🔅 20 (re-write)

7.2K 1.2K 290
                                    

Hari ini adalah hari pertamanya sebagai guru homeschooling dimulai, sebenarnya tidak beda jauh dengan kegiatan sehari hari di sekolah karena Yangyang sudah memiliki kemampuan belajar sendiri jadi ia hanya meneruskan apa yang dipelajari disekolah saja dengan buku buku yang ia dapat dari sekolah.

Pembelajaran pun berjalan dengan baik dan Yangyang pun memperhatikan dengan fokus seperti di sekolah.

"oppa ini berapa?" Yangyang mengalihkan pandangannya pada buku Winter yang berisikan soal yang menurutnya sangat mudah "Winter tidak tahu 10+3 berapa??"

"Soalnya sangat susah oppa? Kepala winter berputar putar" Ucapnya sambil menidurkan kepalanya pada meja.

"Coba hitung semua jarimu ada berapa?" Ucap Yangyang.

Winter mengerucutkan bibirnya lalu mengangkat kedua tangannya dengan malas "jari Winter ada ehmm satu dua tiga empat lima yaaa ada sepuluhh"

"Jari winter ada sepuluh kan? nah ini berapa?" Tanya Yangyang dengan 3 jarinya yang terangkat.

"Satu...dua...tiga, tiga oppa" Ucap Winter.

"Nah coba hitung semua jari mu lalu lanjutkan hitung jariku ini"

Winter mengangguk lalu ia pun mulai menghitung jarinya "satu...dua...tiga...empat lima enam tujuh...delapan sembilan sepuluh...Sebelas dua belas tiga belas!" Ucap Winter seraya mengenggam jari Yangyang dengan senang karena bisa memecahkan soalnya.

Doyoung tersenyum gemas memperhatikan bagaimana sabarnya Yangyang mengajari Winter dan bagaimana Winter tetap menghitung jari Yangyang walaupun ia merasa lelah dan bosan.

"Yeee sudah beresss" Winter pun berdiri dari duduknya lalu menyerahkan bukunya pada Doyoung.

Doyoung tersenyum lalu mengusak rambut Winter "Kerja bagus Winter, ucapkan terimakasih pada Yangyang"

"Terimakasih oppaa" Ucap Winter seraya memeluk Yangyang.

Yangyang tersenyum seraya membalas pelukan Winter lalu ia pun menoleh pada jam dinding di ruang belajar "Ssaem apa sekarang waktunya makan siang?"

Doyoung menoleh lalu melihat jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul 1 siang dimana waktunya anak anak untuk beristirahat "Kalau begitu ada yang ingin kau makan? Akan aku masakan sekarang"

"Roti melon dan susu coklat" Ucap Yangyang seraya tersenyum menampilkan deretan giginya.

"Aku ingin makan Roti melon seperti di sekolah ssaem"

Doyoung hanya tersenyum lalu ia pun mengangguk mengiyakan permintaan Yangyang "Baiklah, ayo kita beli roti melonnya"

Mereka bertiga pun berjalan menuju supermarket yang letaknya tidak jauh dari rumah jadi tidak perlu memakai kendaraan apapun untuk menuju ke minimarket.

"Winter jangan berlari" Cegah Doyoung pads Winter yang sedari tadi begitu semangat sambil berlari lari.

Yangyang pun sama cemasnya melihat Winter yang terus menerus menarik lengannya sambil berlari, ia takut jika tiba tiba Winter tersandung lalu jatuh.

Dug!

"Aduh" Doyoung langsung menghentikan langkahnya saat Winter dengan Yangyang tidak sengaja menabrak seorang pria yang tengah meminum kopinya sampai terjatuh ke aspal.

Yangyang langsung menelan ludahnya mentah mentah karena apa yang ia takutkan akhirnya terjadi, sepertinya pria besar di hadapannya itu akan marah besar karena melihat kopinya sudah menyatu dengan jalanan aspal.

Doyoung langsung menghampiri kedua anak itu lalu meminta maaf pada pria yang tidak sengaja tertabrak "Maafkan anak anak ini Tuan, mereka tidak sengaja menabrak"

Pria itu menatap Yangyang dengan Winter sampai keduanya ketakutan dan langsung bersembunyi di belakang tubuh Doyoung, Doyoung menatap pria di hadapannya itu dan berusaha bersikap ramah "Aku akan menggantikannya" Ucapnya namun sepertinya pria itu benar benar tidak senang.

Sret!

