[ Kiss The Rain - Yiruma ]
-ѕαjαk αthєnα-
"Mungkin lebih baik seperti ini. Aku takut merusak suasana jika mengatakan apa yang dirasa. Namun, entahlah. Terkadang aku merasa sedang dilupakan."
-Rewrite My Heart-
PAGI ini cuaca sedang panas-panasnya. Mentari bersinar sangat terik, dan sialnya kelas XI IPS, kelas Kiana, ada jadwal pendidikan jasmani sekarang. Sepertinya, ini adalah hari sial bagi semua murid di sana.
"Heh, mukanya jangan kusut-kusut begitu!" Pak Artha adalah guru baru di SMA Tunas Bangsa. Ya, walaupun guru baru, beliau sangat tegas pada mereka.
Sungguh terlalu!
Kelas XI IPA yang tak lain adalah kelas Sagara juga mendapat jadwal yang sama. Kelas Sagara lebih dahulu setengah jam dari kelas Kiana, sih, tapi cowok itu bersama teman-temannya masih asik bermain basket yang satunya.
SMA Tunas Bangsa mempunyai banyak lapangan besar. Oleh sebab itu, kelas-kelas lain tak perlu menunggu atau harus mengatur jadwal jika ingin berolahraga
Walaupun panas, setidaknya Kiana si cewek kelas XI IPS itu lebih menyukai pelajaran ini daripada Matematika. Aish, baginya pelajaran Matematika itu mematikan! Huh.
Kiana kemudian mengedarkan pandangannya melihat orang-orang sekitar.
Banyak siswi yang memberenggut pada Pak Artha karena cuaca yang panas. Ada-ada saja. Emangnya si guru baru itu bisa mengatur suhu cuaca? Dirinya jadi kesal sendiri. Memang si queen of es dawet ini beda.
Tak seperti biasa. Sepertinya, sekolah ini sedang belajar pendidikan jasmani massal. Dia melihat anak kelas sepuluh baru keluar dari kelas mereka dengan baju olahraga.
Dari semua adik kelas itu, Kiana hanya terfokus pada Zayara Audy. Bagaimana tidak, cewek itu memakai seragam biasa, beda dari semuanya.
Ah, tampilannya sangat manis. Laki-laki mana yang tak tertarik pada Zayara?
Pak guru baru tadi pergi entah ke mana. Kiana menyaksikan sahabatnya yang sedang mendribble bola basket di lapangan yang tak terlalu jauh dari tempatnya.
Si Rain Girl Sagara itu berjongkok begitu saja di lapangan. Cewek itu melihat ke sekelilingnya dan mengetahui bahwa cuman ia yang tak memiliki teman sekarang.
Ah, malang sekali dirinya ini.
Dirinya sudah seperti gembel sekarang. Jongkok di lapangan sambil gigit jari, tisu di tangannya untuk Sagara nanti, dan tak memiliki teman untuk bertukar kata. Masa bodohlah! Kan, ia punya Sagara.
Selama ada Sagara, ia tak akan kenapa-kenapa. Sagara Aiden selalu bersamanya, kok. Ya!
"WOW!"
"ANJIR, CEPAT-CEPAT!"
"DIKIT LAGI, AYO, AIDEN!"
"SATU ... DUA ... TIGA!"
Bruk.
Teriakan siswi-siswi yang menyemangati Sagara itu seketika terhenti, menyisakan pekikan tertahan dari orang-orang.
Sepertinya, dalam minggu ini bola Sagara sudah mengenai dua orang. Kemarin dia dan sekarang ... Zara.
Kiana bangkit dari jongkoknya dan melihat orang-orang yang mengerumuni Zara. Ah, dia juga panik karena sahabat masa kecilnya lah yang membuat ini semua.
Cewek pecinta hujan itu sedikit terkejut karena kejadian tadi membuat adik kelasnya itu pingsan. Ah, lemparan sahabat masa kecilnya itu pasti sangat kuat tadi. Kiana jadi sangat khawatir pada Zara.
Dia melihat Sagara yang berlari dari lapangan sana. Bola oranye yang tadi mengenai kepala Zara, kini berada di samping kaki Kiana entah datang dari mana.
Kiana mencoba untuk membantu Sagara membelah kerumunan orang-orang. Pembimbing olahraga dari tiap kelas entah ke mana sekarang.
