Serriel

By rubylin_

138K 3.9K 45

Ariel Piternus , remaja perempuan yang jadi idola di SMA Paramitha . Cantik? Gausah ditanya. Manis? Pasti. Pi... More

Serriel ~ 1
Serriel ~ 2
Serriel ~ 3
Serriel ~ 4
Serriel ~ 5
Serriel ~ 6
Serriel ~ 7
Serriel ~ 8
Serriel ~ 9
Serriel ~ 10
Serriel ~ 11
CAST.
Serriel ~ 12
Serriel ~ 13
Serriel ~ 14
Serriel ~ 15
Serriel ~ 16
Serriel ~ 17
Serriel ~ 18
Serriel ~ 19
Serriel ~ 20
Serriel ~ 21
Serriel ~ 22
Serriel ~ 23
Serriel ~ 24
Serriel ~ 25
Chat sebelum ujian.
Serriel ~ 26
Serriel ~ 27
Serriel ~ 28
Serriel ~ 29
Serriel ~ 30
Serriel ~ 31
Serriel ~ 32
Serriel ~ 33
Serriel ~ 34
Serriel ~ 35
Serriel ~ 36
Serriel ~ 37
Serriel ~ 38
Serriel ~ 39
Serriel ~ 40
Serriel ~ 41
Serriel ~ 42
Serriel ~ 43
Serriel ~ 44
Serriel ~ 45
Serriel ~ 46
Serriel ~ 47
Serriel ~ 48
Serriel ~ 49
Serriel ~ 50
Serriel ~ 51
Serriel ~ 52
Serriel ~ 53
Serriel ~ 54
Serriel ~ 56
Serriel ~ 57
Serriel ~ 58
Serriel ~ 59
Serriel ~ 60
Serriel ~ 61
Serriel ~ 62
Serriel ~ 63
Ariel's Blog

Serriel ~ 55

877 32 0
By rubylin_

Setelah kejadian yang mungkin dianggap paling mengerikan baginya, Ariel agak menjaga jarak dari Sergio. Jujur saja, Ariel masih sangat menyayangi Sergio dan tidak ingin melepaskannya secepat ini. Namun tetap saja. Sergio telah membuat Ariel merasa kecewa karena kelakuannya. Ariel memutuskan untuk menjauhi Sergio terlebih dahulu meskipun berat.

"Hai, Ariel!"

Ariel yang baru saja keluar dari ruang kelasnya itu menoleh.

"Hai, Sam!"

Samuel terlihat menengok ke belakang Ariel. Matanya mengarah pada seorang laki laki paruh baya dengan kacamata yang menggantung dikepalanya yang sedang merapikan buku bukunya saat ini.

"Gimana? Enak gak sama tuh dosen?"

Ariel menghela nafas seraya mengeratkan pelukan bukunya.

"So far so good sih. Enggak ngebosenin banget. Mungkin belom aja."

Samuel tersenyum.

"Nih ya, gue kasih tau. Itu dosen paling ngebosenin sepanjang sejarah kampus ini. Kalau lagi ngajar, beh..." Samuel menepuk kedua tangannya.

"Kenapa?" tanya Ariel.

"Pas masuk kelas, mata gue masih penuh tuh watt - nya. Terus pas itu dosen menginjakkan kakinya kedalem kelas, mata gue mendadak jadi 0,1 watt , anjir!"

Ariel tertawa. "Bisa aja lo! Emang se-ngebosenin itu apa?"

"Iya. Bahkan mata gue aja nolak buat ngeliat itu dosen."

Keduanya sedang tertawa ketika sebuah deheman terdengar jelas di kedua telinga mereka. Reflek, keduanya menoleh.

"Kalian sedang apa disini?"

"Eh... ada Pak Alfa....Emm.... Kita disini lagi.... Ngobrol, Pak...." jawab Samuel lalu menyenggol Ariel.

Ariel yang sudah paham apa yang harus ia lakukan pun menjawab.

"Em.... Iya, Pak. Kita lagi ngobrol disini." Ariel tersenyum.

"Kalian baru kenal?"

Keduanya mengangguk.

"Sudah dekat saja. Kalian ada hubungan ya?" ledek Pak Alfa seraya menaikkan kacamatanya yang melorot.

"Enggak, Pak!" ucap keduanya berbarengan.

"Terus kok udah deket aja?"

