Tak lama kemudian, orang-orang yang menjadi dalang penyekapan keluarga Alexander, datang dengan membawa remaja laki-laki berumuran sekitar tiga belas tahun, dan seorang gadis kecil berusia sama dengan Ara.

Ara membekap mulutnya tak percaya, air matanya luruh begitu saja. "Kak Dimas, Cila? Kalian juga akan menjadi korban? Terus Ara mainnya sama siapa?" Gadis itu mulai melihat melalui celah jendela, aksi para orang-orang yang menyekap keluarganya itu.

"Kemana anak gadismu? Arghhh! Seharusnya kita harus lebih hati-hati, kemana kaburnya anak itu? Entar si bos marah, gimana?" frustasi salah seorang anggota penyekapan itu.

Tiba-tiba saja datang seorang pria, menggunakan hoodie berwarna hitam yang menutupi wajahnya. "Bodoh!! Kenapa kau membiarkan anak itu kabur. Ha-ha-ha tapi biarlah, anak itu tidak akan hidup lebih lama, tanpa seorang pun keluarga!" ucapnya sambil tersenyum miring.

Pria itu berjalan mendekati keluarga Alexander, dengan membawa satu buah pisau di tangannya. Dan kemudian membuka hoodie yang menutupi wajahnya. "Hei ... apa kau mengenaliku, tuan Adrian Alexander yang terhormat?" tanya pria itu, sambil menggoreskan pisau itu di wajah Adrian.

Adrian menatap wajah pria itu tak percaya. "Kau? Jadi kaulah yang menjadi dalang, di balik semua ini!"

"Iya, aku! Anak yang diangkat oleh keluarga mu karena kesepian, ketika kau memutuskan untuk bersekolah di luar negeri. Pasti kau berpikir, mengapa saya melakukan ini? Saya sangat membencimu! karena sejak kepulanganmu ke Indonesia, kasih sayang yang diberikan orang tuamu untuk saya mulai terbagi karena kehadiranmu. Saya sangat tidak suka membagi apapun yang sudah menjadi milik saya. Dan sejak kematian ayahmu, dia memberikan lebih banyak harta untukmu, dibandingkan untuk saya!" ucap pria itu.

"Dasar kurang ajar! Tak tau di untung, keluargaku sudah mengasuhmu. Dan inikah balasanmu?" sahut Adrian menahan sakit di wajahnya, yang terus mengeluarkan darah segar.

Pria jangkung itu menghentikan aksinya, lalu berdiri dan kemudian kembali berjalan ke arah Karmila--istri Adrian. "Dan kau! Apa kau tau? Sebelum kau dijodohkan dengan Adrian, akulah yang lebih dulu mengenal dan mencintai mu! Tapi kau lebih memilih bersama dengan, Adrian! Dan hari ini, kau akan ku bunuh! bersamaan dengan suami dan anak-anak tercintamu!" hardik pria itu, dan kemudian menggoreskan pisau nya ke wajah cantik Karmila.

Karmila menjerit menahan sakit di wajahnya itu, ia menangis tak seharusnya anak-anaknya diikutkan dalam urusan seperti ini. Karmila tak tega melihat wajah polos Dimas dan Cila. "Dasar brengsek!"

"Ohh tenanglah, sayang! Hari ini aku akan menuntaskan semua dendamku kepada kalian! Mari kita nikmati ini!" ucap pria itu kemudian memundurkan tubuhnya menjauhi Karmila.

Ara kecil masih setia menonton pertunjukan itu, air mata terus saja mengalir menghiasi mata indahnya. Tubuhnya gemetar menyaksikan aksi pertumpahan darah itu.

Pria jangkung itu tersenyum miring, mengangkat dan melihat dengan saksama benda tajam yang akan ia gunakan untuk membunuh orang-orang di depannya itu.
"let's start the show! Pertama kita mulai Dengan saudaraku tersayang, Adrian Alexander." Pria itu mendekat ke arah ayah Ara, kemudian mulai memainkan pisaunya di bagian tubuh Adrian.

Ruangan itu dipenuhi dengan suara tangisan, melihat Adrian yang hampir tak bernyawa. "Mari kita akhiri ini!" Pria itu mengambil sebuah pistol, lalu mengarahkannya ke arah kepala Adrian. Dan door! Kepala Adrian hancur berkeping-keping.

Karmila berlari ke arah suaminya itu, ia menangis sejadi-jadinya melihat keadaan suaminya yang sudah tak berbentuk. "Mas!"teriaknya histeris.

"Jangan menangis, sayang! Kau akan menyusul suami tercintamu itu." Pria itu beralih mengangkat Karmila di kerak bajunya, pertama ia menjambak rambut Karmila dengan brutal, lalu menusuk perut Karmila dengan pisaunya. Setelah merasa puas, pria itu beralih mengambil pistol yang ia gunakan untuk membunuh Adrian tadi. "Ucapkan selamat tinggal untuk kedua anak mu, itu!" ucap pria itu dan kemudian menembakkan peluru pada pistol itu ke kepala Karmila.

The Mission  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang