taeil sambil membelai lembut pipi Doyoung.

Doyoung tersenyum sambil mengangguk, ia pun memeluk tubuh Taeil erat dan memejamkan matanya, jika bisa ia ingin terus seperti ini bersama orang yang dicintainya.



















To be continued...

Gess yo vote dong baby nya Mau cowok atau cewek? Komen di masing masing tempat ya.


Vote for Cowok.

Vote for Cewek.

[END] I Want Perfect Family | ILYOUNGWhere stories live. Discover now