Utara & Selatan [#DS1 Selatan...

By Phinku

5.3M 653K 100K

[#1-teenfiction 30.11.2020] Tetangga seberang rumah? Musuh dari kecil? Tapi tinggal serumah? Pfffttt!!! 1. D... More

Prolog
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15 DELAPAN PERATURAN!
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
BAB 48
BAB 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53
BAB 54
BAB 55
BAB 56
BAB 57
BAB 58
BAB 59
BAB 60
BAB 61
BAB 62
BAB 63
BAB 64
BAB 65
BAB 66
Epilog
Ucapan
Pipip Pipip Buat Tanta!
Wuf you! | More than
ADA APA INI!!!
Utara & Selatan 2 ???

BAB 9

85.7K 11.7K 446
By Phinku

^Happy Reading^

.

.

.

Selatan duduk di kursi, menyantap makanannya tanpa banyak bicara seperti biasanya. Ini semua gara-gara Utara yang sudah membuat moodnya hancur. Oke, lah Selatan menerima Utara tinggal di rumahnya, dan juga berjanji pada Mama Lora untuk menjaga Utara. Tapi Selatan tidak bisa jika harus berbagi apa yang sudah menjadi miliknya. Apalagi ini sebuah kamar, kamar Selatan sejak kecil, ponster spiderman, lemari kaca yang berisikan lego dan hot wheels, kasur empuk, meja belajar, permadani motif papan catur yang selalu menjadi sarang teman-temannya saat main ke rumah.

Kalaupun Selatan pindah ke kamar atas pun pasti akan susah mengangut barang-barangnya, dan mendekor ulang kamarnya. Selatan bersikukuh tidak mau pindah kamar.

"Ata d—" 

"Nggak, Bunda," potong Selatan cepat.

"Dengerin Bunda dulu," kata Maudy menatapnya.

Selatan beralih menatap pada Utara yang duduk tepat di hadapannya, bahkan itu adalah kursinya Selatan, tapi malah Utara yang duduk lebih dulu. Benar-benar kehadiran yang sangat menyebalkan.

"Wahh apose nih udah pada makan duluan, nggak nunguin Ayahnya?" Hasan yang baru keluar dari ruang kerja itu langsung menimbrung ke meja makan, memperhatikan hidangan yang sungguh menggugah, rendang favorit Selatan, acar kuning favorit Utara, dan sayur tumis.
"Eh, ada Uta?" Wajah Hasan terkejut, namun kemudian tersenyum jenaka. 

Selatan mendengus malas. Hey ayolah, anak kalian di sini. Kedua orangtuanya sangat menyayangi Utara, bahkan menganggapnya sudah seperti putri sendiri, terkadang Selatan merasa seperti Tapasya dalam serial Uttaran, dan Utara adalah Icha. Selalu saja Utara yang diemaskan. Kalau Ayah, mungkin karena Utara tidak punya Papa jadi Ayah memberikan perhatian lebih untuk Utara. Bahkan suka ke rumah Utara cuman buat ngasih permen lolipop.

"Ayah!" seru Utara girang. 

Laki-laki yang dipanggil Ayah itu mengambil kursi di sebelah Utara. Selatan benar-benar kehilangan nafsu makannya.

"Yah, Ata nggak mau pindah kamar," kata Maudy membuat Selatan ingin teleportasi sekarang juga ke dimensi yang berbeda. "Kasian Uta kalau di kamar atas sendirian."

"Bunda nggak kasian sama Ata?" tanya Selatan. Senyum licik di wajah Utara membuat Selatan ingin menyuapkannya sambal terasi khas Bunda.

Bunda menggeleng, "Nggak gitu, sayang. Kamu kan cowok."

Oke, kali ini gender berperan. 

Gue cowok, tapi kamar atas ada setannya, sahut Selatan dalam hati.

"Ata," panggil Ayah, kemudian mengedip jahil sebagai bentuk sebuah kode.

Argh! Selatan mengsuap wajahnya frustasi, masakan rendang favoritnya sudah tidak berasa. Kalau Ayah sudah turun tangan sambil mengedip sebelah mata, itu tandanya dunia Selatan sedang berada dalam ancaman bahaya. Karena Ayah adalah kunci Selatan untuk bisa keluar rumah diam-diam saat ingin balapan.

"Ata," panggil Ayah lagi.

"Hmm," balas Selatan bergumam sambil menggerakan sendok makannya malas.

"Na, itu Ata-nya mau kok, Bunda aja yang nggak jago bujuk," kata Ayah.

Bukan Bunda yang tidak bisa membujuk, tapi karena yang membujuk ini adalah Ayah. Kunci Selatan untuk kabur balapan. Pasalnya pernah sekali Selatan ketahuan Bunda, yang berujung pada uang jajan bulananya di potong separo, tidak hanya itu, Bunda juga mendiamkannya seminggu. Jadi, cara amanya untuk tidak ketahuan adalah dnegan bekerja sama dengan Ayah.

"Barang-barang Uta udah dibawa semua?" tanya Ayah kemudian Utara menggeleng, lalu melirik sinis ke cowok di depannya.

"Belum, masih ada boxs buku yang belum Uta bawa."

Kampret! Kampret! Kampret!

