🔅75 (end)

2.8K 339 81
                                    

Di pagi ini terlihat Doyoung tengah menggendong Yoon Wo di ruang Tv sambil memperhatikan Winter yang sedang mengerjakan tugas sekolah lalu Yangyang dengan Taeil datang dari arah luar karena mereka baru selesai mencuci mobil bersama dengan supir supirnya.

"Winter sedang apa?" tanya Yangyang pada Winter.

Winter menoleh pada Yangyang lalu menggeserkan buku sekolahnya dan memperlihatkannya pada Yangyang "Tugas sekolah, ssaem bilang nanti senin harus di kumpulkan."balasnya.

"Mau ku bantu?" ucap Yangyang menawarkan dirinya.

Winter menggelengkan kepalanya sambil menulis "Aniya, Winter bisa sendiri."

Yangyang mengangguk lalu ia pun menyenderkan tubuhnya pada sofa sambil memperhatikan Doyoung yang berdiri sambil menggendong Yoon Wo, lalu Taeil pun datang menghampiri Doyoung dengan gelas ditangannya.

cup!

Yangyang terkekeh saat ia melihat Taeil menghampiri Doyoung dan langsung mencium pipinya, sudah berapa kali ya ia melihat papahnya mencium pipi Doyoung dalam sehari? mungkin 5 atau 4? sepertinya hobby ayahnya adalah mencium pipi Doyoung.

"Hyung..." rengek Doyoung pada Taeil.

Taeil tersenyum lalu duduk di sofa di susul dengan Doyoung yang ikut duduk di sampingnya "Aku tidak melihat Eomma, kemana dia pergi?"

"Eomma pergi ke makam Appa, lalu pulangnya dia akan mampir ke panti asuhan dulu." balas Doyoung.

Taeil mengangguk lalu meminum kopinya, setelah itu ia pun menyimpan gelas kopinya di meja "Berikan padaku." ucapnya pada Doyoung.

Dengan perlahan Doyoung pun mengangkat tubuh kecil Yoon Wo dan memindahkannya ke pangkuan Taeil, disaat seperti itu pun Yoon Wo sama sekali tidak terbangun dari tidurnya, bahkan saat setelah Yoon Wo datang rumah tetap tenang seperti biasanya hanya suara-suara keras dari Winter yang sering terdengar, mereka belum pernah mendengar Yoon Wo menangis lagi terkecuali saat bayi itu memang benar-benar kelaparan tapi anehnya beberapa hari kemudian orang-orang tidak pernah mendengar bayi itu menangis, Yoon Wo begitu tenang walaupun banyak kegaduhan di lingkungannya.

"Lihat kenapa dia bisa setenang ini?" ucap Taeil sambil mengelus pipi tembam anaknya.

"Di saat Noonanya berteriak-teriak pun dia tetap tenang." lanjutnya.

Yangyang mengangguk setuju "Benar, waktu itu Bunda sedang di toilet lalu aku dengan Winter menjaga Yoon Wo, lalu tiba-tiba ada serangga terbang menghampiri Winter dan dia langsung berteriak sangat keras sampai Bunda pun keluar dari toilet karena terkejut tapi Yoon Wo tetap tidur." ucap Yangyang terheran-heran.

Doyoung tersenyum menatap wajah tenang Yoon Wo "Sudah aku bilang dia mirip dengan mu hyung, kau ingat ketika dirimu diterpa banyaknya masalah tapi kau berusaha tetap tenang dan menyelesaikan semuanya satu persatu, itu terbawa pada Yoon Wo sekarang."

"Apa itu benar? aha sepertinya itu hanya kebetulan saja, kau tahu sendiri aku selalu panik ya walaupun begitu aku tetap berusaha tenang, Eomma ku dulu pernah bilang padaku jika kita ingin menyelesaikan masalah dengan baik maka kita harus menenangkan diri terlebih dahulu agar kita bisa berpikir dengan jernih dan menyelesaikan satu-persatu masalah kita, kita tidak boleh bersikap gegabah dalam menjalankan satu hal." ucap Taeil.

Doyoung terkekeh kecil saat melihat Yangyang dengan Winter yang tanpa sepengetahuan sudah duduk menghadap Taeil dengan wajah serius mereka mendengarkan ucapan Taeil, terlebih wajah Winter yang terlihat lucu karena dirinya seakan-akan mengerti apa yang di bicarakan oleh Taeil.

"Apa kalian mengerti apa yang diucapkan Papah?" tanya Doyoung pada Yangyang dan Winter.

Yangyang dengan Winter menggerakkan kepalanya tidak kompak membuat Doyoung menggelengkan kepalanya sambil tersenyum "Anak-anak tetaplah anak-anak." ucapnya.

