🔅 5 (re-write)

10.2K 1.6K 528
                                    

Malam hari terasa dingin dengan udara yang berhembus kencang menerpa rambut hitam Doyoung yang tengah diam di sisi jembatan dengan hidungnya yang mulai memerah karena dingin.

Ia menghela nafasnya lalu mendongakkan kepalanya menatap cahaya kerlap-kerlip di langit sana "Ayah, Bagaimana kabar mu? Apa kau selalu melihat kami disini? Ya kau tahu kesehatan Eomma semakin memburuk, tapi dia masih bisa bersikap seolah dia sehat bahkan tidak sedang sakit agar aku tidak mengkhawatirkannya"

Ia pun menaikkan satu kakinya pada pembatas jembatan menatap bawah jembatan yang sangat tinggi dan curam itu bisa ia lihat derasnya air sungai yang berada di bawah jembatan itu bisa melenyapkan tubuhnya sekaligus.

"Apa aku siap mengadopsi Winter?"

Sebenarnya ia sudah memikirkan beberapa kali soal ia akan mengadopsi Winter, tapi ia masih ragu karena dirinya harus merawat sang Ibu yang semakin hari semakin memburuk keadaannya. Ia tidak mau terus-menerus merepotkan sahabatnya Sana yang sebentar lagi akan melangkah ke jenjang pernikahan bersama calon suaminya.

Ia pun menaikkan lagi satu kakinya pada pembatas jembatan dengan niat akan duduk di pembatas itu tapi tanpa ia sadari pembatas jembatan itu licin otomatis kakinya terpeleset dan hampir terjatuh jika tidak ada yang menahannya dari belakang.

"Aish!" terdengar suara berat seorang pria yang menahan tubuhnya dari belakang.

Mata Doyoung terbelalak sempurna ketika melihat ke bawah jembatan dan jantungnya pun langsung berdetak begitu cepat jika tidak ada yang menahannya mungkin detik ini juga Doyoung akan jatuh dan terbawa arus sungai yang sangat deras itu.

"Kau tak apa?" Tanyanya dengan wajah yang khawatir.

Doyoung membalikkan badannya lalu mengangguk pada seorang laki laki yang menolongnya itu "Aku tidak apa apa" Ucapnya dengan suara yang bergetar.

"Kau sedang apa? Mencoba mengakhiri hidup?" Doyoung terkesiap, sepertinya pria itu salah paham karena melihat dirinya menaiki pembatas jembatan tadi.

"Ah bukan seperti itu, ta-tadinya aku hanya ingin duduk di pembatas itu tapi kakiku terpeleset"

Tiba-tiba handphonenya di dalam saku bergetar dengan cepat ia pun mengambil handphonenya lalu mengangkat telepon dari 'Sana'.

"Ada apa sana?"
__________________________

Doyoung cepat kemari!!
__________________________

"Ada apa dengan eomma?! Sana??"
__________________________

Cepat Doyoung!!!
__________________________

Sambungan mati mendadak membuatnya langsung panik, suara sana di telepon tadi bergetar seperti menahan tangis dan sekarang hatinya resah jantungnya berdegup begitu kencang wajahnya memanas.

Pria itu mengernyitkan dahinya saat melihat Doyoung yang tampak panik dan kebingungan "Ada apa?"

Doyoung menoleh "a-a maaf Tuan a-aku harus pergi ke rumah sakit sekarang"

"Rumah sakit?"

"Ayo aku antar" Ucap pria itu, Doyoung mengangguk tanpa berpikir karena tidak mungkin juga ia berlari menuju rumah sakit yang letaknya sangat jauh.

[END] I Want Perfect Family | ILYOUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang