Utara & Selatan [#DS1 Selatan...

By Phinku

5.3M 653K 100K

[#1-teenfiction 30.11.2020] Tetangga seberang rumah? Musuh dari kecil? Tapi tinggal serumah? Pfffttt!!! 1. D... More

Prolog
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15 DELAPAN PERATURAN!
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
BAB 48
BAB 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53
BAB 54
BAB 55
BAB 56
BAB 57
BAB 58
BAB 59
BAB 60
BAB 61
BAB 62
BAB 63
BAB 64
BAB 65
BAB 66
Epilog
Ucapan
Pipip Pipip Buat Tanta!
Wuf you! | More than
ADA APA INI!!!
Utara & Selatan 2 ???

BAB 34

60.5K 8.7K 419
By Phinku

Tanta Readers sudah siap untuk bab ini? Oke langsung cusss aja hehe. 

Jangan lupa vote!

___________

^Happy Reading^

.

.

"Aduh tumpah," Selatan niatnya meletakan gelas air es itu di atas meja, tapi malah oleng hampir jatuh untungnya tidak pecah. Bukannya mengambil kain pel untuk membersihkan bekas airnya yang tumpah, Selatan malah selonjoran di sofa sambil main Get Rich.

Belum keliatan Bunda, berarti masih aman. Kalau Bunda keluar kamar, baru ambil pel buat bersihin bekas tumpahan airnya.

"Susu coklat hangatnya jangan lupa." Selatan yang rebahan di sofa langsung buka suara saat mendengar pintu kamar Utara dibuka. Ia tau pasti cewek itu yang keluar, karena jam delapan malam ini janjinya Utara akan belajar Matematika.

Utara dengan wajah malasnya langsung berjalan ke dapur merebus air. Dan kembali membawakan susu coklat hangat untuk Pak Tutor Matematikanya yang pewe rebahan sambil main hp.

"Udah, ayo belajar." Utara meletakan nampan berisikan gelas motif spiderman itu di atas meja.

"Hmmm."

"Ayo."

"Ck, nanggung game gue."

Utara mendengus sambil memutar bola mata malas. "Remote mana?"

"Cari aja."

Utara kembali mendengus, mencari benda berwarna hitam itu. Di bawah bantal, di bawah majalah ayah, dekat meja tv, di bawah sofa, tidak ada.

"Gak ada, Ata. Di mana?"

"Eh, nih nih, " Selatan menggerkan ketek kanannya, benda yang Utara cari itu terapit di antara dirinya dan sandaran sofa.

"Minjem," Utara berdiri di sisi meja.

"Ambil sendiri." Oh, tentu Selatan tidak ingin melewatkan game Get Rich-nya.

Memutar mata malas, Utara maju mengambilnya. "Dasar magera—"

Bhuk!

Tergelincir.

Entah siapa yang menumpahkan air di situ, Utara tidak tahu. Yang ia rasakan sekarang adalah ada sesuatu yang lembut menerpa keningnya.

Utara jatuh tepat di atas tubuh Selatan.

Selatan melupakan Get Rich-nya, ponselnya jatuh. Dia merasakan ada sesuatu yang menempel di bibirnya. Terkejut? Bahkan detak jantungnya bekerja dua kali lebih dari ritme normal saat Utara mendongakan kepalanya hingga dua iris mereka bertemu.

Napasnya beradu. Dan entah hal gila dari mana yang muncul, Selatan dengan tatapannya yang berubah intens menyisihkan beberapa helaian rambut di wajah Utara dengan lembut. Tanpa sadar, seulas senyum terpatri di bibirnya. Terlena seperti orang yang terhipnotis, tanganya beralih berada pada belakang kepala Utara, perlahan mendekatkan wajah cewek itu dengannya.

Selatan tidak munafik kalau Utara itu manis, bahkan jika dengan jarak dekat seperti ini. Tapi selalu satu, gengsi lebih utama untuk mengakui.

Otak Utara mengirimkan sinyal agar menarik tubuhnya untuk menjauh, tapi entah kenapa gravitasi Selatan melebihin 9,8 m/s. Wajah Utara terasa panas, dia mati gaya kehilangan daya angkat.

Selatan semakin mendekatkan wajah Utara.

Drrrtt drrrtt

Seperti orang yang tersadar habis dihipnotis, Utara terbelalak, Selatan menjauhkan wajah Utara dan cewek itu menarik tubuhnya seketika. Selatan langsung duduk sambil mengusap tengkuknya, dan Utara yang berdiri mematung di pijakan air tempatnya tergelincir tadi, lalu berpindah duduk di sofa seberang Selatan dengan jari yang memilin.

"H-hallo?" Anjir kenapa jadi gagap! Selatan merutuki dirinya sendiri akibat efek insiden tadi.

"Iya, Ma?"

Mama? Teinga Utara berdiri, dipertajam untuk mendengarkan. Mungkin kalau tidak ada insiden tadi, sekarang Utara sudah melompat ke samping Selatan untuk mengambil alih ponsel dan berbicara dengan Mama. Tapi wajah Selatan, tatapan, dan senyumannya tadi masih berefek pada Utara sampai sekarang, bahkan dia sendiri bisa mendengar suara detak jantungnya yang menggema di telinga.

Ingat peraturan nomor delapan!

Dilarang baper!

Tapi kalau baper diam-diam gak papa, resiko ditanggung sendiri kalau patah hati.

"Iya, Uta ada di rumah kok. Hp-nya mungkin ketinggalan di kamar."

Utara garuk-garuk kepala. Hampiri, jangan, hampiri, jangan, hampiri ... jangan!

Selatan menyodorkan ponselnya, tapi Utara mengode tidak dengan tangannya. Selatan menatapnya aneh, lalu kembali berbicara sama Mama.

"Beneran, Ma?"

"Asikkkk!!"

"Lusa, kan?"

"Iya Ma, nanti Ata sampein."

Utara hanya bisa menebak-nebak apa yang mereka bicarakan.

"Dahhh Mama... Wa'alaikumussalam."

Selatan menatap lurus ke arahnya, Utara menelan saliva bulat-bulat, ini lebih horror dari tatapan Bu Indut. "Hp lo kenapa nggak aktif?" tanya Selatan dengan nada yang terkesan santai seperti biasa, dan wajahnya pun dengan ekspresi menyebalkan seperti biasa. Apa Selatan tidak dihantui, dan merasa biasa saja dengan insiden tadi?

Kenapa laki-laki pandai menyembunyikan ekspresinya?

Selatan tetap mempertahankan gaya cool-nya. Walaupun dalam hati masih dugun-dungun gak karuan kayak orang drum band.

Oke, Utara jangan mau kalah. Dia menarik napas, anggap saja insiden gak sengaja cium kening tadi tidak terjadi. "Lupa gue bawa, ada di kamar."

"Mama pulang lusa."

Kalimat yang Selatan ucapkan lantas membuat Utara berdiri antusias. "Serius lo?" tanya Utara dengan mata berbinar penuh bintang. "Serius? Mama pulang?"

Selatan mengangguk.

Utara melompat seperti kelinci, Selatan terkekeh kecil dalam waktu hitungan detik.

"Berarti lo nggak perlu tinggal di rumah gue lagi," kata Selatan.

"Ya, bagus, dong! Akhirnya gue bisa menemukan kebebasan gue lagi," Utara tertawa.

"Dan gue bisa terbebas dari aturan penuh siksaan yang lo buat."

"Dan gue bisa bebas jalan-jalan tanpa ada batasan dari lo."

"Jangan lupa kamar gue diberesin, gak boleh ada satu butir debu yang tertinggal," kata Selatan mengingat selama ini Utara tinggal di kamarnya.

"Gu pindah ke situ aja kamar lo kotor."

"Sorry aja ya, kamar gue bersih sebersih gue."

"Merasa suci lo?"

Selatan tersenyum sinis, "Emang lo? Udah ah, gak guna debat sama lo. Cepetan ambil buku, belajar."

Utara berdecak sebal, menghentakan kakinya ke kamar untuk mengambil buku Matematika.