"Ngomong-ngomong aku sudah lama tidak mendengar kabar teman mu, kemana dia?" tanya Taeil pada Doyoung.

Doyoung tampak berpikir "Sana maksudmu hyung?"

Taeil mengangguk menanggapi pertanyaan Doyoung sambil menepuk-nepuk pelan kaki Yoon Wo "Dia dan suaminya pindah ke Jepang setelah Sana melahirkan bayi perempuan, mereka memutuskan pindah karena kebetulan suaminya mendapatkan proyek di Jepang."

"Oh seperti itu, sayang sekali aku belum melihat anaknya tapi tidak apa-apa mungkin kapan-kapan kita bisa jalan-jalan ke Jepang." ucap Taeil di akhiri dengan tawa kecil.

Mendengar kata 'Jepang' mengingatkan Winter pada seseorang yang dekat dengan Yangyang, dan sepertinya seminggu yang lalu ia dengan Yangyang habis bermain dengannya "Oppa teman oppa yang bisa bicara seperti Doraemon itu siapa?" tanyanya pada Yangyang.

Yangyang menatap bingung Winter, siapa temannya yang bisa berbicara seperti Doraemon? kenapa Winter tiba-tiba menanyakan itu? ia tidak ingat memiliki teman yang bisa berbicara seperti Doraemon "Aku tidak punya teman yang bisa berbicara seperti Doraemon."

Winter menghela nafasnya sambil menangkup kepalanya, kenapa ia tidak bisa mengingatnya? "Tidak oppa, itu ahm...apa ya? kemarin kita bermain dengan teman-teman oppa di rumah Haechan oppa, ada teman oppa yang bisa bicara seperti Doraemon."

Yangyang kembali berpikir sambil menyebutkan doraemon di otaknya ia terus mengingat-ingat teman-temannya yang bisa berbicara seperti nama kartun yang di sebutkam Winter, lalu sedetik kemudian matanya melebar "Shotaro!" ucapnya.

"Iya itu! Shonaro oppa!" ucap Winter senang setelah Yangyang mengingatnya.

"Namanya Shotaro Winter, bukan Shonaro." ralat Yangyang pada ucapan Winter.

Winter terkekeh "Ya itu Winter lupa, Shotaro oppa bisa bahasa Doraemon, ehmm kemarin dia bilang apa ya? moshi...moshi?? apa itu?"

Doyoung terkekeh melihat tingkah Winter yang terlewat menggemaskan "Moshi-moshi itu ketika kita menjawab atau sedang menelpon orang-orang, orang Jepang akan mengatan moshi-moshi sama seperti kita, hanya saja berbeda bahasa."

"Ooh jadi Shotaro oppa itu dari Jepang?" ucap Winter di angguki oleh Yangyang.

"Ayahnya Shotaro dengan Jaemin memang dari Jepang, itulah kenapa Shotaro bisa berbahasa Jepang." jelas Yangyang pada Winter.

Winter mengangguk paham ia langsung tertawa sambil menggaruk kepalanya malu karena salah menyebutkan nama Shotaro "Ihihi Winter salah menyebut nama Shotaro oppa."

Taeil tertawa melihat Winter "Aku tidak bisa membayangkan jika Winter kembali pada orangtuanya."

Doyoung menoleh pada Taeil lalu mengangguk "Sebenarnya memang bukan hak kita untuk Winter tetap bersama kita, orangtuanya masih hidup bahkan mencarinya dan sadar dengan kesalahan yang mereka buat."

"Selain itu Winter juga punya penyelamat di hidupnya, Winter tidak akan menjadi gadis pintar jika tidak bertemu denganmu, seperti Yangyang." ucap Taeil sambil tersenyum menatap wajah istrinya.

Doyoung tersenyum "Yangyang memang anak yang pintar hyung, dia hanya kesepian."

"Seperti hatiku tanpamu, kesepian." ucap Taeil langsung membuat Doyoung tersipu malu.

"Dasar kau ini." ucap Doyoung sambil memalingkan wajahnya yang tersipu malu.

Taeil tersenyum lebar lalu merubah wajahnya menjadi dramatis sambil memegang dadanya "Hatiku terasa kosong sebelum bertemu denganmu, terasa hampa-"

"Hentikan hyung, kau sudah punya 3 anak." ucap Doyoung sambil menangkup kedua pipi Taeil agar pria itu berhenti membuatnya malu.

Yangyang dengan Winter saling bertatapan lalu menutup mulut mereka karena tertawa, ternyata seperti itu gaya berpacaran orangtua mereka.





End.

I want perfect family Bab 1-75 tamat.

[END] I Want Perfect Family | ILYOUNGWhere stories live. Discover now