"Hmm.... Kan sesama manusia harus saling bersosialisasi, harus cepet adaptasi dilingkungan baru. Makanya saya sama Ariel udah deket aja. Iyakan, Riel?" Samuel menoleh ke Ariel.

"Ehmmm..." Ariel mengangguk dan tersenyum.

"Yaudah ya, Pak. Bapak kan baru selesai ngajar, Bapak pasti laper kan. Nah kita juga udah laper. Kita duluan ke kantin, ya... Permisi, Pak!"

Samuel menarik tangan Ariel pergi ke kantin. Pak Alfa yang masih berdiri didepan ruang kelas, hanya menggelengkan kepala sambil membenarkan posisi kacamatanya di kepala. "Dasar anak muda. Alasannya berlimpah."


###



Suasana malam yang tenang dan penuh bintang serta dilengkapi satu bulan purnama yang penuh berhasil memancing Ariel untuk melakukan kegiatan favoritnya. Cewek itu pun meraih ponselnya yang tergeletak diatas kasur dan membuka laci meja disamping tempat tidurnya untuk mengambil earphone miliknya.

Ariel melangkah menuju jendela kamarnya. Dia terduduk disana. Matanya menatap keluar jendela dan objek yang dipilihnya adalah langit malam. Ditatapnya langit itu dalam.

Kepalanya membayangkan sesuatu. Sebuah kenangan lama terputar kembali dikepala Ariel.

"Bulan dan bintang itu selalu barengan di langit. Selalu bersama sampai pagi datang. Tapi mereka enggak bisa bersatu."

Ariel menyimak.

"Kamu tau ga? Apa bedanya sama kita?"

"Enggak tau."

"Salah satu dari bintang itu ibaratnya kamu dan bulan itu ibarat aku. Bedanya kita dengan bulan dan bintang itu adalah , kita bisa bersatu tapi mereka enggak bisa." Sergio tersenyum.

Ariel menahan tawa. "Ketawa jangan?"

"Maksud kamu aku jayus?"

Ariel mengeluarkan tawanya. "Bukan gitu."

"Terus?"

"Ngakak aja." Ariel masih terbahak.

"Dasar kamu. Coba dong kata kata dari kamu."

"Hmm... bentar ya aku mikir dulu."

"Oke aku tunggu."

Keduanya terdiam. Hening.

"Kamu mungkin enggak bisa ambil bulan. Tapi aku akan berusaha , menjadi seakan akan aku adalah kepingan bulan yang kamu ambil untuk menjadi milik kamu selamanya." ucap Ariel memecah keheningan.

Sergio tersenyum. "Kamu yakin akan kata kata kamu tadi?

"Kenapa enggak yakin? Aku sangat yakin dengan kata kata aku tadi. I'll be your moonlight , Sergio." balas Ariel dengan senyuman.

"And i'll be your starlight." ucap Sergio menatap Ariel.

"Forever." ucap keduanya bersamaan.

Flashback off.

Iya. Benar. Sangat benar! Ariel merindukan Sergio, bintang-nya. Dia rindu melihat bintang bersama Sergio. Dia rindu saat saat itu.

"Sayangnya itu udah berlalu. Buat apa lagi gue ngarep?" Ariel memiringkan ujung bibirnya.

Cewek itu melepas earphone nya dan berdiri dari duduknya berganti tempat ke meja belajar. Dibukanya buku harian yang selalu terletak diatas meja itu. Tangannya bergerak meraih pulpen diujung meja dan mulai menulis sesuatu disana.

Agustus 2018
Di kamarku yang tenang.

Aku mulai masuk ke dunia perkuliahan. Banyak teman teman baru dan yang pastinya musuh musuh baru juga, sama seperti di SMA.

Aku dan Sergio memasuki universitas yang sama. Dan kamu tahu? Sergio kembali bertemu dengan cinta lamanya di SMP.

Iya. Mereka kembali bertemu dan lebih parahnya lagi, mereka berhasil bersatu saat ini.

Apa kamu mengerti maksudku? Kalau kamu ingin tahu, ceritanya panjang. Kamu yakin ingin tetap aku jelaskan?

Aku rasa tidak perlu. Yang jelas, mereka saat ini bersatu dan aku terjebak dalam ketidakjelasan.

