🔅 12

7.5K 1.4K 96
                                    

Yangyang menutup pintu kelasnya lalu pergi menuju taman sekolahnya, sebenarnya ia tidak benar-benar ingin pergi ke toilet ia hanya ingin pergi dari kelas agar bisa jauh dari orang-orang, ia hanya ingin sendirian di bawah pohon besar yang sudah menjadi tempat kesukaannya itu, tidak ada siapapun yang bisa mengganggunya dan tidak ada suara apapun yang mengganggu telinganya.

"Papah hiks...aku ingin pulang...."

"Mama hiks...Mama..."

Ia menangis mengeluarkan semua yang ia tahan selama ini, ia selalu menahannya agar tidak menangis di hadapan Haechan, di hadapan teman temannya dan di hadapan ayahnya sendiri, terkadang ia pun lupa kapan terakhir ia menangis, dan sekarang ia benar benar tidak tahan lagi.

Di umurnya yang masih kecil, ia sudah mendapat ejekan pedas dari teman temannya, selain karena ia tidak memiliki ibu ia juga di ejek memiliki tubuh yang kurus berbeda dengan saudaranya Haechan yang sedikit berisi di banding dengannya.

"Yangyang..."

Yangyang langsung terdiam saat ia mendengar suara lembut memanggil namanya, ia langsung menolehkan wajahnya dan melihat seorang wanita yang tersenyum padanya, memakai dress putih dan bercahaya.

"Yangyang..." Panggil wanita itu lagi.

"Mama?" Ucapnya saat menyadari wajah si wanita cantik itu yang sama persis dengan foto yang di tunjukan oleh Ten.

"Jangan menangis" Ucap wanita itu dengan suaranya yang lembut.

bibirnya seketika bergetar "Mama aku tidak mau sekolah hiks...aku mau ikut dengan mama hiks...mama jangan pergi hiks..."

Wanita itu tersenyum lalu menyentuh dada Yangyang "Aku selalu ada disini kapanpun dan dimanapun aku selalu bersama mu, Yangyangku sayang"

Lalu perlahan wanita itu menghilang dari pandangan membuat Yangyang terkejut dan langsung mencarinya lalu beberapa detik kemudian ia tersadar bahwa itu hanyalah bayang-bayang ibunya saja yang sering ia lihat akhir akhir ini, ibunya tidak nyata ada bersamanya.

"Yangyang! astaga ternyata kau disini ternyata" Ucap Doyoung berlari menghampiri Yangyang dengan nafasnya yang terengah engah.

Doyoung menatap Yangyang lalu ia pun mendudukkan tubuhnya di salah satu akar besar "Kemari duduk di pangkuanku"

Yangyang menatap Doyoung dengan wajah yang sudah basah karena air mata, ia menggelengkan kepalanya lalu kembali menunduk.

"Kemari" Karena Yangyang terus menolak akhirnya ia pun mengangkat tubuh Yangyang lalu mendudukkannya di pangkuannya.

"Dimana yangyang kemarin yang manis ini? Kenapa wajahnya sedih seperti ini? Ayo bersihkan air matanya" Ucap Doyoung sambil menyeka air mata Yangyang menggunakan tangannya.

"Jika Winter melihat mu menangis seperti ini pasti dia juga akan ikut menangis, dia tidak suka melihat temannya menangis" Ucap Doyoung.

Yangyang menoleh pada Doyoung sekilas lalu kembali menundukkan kepalanya "Kenapa semua oranh tidak menyukai ku? Apakah aku tidak berhak untuk bahagia? Kenapa ssaem terus bersikap baik padaku?"

Doyoung terdiam lalu sedetik kemudian tersenyum "Yangyang aku tahu ini sangat sangat berat untukmu dan anak sebaik dirimu tidak pantas mendapatkan hal seperti ini, tapi percayalah ini adalah awal dari perjalanan mu untuk mendapatkan sesuatu yang lebih layak, jangan biarkan mereka membuatmu terpuruk, dan satu hal lagi jika ibumu melihat mu seperti ini dia akan sangat sedih, kau tidak mau melihat ibumu sedih bukan?"

"Dimana pun ibumu berada dia selalu ada bersamamu, hubungan batin ibu dengan anak sangat kuat kalian tidak akan pernah terpisahkan walaupun ibumu sudah tidak ada, cintanya masih ada untukmu"

[END] I Want Perfect Family | ILYOUNGWhere stories live. Discover now