Doyoung terkejut saat jaket jeans nya di tarik langsung oleh pria itu sanpai begitu dekat dengan wajahnya "Tu-tuan mereka benar benar tidak sengaja, mereka hanya anak kecil a-aku akan menggantikan kopinya" Ucap Doyoung berusaha membujuk pria itu.

Namun pria itu benar benar tidak terima dengan apa yang telah terjadi pada kopinya itu "Ini bukan tentang sengaja atau tidak sengaja, aku baru membeli kopi itu dan bahkan bibirku belum menyentuh cupnya lalu bocah bocah mu ini menjatuhkan kopi ku!"

"A-aku minta maaf-"

"Kata maaf tidak akan bisa menggatikan kopi itu!!" Ucap pria itu dengan tangan yang terangkat siap untuk melayangkan pukulannya.

Doyoung langsung menutup matanya saat kepalan tangan sudah melayang menuju wajahnya "Papah!" Pekik Yangyang reflek membuatnya langsung membukakan matanya dan melihat dua kepala tangan pria itu sudah tertahan di depan wajahnya.

"Bisa kah kita berbicara dengan baik? jangan ada kekerasan disini" Ucap Taeil dengan tangannya yang menahan.

Pria itu menatap Taeil tidak suka "Siapa kau berani menghalangi ku? Kau ingin ku hajar juga huh?"

Taeil menatap pria itu dengan wajah sedikit kesalnya "Sebenarnya siapa disini yang anak anak? Hanya karena sebuah kopi kau begitu murka pada mereka"

"Mereka anak anakku, kau berani memukulnya berarti kau juga berurusan dengan ku" Ucap Taeil dengan tatapan mengancamnya.

Pria itu terkekeh lalu memperhatikan Taeil dari bawah sampai atas "ha! Kau ingin menghajar ku dengan tubuh pen-"

Bug!

Doyoung membelalakan matanya begitu pula dengan anak anak yang langsung bersembunyi kembali di balik kaki Doyoung dan memeluknya dengan erat karena tidak berani melihat kedua pria dewasa di hadapan mereka tengah berkelahi.

"Uhuk!" Pria itu terjatuh lemas dengan hidungnya yang berdarah terkena pukulan dari Taeil.

"Sebaiknya kau pergi dari hadapanku sekarang" Ucapnya lalu membalikkan tubuhnya dan menatap Yangyang dengan Winter yang tengah ketakutan.

Yangyang dengan Winter langsung memperlihatkan diri mereka yang sedikit ketakutan terutama Winter terlihat tangannya bergetar, Taeil yang melihatnya langsung menarik tangan Winter lalu memeluknya "Tenang, tidak usah takut sekarang kalian aman" Ucap Taeil sambil mengelus kepala Winter dengan lembut lalu menggendongnya.

"Yangyang baik baik saja? Apa kau terluka?" Tanya Taeil pada Yangyang.

Yangyang mengangguk lalu menatap Yoyoung yang tadi hampir di pukul oleh pria itu "Doyoung-ssaem" Panggilnya pada Doyoung yang mendadak terdiam.

Doyoung langsung tersadar lalu menggelengkan kepalanya "Ya aku baik baik saja, hanya terkejut sedikit"

"Papah kenapa ada disini? Bukankah papah harus bekerja sekarang?" Tanya Yangyang setelah menyadari kedatangan ayahnya yang tiba tiba, padahal ini belum masuk waktu ayahnya pulang.

Taeil tersenyum menanggapi pertanyaan Yangyang yang sepertinya membuat Doyoung penasaran juga "aku sedang dalam jadwal bebas hari ini, aku memutuskan untuk pulang lebih cepat lalu melihat kalian bertiga ada disini"

Doyoung mengangguk menanggapi ucapan Taeil lalu ia pun berjalan bersampingan dengan Taeil dan Yangyang meneruskan perjalanan mereka menuju minimarket di ujung jalan, di sisi lain mereka semua tidak menyadari bahwa sedari tadi ada 2 orang yang terus mengawasi mereka.


Sesampainya di supermarket Taeil langsung memberikan trolley pada Doyoung "Ambil apa yang kalian butuhkan" Doyoung hanya tersenyum canggung karena niat awalnya hanyalah untuk membelikan anak anak roti melon.

"Sebenarnya aku kesini hanya untuk membelikan anak anak roti melon karena mereka menginginkannya" Ucap Doyoung.

Taeil mengangguk menanggapi ucapan Doyoung "Kalau begitu ambil roti melon yang banyak untuk stok anak anak di rumah" Ucapnya kembali membuat Doyoung tertawa canggung.

To be continued...

[END] I Want Perfect Family | ILYOUNGWhere stories live. Discover now