Sergio tidak memberiku kepastian setelah konflik itu. Dia tidak menghubungiku sampai saat ini. Bahkan aku hanya melihatnya sekilas dikampus tadi. Dan dia sedang bersama dengan Tiara.

Iya. Manusia itu bernama Tiara. Dia berhasil merebut Sergio dengan cerita palsunya.

Katanya dunia perkuliahan itu adalah dunia masa depan. Tetapi tidak bagiku dan mungkin iya bagi Tiara.

Untung saja aku bertemu dengan Samuel , ketua ospek dikampusku. Dia baik, dia bersedia membantuku untuk kembali bersama Sergio.

Dia menaruh harapan padaku. Secercah harapan yang dapat merubah masa depanku.

Entahlah, apa yang akan terjadi di masa depanku. Apakah Sergio akan kembali atau Sergio tetap bersama Tiara , aku tidak tahu.

Yang pasti aku tidak akan siap jika harus kehilangan Sergio sekarang dan secepat ini.

Ariel yang sedang sedih dan bingung.

Setelah itu, dia menutup buku yang menjadi tempat untuk meluapkan isi hatinya selama ini. Lalu menutup matanya dan menghela nafas ketika sebuah notifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya.

Leo
hoi.

Ariel menatap ponselnya sebentar lalu meraihnya.

"Leo?"

Leo! Apa kabar lo?

Langsung tanpa menunggu.

baik baik, lo gimana?

Baik juga, lo dimana sekarang?

baru nyampe jakarta gue. ketemuan yuk?  sekalian sama cowo lo.

Membaca kalimat itu, Ariel terdiam. Tangannya seakan kaku untuk mengetik balasan selanjutnya.

Cowo gue?

iya. cowo lo , si jerapah overheight itu.

Gue mana ada cowo.

yeh dia bercanda.

Beneran. Cowo gue udah sama orang lain. Gue bukan siapa siapa lagi.

Mungkin Leo sedang kebingungan saat ini.

maksud lo? jelasin yang jelas sama gue.

Ariel memiringkan bibir sebelum mengetik.

Tiara.

tiara? mantan gebetan Sergio dulu?

Iya.

kenapa dia?

Dia satu kampus sama gue sama Sergio. Sergio sama dia sekarang.

sama dia? maksud lo? jangan bilang...

Panjang penjelasannya. Kalo lo mau tahu banget, kapan kapan gue ceritain. Tapi jangan ajak Sergio dulu.

JADI BENERAN?! ASTAGA!

Ya gitu lah.

sabar ya riel , gue bilang sih ya, lo harus rebut Sergio lagi. Masa iya lo rela ngeliat Sergio sama Tiara.

Ya gue enggak rela lah. Nih ya, Tiara udah pengaruhin Sergio asal lo tau aja.

ha? pengaruhin maksud lo?

Dia udah ngarang cerita. Berarti masuk itungan fitnah lah. Dia fitnah gue. Dan Sergio percaya terus ngejauhin gue gitu.

pantesan si Sergio gue nanyain soal hubungan lo sama dia, dia enggak bisa jawab. emang bego tuh anak! percaya kok sama orang jahat.

Yaudahlah, semuanya juga udah kejadian. Gue udah gatau lagi.

jangan putus asa gitu. gini deh, gue bakal. bantu lo.

Serius?

iya. besok gua bakal ketemuan sama Sergio. Nanti gue bujuk dia.

Yes! Makasih Leo!

sama sama, riel. yaudah lo tidur sana. jangan mikirin masalah ini terus ah. tenang aja, masalah ini bakal cepet kelar kok. selaw. serahin ke gue. 😆

Leo penyelamat! Makasih yaa! 😙😙

yoo samasama.

Dan sebuah harapan ditaruh lagi pada dirinya. Mungkin Leo lah yang akan lebih cepat menyelesaikan ini semua, secara Leo dan Sergio adalah teman lama dan Leo sudah mengerti Sergio seutuhnya.

"Semoga cepet kelar nih masalah!"

Sebuah senyuman mengembang besar pada wajahnya, sebesar harapan yang hidup didalam dirinya untuk kembali pada Sergio.





                             - Serriel -





HAI! 👋 Apa kabar gais! Baik yaa!
Keep vote gais! mi luv youuuuu!! 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘










Continue Reading

You'll Also Like

387K 21.8K 29
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...
1.5M 137K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
836K 79.8K 34
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
3.8M 40.8K 33
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...