🍒ꦿꯧRιnтιн pιlυ◍ཻꢀ᮪⸱ᨗᨗᨗ﹆
"Sempat terlena perihal bagaimana langit memamerkan indahnya senja, hingga aku lupa bahwa ia akan hilang kala malam datang menyapa."
-Rewrite My Heart-
SAGARA menghentikan mobil di halaman rumah Kiana. Tangan Sagara tak sedikitpun bergerak membuka kunci agar Kiana bisa keluar dan menghilang dari pandangannya.
"Kiana, sorry.."
"Buka."
Kiana tak berniat untuk melihat wajah Sagara. Kiana tahu bahwa seharusnya Sagara tidak mengucapkan kata maaf. Mengantarnya selamat tiba sampai rumah, sudah lebih dari cukup.
Sekian menit tak berbicara pada Sagara sejak kejadian tadi, membuat Kiana berpikir. Sagara tidak salah memberi jawaban atas pertanyaan Zayara.
Namun karena interaksi Sagara dan Zayara lah yang membuat Kiana terasa asing padahal Kiana sedang tidak diasingkan. Yang menjadi masalah adalah Kiana yang tak paham bagaimana cara menentang perasaan tidak suka jika Sagara berbicara dengan Zayara.
Kiana tidak mengerti Sagara. Dan Sagara belum mengerti Kiana. Dua hal itu terus berputar di otak sepasang sahabat sejak umur 3 tahun itu jika sedang bertengkar.
Kiana salah, dan Sagara yang meminta maaf.
Entah sampai kapan.
Kiana menunggu dan Sagara tetap datang.
Entah sampai kapan.
Kiana membuka pintu mobil Sagara paksa dengan tangannya sendiri. Cewek itu mengambil tas, membuat benda itu di atas kepala, meminimalisir terpaan hujan pada badannya.
Kiana memegang gagang pintu rumah dan akan lenyap dari pandangan Sagara jika saja Sagara tidak memegang lengannya, "Kiana, sorry...." Suaranya terdengar pelan dan lambat, mencoba agar Kiana mendengar kalimat itu dengan jelas.
Jantung Sagara berdebar takut. Sagara menyesal telah meninggikan suara tadi hingga membuat Kiana menangis, Sagara menyesal telah membuat Kiana bersedih hari ini, padahal Sagara tidak tahu apa penyebabnya. Sagara takut Kiana tidak mau lagi berteman dengannya.
Kiana menatap Sagara. Bola mata Kiana tenggelam di iris Sagara yang selamanya akan terasa teduh bagi Kiana. Kiana tahu, lebih dari tahu bahwa Sagara tidak salah apa-apa dalam hal ini. Kiana menyadari bahwa masalah ini berasa dari dalam dirinya sendiri.
Berasal dari diri Kiana kenapa? Ia tidak paham perihal rasa takutnya akan kehilangan Sagara hingga ketakutan itu menyakiti mereka berdua.
Dua manusia yang terus bertemu sejak umur 3 tahun itu kerap kali mencari dan terus mencari hal apa yang menjadi racun dalam lingkaran mereka. Tidak satupun yang berhasil mengetahui bahwa racun itu berada dalam diri Kiana dan Sagara sendiri.
"Tunggu, Saga. Gue capek. Lo pulang dulu, ya? Nanti kita ketemu lagi, tapi bukan sekarang."
Sagara meluruhkan pundak, Kiana menutup pintu rumah, usai mengucapkan kalimatnya.
яєωяιтє му нєαят
"Kiana. Sharetta. Hauri."
Cowok itu mengeja nama sahabat masa kecil Sagara lugas. Dari atas, matanya melihat Kiana yang tengah meminum minuman yang setahunya bermerek Bear Brand dengan sebungkus roti 'O di bawah.
"Kenapa?"
"Cantik."
"Wah, gila lo. Sahabat Sagara tuh. Dari orok, 3 taun. Macem-macem lo abis dah sama dia."
Cowok itu melihat orang yang sedari tadi bercengkrama dengannya. Mereka tengah berada di rooftop sekolah. "Gef, lo banyak omong, masuk RS bisa lo."
"Gue mati lo juga nangis." Gefri menepuk pundak cowok yang tadi mengeja nama sahabat masa kecil Sagara. Ia kembali bersuara dengan batuk kecil. "Gue tau lo gak bakal macem-macem sama tuh cewek."
Gefri melangkahkan kaki ingin turun ke bawah balik ke kelasnya. "Oh ya, kalo lo suka sama tuh cewek mending buang deh. Berapa banyak cowok yang pengen nembak dia, tapi beritanya sedikitpun ga terdengar, kan?" Gefri berbalik menatap temannya yang satu itu. "Karna Sagara, dia cegat tuh semua cowok-cowok yang mau deketin Kiana. Klo lo suka mah, sama yang lain aja banyak amat anak cewek yang ngantri."
"Gue ga suka tuh cewek."
Gefri bingung. Capek-capek dia menjelaskan. "Terus?"
яєωяιтє му нєαят
Belu memakan roti offlenya. "Kok lo ga bareng dia?"
Dari ujung lapangan Sagara terus-menerus mengawasi Kiana. Dari awal cewek itu ke kantin beli pisang coklat, lalu balik duduk di bawah pohon. 5 menit lagi jalan ke kantin beli susu milo kaleng, balik lagi duduk di bawah pohon. Kemudian 5 menit pergi lagi ke kantin beli roti 'O plus Bear Brand, dan balik lagi duduk di bawah pohon.
"Gak papa," jawab Sagara.