Selatan langsung bangkit membawa piring kotornya. "Ata sudah selesai makan." Selatan bergerak cepat sebelum—

"Ata nanti bantuin Uta bawa boxs buku, ya," kata Ayah membuat usaha Selatan buru-buru makan sia-sia. Ujung-ujungnya tetap disuruh. Sungguh mimpi apa Selatan semalam sampai hari ini moodnya benar-banar hancur. Sudah kamar, kursi makan, orangtua, dan membantu Utara membawa barang-barangnya? 

Uta kampret! Awas aja lo!

Utara & Selatan

"Lo pikir dengan pakai Ayah sama Bunda, lo bakal menang?" Selatan menumpuk boxs buku Utara menjadi dua.

"Jangan mimpi, karena Ata selalu menang dari Uta, begitu seterusnya," kata Selatan lagi sambil menatap Utara sinis.

Utara mengedikan bahu, "Cepetan angkat box-nya ke rumah."

"Lo pikir gue babu? Angkat sendiri lah." Selatan meletakan box buku itu di atas permadani.

"Gue laporin lo sama Ayah."

Selatan memejamkan mata dengan dua tangan yang mengepal geram. Bisa-bisanya Utara mengancam dirinya. Awas saja! "Dasar bocil nyusahin!"

Tawa Utara menggema saat Selatan takluk, lalu mengangkat dua box bukunya sekaligus. Wajah Selatan yang memerah kesal sekarang menjadi hiburan untuk Utara.

Sekarang tinggal satu box lagi. Utara keluar kamar, dia ingat kalau kompor sedang menyala. Utara lagi merebus air. Dia tidak mau seperti kejadian waktu itu, dimana panci Mama sampai hitam gosong, untungnya tidak meledak gara-gara kecerobohannya.

Utara ingin membuat susu coklat hangat, dia menuangkan bubuk susu dengan tangan yang sibuk main ponsel.

Alih-alih menuangkan air panas ke dalam gelas, Utara yang main ponsel malah menuangkan air panas di atas meja, hingga airnya mengalir ke bawah dan mengenai kakinya. Utara terpenjat kaget.

"Mama!" Panci malang itu terlepas dari tangannya, kaki Utara memerah seketika setelah air panas itu mengenai sebagian punggung kakinya.

Selatan yang baru saja kembali, langsung bergegas menuju dapur.

Motto Selatan: ketawa dulu baru nolongin Uta.

Selatan tertawa terpingkal-pingkal memegang perutnya melihat panci tergeletak di lantai, dan Utara yang nekompat-lompat.

"Jahat lo! Huaaa Mama perih."

"Akibat kualat sama yang tua," sahut Selatan menjadi-jadi.

"Halah, tua sejam aja belagu!"

"Tetap aja gue lebih tua dari lo."

Utara mengabaikan Selatan, dan berjalan tergopoh-gopoh menuju kotak p3k. Kemarin jari, hari ini kaki. Baru saja sehari Mama pergi.

"Makanya, kalo ngerjain sesuatu tu fokus. Ini nggak." Selatan menyerobot salap bioplacenton dari tangan Utara.

"Duduk," kata Selatan, dan Utara menurut tanpa berontak duduk di sofa.

"Mampus lo, kualat. Jangan sok melawan gue, gini jadinya."

"Bacot lo! Sini, gue bisa sendiri."

Tapi Selatan menepis tangan Utara. Rivanol kemarin saja meleber kemana-mana. "Sebagai ganti dari gue ngangkat boxs buku lo, lo juga harus bantu gue mindahin barang gue ke kamar atas."

"Pindahin sendiri, lah!"

"Pindahin sendiri mata lo. Ini semua gara-gara lo tau gak. Coba aja lo nggak lebay, alay, rempong, gue gak bakal pindah kamar."

"Heh Bekantan setan, enak aja ngatain gue."

"Kalau mau hidup lo nggak jadi babu di rumah gue, lo harus nurut sama gue, bantuin gue, dan gue gak mau tau."

"Enak aja, gue laporin lo ke—"

"Dasar bocil yang suka ngadu, lo pikir gue ciut, apa? Gue Selatan, dan gue bisa melakukan apapun, ingat itu. Karena Ata selalu menang dari Uta, begitu seterusnya." Selatan meletakan salap itu di atas meja, kemudian masuk ke kamar Utara dan membawa box buku terakhir.

Utara tersenyum sinis, "Kali ini gue menang." Utara bangkit perlahan, jalannya jadi tergopoh-gopoh gara ketumpahan air panas yang membuat punggung kakinya melepuh, memerah, untungya air panas tadi sempat Utara diamkan sebentar, dia tidak bisa membayangkan jika itu air panas yang mendidih di titik tinggi.

_____

Yuhuuu Utara & Selatan Up lagi nihhh
Semoga kalian sukaa yaaaa
Makasihhh banyak yang udah baca sampe siniii
Uhhhh kaliannn terluvvvvv

Oke, tunggu kelanjutannya yaaa...

Sweet Regards

Phinku

"Jangan lupa bersyukur hari ini"

Continue Reading

You'll Also Like

771K 36.7K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
3.6M 289K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
813K 70.7K 44
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2M 109K 59
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...