"Sag─"
Ucapan Kiana terhenti karena sahabatnya itu sudah masuk ditelan massa. Beberapa detik kemudian, terdengar pekikan dan siulan orang-orang.
Kiana tak tahu apa yang terjadi di sana. Badannya yang pendek ini menyebabkan semuanya. Padahal biasanya Sagara akan menggendongnya jika ia tak kelihatan begini.
Cewek dengan seragam olahraga berwarna hijau itu menjongkokkan diri─melihat dari sela-sela, untuk mengetahui apa yang dilakukan sahabatnya sejak umur 3 tahun itu sampai-sampai membuat para siswi menjerit seperti kuntilanak.
Ah, ternyata si pecinta minuman bear brand itu tengah menggendong Zayara Audy dengan ala-ala bridal style seperti cowok di film drama Korea yang belakangan ini ia tonton.
Kiana terpaku sebentar melihat kejadian yang baru saja ia saksikan. Entahlah, ada rasa janggal di hati. Tapi tidak, Kiana tidak cemburu. Cuma rasanya aneh saja saat Sagara menggendong cewek lain.
Kiana bisa pastikan bahwa Zayara Audy adalah orang kedua yang pernah digendong Sagara setelahnya.
Bedanya, Kiana yang digendong seperti karung beras dan lebih tepatnya seperti anak monyet, juga Zara yang digendong seperti kemauan perempuan pada umumnya.
Eh, kenapa ia jadi membanding-bandingkan? Ah, otak Kiana sudah korslet sepertinya.
Kemudian Kiana berlari mengikuti dua sejoli itu. Keringat mulai mengucur di pelipisnya karena kelelahan. Aish, langkah sahabat masa kecilnya itu sangat cepat.
"Ehh, bentarr!" Kiana menetralkan napasnya. Sudah lelah berlari dan sekarang pintu UKS ditutup dari dalam. Ah, padahal dia hanya ingin memastikan keadaan Zara.
Anggota PMR di sekolah ini sangat berlebihan!
Juga sekarang ia sangat ingin menyerapahi Sagara. Sangat menyebalkan. Apa sahabat masa kecilnya itu tak mendengar barang sedikitpun teriakannya tadi?
Sekarang, Sagara Aiden aneh. Atau ... berbeda?
яєωяιтє му нєαят
Kiana menggoyang-goyangkan kakinya di halte sekolah. Sudah hampir 2 jam ia menunggu Sagara di sini. Tak mungkin, 'kan, kalau Sagara terkunci di UKS bersama Zara seperti novel remaja yang sering ia baca?
Ah, tak apa. Kiana akan terus menunggu sang sahabat datang menjemputnya. Mungkin Sagara ada urusan mendadak tadi. Mana mungkin sahabatnya itu lupa untuk mengantarkannya pulang.
Sagara adalah orang yang selalu mengutamakan keselamatannya. Jadi, Kiana akan terus menunggu cowok itu.
Lagi pula, Sagara sudah berkata bahwa ia harus pulang dengannya atau dengan papanya, karena maraknya berita pelecehan supir pada anak majikan. Dan sayang sekali, papanya sedang berada di luar kota sekarang untuk proyek kerja.
1 menit lagi maka dirinya sudah menunggu Sagara 2 jam. Walau begitu, ia tak akan menangis di sini seperti orang bodoh.
"Saga--"
"Na, lo pulang sendiri dulu, ya. Kita lagi di rumah sakit, nih. Take care An--"
Bip.
Lowbat di saat yang tidak tepat. Ponsel ini sepertinya bekerja sama pada semesta untuk memperburuk keadaan yang ditimpa Kiana.
Ah, tak bisa. Air mata bodoh ini tiba-tiba keluar begitu saja. Dasar bodoh! Begini saja menangis. Padahal tadi dia sudah menguatkan dirinya sendiri.
Tik.
Tepat Kiana menunggu Sagara 2 jam.
Jam 16.00 WIB air mata bumi turun menemaninya. Air mata bumi menjadi saksi bisu penantiannya.
Hari ini, jam 16.00 WIB, Kiana kecewa pada Sagara.
яєωяιтє му нєαят
[ Follow Wattpad esterspy_ untuk dapat notifikasi update ]
have a great day, makasih udah baca ya! :D
f
ollow Instagram;
@esterspy
@wattpadester
@mayoree.id
@kianasharettaa
@sagara.aiden
follow tiktok;
@esterspy_
@mayoree.id
—esterspy