Pagi tadi Sagara terlambat sekolah, Kiana juga melihat dirinya dihukum membersihkan sampah. Sagara sebenarnya sudah keluar dari apartmen jam 06.33 WIB, bermaksud menjemput Kiana berangkat sekolah bareng seperti biasa.
Jam 06.47 Sagara sampai di rumah Kiana, namun yang ia dapatkan hanya mama Kiana dengan kabar bahwa ternyata Kiana meminta papanya lah yang mengantar ke sekolah.
Ternyata orang tua Kiana juga bertanya kenapa tidak dengan Sagara tadi, dan jawaban Kiana ialah Sagara yang sudah memberi pesan tidak bisa berangkat sama.
Kiana bohong, kali ini Sagara tahu alasannya.
"Berantem lu pada, ya?" Belu kembali bertanya. Cowok bernama Belu itu seangkatan dengan Sagara, cuma beda kelas. Sagara XI IPA 1, Belu XI IPA 7. Kayak Senin ke Minggu bedanya.
Sagara mengiyakan. Matanya mengiringi langkah Kiana yang menapaki koridor kelas XI IPS 2. Tindakannya untuk mengawasi Kiana, tidak pernah diketahui sahabat masa kecilnya itu.
"Tumben."
Wah, tumben katanya. Sedangkan orang yang sudah diikat dalam pernikahan saja masih bisa bertengkar. Apalagi Kiana dan Saga.
Emang ya, orang tau yang senang-senang aja. Ya, walau Sagara maupun Kiana juga enggan membeberkan pada orang jika mereka sedang berselisih.
Namun tiba-tiba pandangan Belu menghadap ke arah rooftop, yang memperlihatkan dua laki-laki yang memperhatikan setiap tindakan Kiana. "Wow, Sagara Aiden, look up there?"
яєωяιтє му нєαят
Seumur hidup yang telah ditempuh Kiana, ia tidak pernah yang namanya ditembak buat pacaran, or at least someone confess gitu sama dia.
Ini gaada yang suka sama gue apa? Pikir cewek itu kadang-kadang. Terakhir kali itu waktu SMP Kiana dikasih coklat sama kakel kelas sembilan.
Ya, udah pernah diceritakan. Pada akhirnya coklat itu berada di perut Sagara. Pas gak sih emot pig di hp Kiana untuk kontak Sagara? Pas.
Kiana bukan sangat ingin pacaran saat ini. Mungkin sampai beberapa tahun ke depan? Soalnya cewek itu sering merenung kayak ... pasti kalau punya pacar Kiana harus nge-chat sering-sering, perhatian, menghadapi satu manusia baru dengan karakter baru, dan banyak hal lain yang buat Kiana saat ini lumayan,..cringe?
Tapi kalau sesuai dan seperti karakter novel remaja idamannya gak papa. Dan seiring bertambahnya umur, pasti pikiran Kiana berubah.
Kiana keluar dari toilet dan berjalan, ia melihat Sagara yang tengah minum air mineral di bawah pohon, tepat di tempat duduk Kiana tadi.
Kiana bersandar di dinding, melihat Sagara yang tidak melihatnya. Kiana sering merasa bahwa dirinya dramatic, karena setiap Kiana memperhatikan dekat wajah Sagara yang tengah tidur pulas pasti mata Kiana akan berair.
Sahabatnya sejak umur 3 tahun itu banyak sekali tantangan hidup. Kiana tidak bisa membayangkan jika kedua orang tuanya menjadi asing seperti halnya orang tua Sagara.
Seperti ... dari lahir sudah melihat dua insan yang terus bersama, namun tiba-tiba merenggang, dan menghilang, lalu terberai tanpa Sagara tahu alasan yang jelas.
Kiana kembali berjalan ingin ke kelas sambil terus memikirkan tentang sahabat masa kecilnya.
Dari kecil Sagara sendiri, ia anak tunggal dari dua orang manusia berlatar belakang istilah keluarga old money. Soal ekonomi dari silsilah keluarga yang pertama, hingga mungkin 7 turunan Sagara selanjutnya nanti jika sudah ada, pasti tidak habis.
Kiana peduli akan Sagara.
Setengah perjalanan, Kiana menghentikan langkah tiba-tiba. Sama seperti cowok di depannya ini. Kiana tidak bereaksi apa-apa, sebelum akhirnya cowok itu menunjuk name tag di seragamnya sendiri.
"Baca." Orang itu menyuruh Kiana untuk membacakan namanya.
Kiana curiga, namun untuk membalas budi orang ini yang sudah membuat Pak Tio keluar dari kelasnya saat mempermalukan Kiana, maka tidak apa.
"Raksa Radjendra?" Kiana memastikan.
"Ya."
Kiana merasa bingung. "Terus?"
"Gak papa." Raksa berjalan meninggalkan Kiana. Kiana bingung atas tindakannya.
Dua langkah ia berjalan, sebuah kertas berwarna cream jatuh dari kantong Raksa.
Kiana yang masih menetap, menunduk mengambil kertas itu dan akan memberikannya pada manusia yang baru ia tahu namanya itu, namun tanpa diduga Raksa juga mengambil kertas itu. Lengan mereka bersentuhan.
Sagara melihat itu dari jauh.
яєωяιтє му нєαят
[ Follow Wattpad esterspy_ agar langsung dapat notifikasi setiap update ]
jangan cepat mengambil keputusan saat membaca lembaran buku ini.
cintai seluruh tokohnya. ya, seluruh
tetap ada di rewrite my heart, kalian harus tau akhirnya.
follow Instagram;
@esterspy
@wattpadester
@mayoree.id
@kianasharettaa
@sagara.aiden
—esterspy