"Jangan lupa, sampai kelas 12 gue adalah tutor Matematika lo!" teriak Selatan yang masih bisa Utara dengar saat cewek itu masuk kamar untuk mengambil bukunya.

"Materi apa?" tanya Selatan santai sambil main ponsel saat Utara mulai membuka lembar buku paketnya.

"Masih gak paham turunan aljabar."

Selatan meletakan ponselnya di atas meja, duduk di lantai mendekat ke sebelah Utara.

Anehnya Utara malah dugun-dugun gak jelas.

Ingat peraturan Uta, ingat peraturan.

"Kan kemarin udah gue jelasin, kalau diturunin, angka pangkatnya dikali ke depan, pangkatnya dikurangin."

"Susah Ata, gak paham."

"Dasar lola," Selatan menyentil jidat Utara membuat cewek itu mengumpat.

"Misalnya 3x pangkat tiga + 2x pangkat dua, pangkatnya dikali ke depan koefisien. Kalau udah, pangkatnya tadi dikurangin. Jadi hasilnya 9x pangkat 2 + 4x."

Utara menoleh pada Selatan, kemudian nyengir sambil menggeleng. "Gak paham, hehe. Pelan-pelan dong jelasinnya."

Selatan menghela napas sabar, "Tutor mana lagi coba yang bisa sesabar gue? Materi mudah gini. Seharusnya lo bersyukur punta tutor kayak gue, mana bayanya cuman pake susu coklat hangat aja."

Utara memutar mata malas, bacot bacot bacot cot cot!

"Ngomongin gue dalam hati, lo?" tebak Selatan.

"Kok tau? Indigo ya lo?"

"Ck, liat nih, gue jelasin ulang," Selatan menunjuk kertas orekan di atas meja itu dengan pensil Utara. Dia menjelaskan ulang dengan suara yang sangat lamban sampai Utara mau tertidur.

"Cepet salah, lambat salah, mau lo apa?" tanya Selatan heran.

"Yang sedang-sedang saja, oh yang sedang-sedang saja."

"Oke, tapi buatin susu lagi," kata Selatan yang tentu mendapat penolakan mentah-mentah dari Utara.

"Enak aja, kan tadi udah."

"Gue mau lagi, gak mau tau."

"Enak aja, bos, lo?" Utara bukan pembantu, Utara bukan budak Selatan.

"Lo nggak bakal nemuin tutor kayak gue, gak bayar, cuman minta buatin susu doang apa susahnya?"

Utara menahan tangannya untuk tidak menonjok wajah Selatan.

"Cepetan," kata Selatan terdengar seperti Raja yang memerintah pelayannya.

Utara bangkit dengan wajah sabar, sabar, dan sangat sabar sampai dia menyembunyikan tangannya di belakang. Takutnya khilaf buat nonjok.

Tapi saat Utara mau melangkah, ponselnya yang dia bawa dan letakan di atas meja berdering dua kali pertanda pesan masuk. Tidak hanya ponsel Utara, ponsel Selatan juga berdering sama.

Utara mengurungkan niat ke dapur, membuka pesan masuk, dan membacanya lamat-lamat.

Mereka berdua saling pandang setelah membaca pesan dari orang yang sama.

Selatan mengangkat dagu seolah bertanya, gimana?

Utara juga mengangkat dagu sama seperti Selatan.

"Lo sibuk gak besok sore?" tanya Selatan.

"Enggak."

"Yaudah, iyain aja. Nggak ada salahnya bantu orang, mana dianya mau nikahan juga."

"Oke."

.

.

Hellooooo

Apa kabar nih???

Gimana sekolah online-nya? Apik-apik? Teler gak?

Makasihhh banyak yang udah baca sampe sini, yang udah ngeluangin waktunya untuk baca kisah ini. Intinya kalian ter luvvvvvvv the best deh!

Aku cuma mau bilang, kalau kita udah memasuki bab 34+ Jadi, apa kalian sudah siap?? Warning loh ya...

Oke segitu aja bualan dari author

"Jangan lupa bersyukur hari ini"

Sampai bertemu di bab berikutnya!

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

3.8M 225K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
2M 119K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
793K 36.7K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

420K 20.4K 47
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...