Guardian (Sefiroth Tree)

By RibatoLinda

141K 11.1K 860

Tahun 3012, tiba-tiba sebuah portal dimensi terbuka dan monster bermunculan. Saat itu bahkan tekhnologi cangg... More

Pria yang Ditakdirkan Gagal
Menumbuhkan Akar
Aster Vasco
Hadiah Ulang Tahun
Padang Gurun (Fixed)
Kota Sograt
Kota Besi
Unit Rahasia Navea
Otherwordly
Tuhan
Techo Type
Pertemuan Yang Ditakdirkan
Harta
Frisca Versalia.
Aku Pulang
Kerja Sambilan
Sepotong Kebenaran
Superior
OSIS
Kosong
Putri Bulan
Kembang Api yang Bermekaran
Spirit Dragon Gun
Beast yang Tidak Normal
Dendi
Dual Drive
Percobaan dan Resikonya
Surat dari Istana
Pertemuan dengan Raja
Kerja Sama
Festival Sekolah
Tekad yang Terbayar
Ujian
Drako dan Timnya
Berdansa di Bawah Bintang
Wisnu Sang Pemelihara
Pertemuan dan Takdir
Pantai
Turnament Trinity
Shiva Vs Baphomet
Pertandingan Pembuka
Naga Es Vs Naga Api
Hewan Buas VS Alam
Masuk Dalam Turnament
Dual Drive Ultimate Skill
Penculikan
Pertandingan Final
Extra Chapter 1
Fatamorgana
Memanfaatkan Kekacauan
Rencana Frisca
Mereka Berdua
Aliansi
Teror Of Spectre
Three Musketer dari Andalusia
Valentine dan Bulan Merah
Balas Dendam Dimulai
Kekuatan Vs Pengalaman
Pasar Gelap
Pertemuan Rahasia
Membawamu ke Neraka
Lintang vs Merrick
Awatara
Perempuan yang Merepotkan
Cinta dan Hasrat
Lintang vs Dendi
Kekalahan yang Menyebalkan
Terbongkarnya Rahasia
Balas Dendam Dimulai
Akhir Dari Sebuah Dendam Part 2
Epilog(Sebuah Zaman Baru)

Akhir Dari Sebuah Dendam Part I

932 85 12
By RibatoLinda

Lintang mendesis, nampak kebencian terpancar jelas di wajahnya. Lintang sama sekali tidak menyangka bahwa tiga muskter dari Andalusia kebal dengan pengaruh sigil penidur yang sudah Lintang tanam sebelumnya. 

"Menyerahlah, aku tidak tahu apa yang membuat anak berbakat sepertimu sampai berkhianat pada kerajaan. Tapi kau masih punya waktu untuk berubah." Hanz membuat gestur ajakan dengan mengulurkan tangan.

 Lintang tidak menjawab, melainkan merubah wujud menjadi setengah naga. 

"Berubah kau bilang? kerajaan ini yang harusnya berubah. Kerajaan pengecut ini selalu dikendalikan oleh kerajaan lain."

Lintang maju ke arah Hanz dengan pedang besar yang siap menebas. Lao muncul dengan pedang besar yang hapir menyerupai milik Lintang-namun terdapat lengkugan tegas di bagian belakang-menahan terjangan pedang milik Lintang sehingga terdengar bunyi denting sekaligus luapan energi terpencar.

"Nak, kau tidak harus melakukan hal seperti ini. Kau memilih cara yang salah." Lao beradu kekuatan dengan Lintang.

Lintang menyaksikan Ketiga muskter membuka rule book milik mereka dan segera mengambil langkah siaga dengan mundur ke belakang.

"Tidak masalah, kalian bertiga majulah sekaligus. Aku akan menghabisi kalian lalu membunuh raja lalim ini."

Lintang menggunakan Dual Drive dan bergerak secepat kilat sekali lagi mengincar leher belakang Hanz. Tebasan Lintang lolos menerjang angin karena Hans tiba-tiba merunduk. 

"Apa dia melihat pergerakanku."

Belum sempat pulih dari rasa terkejut, sebuah tebasan kuat mengarah pada sisi kanan Lintang. Beruntung reflek dan intusi Lintang memandunya untuk menahan tebasan itu dengan sayap. Namun, nampaknya Lao sang pemberi tebasan itu tidak mau mengalah. Dengan kekuatan penuh dia mendorong sayap Lintang hingga Lintang terjerembab menghancurkan kursi taktha milik raja.

"Brengsek, aku tidak mengetahui kemampuan mereka. Akan sulit jika melawan mereka secara bersamaan. Tapi memisahkan mereka juga tidak mungkin," Lintang menyeka mulutnya. "Kalau begitu."

Lintang bergerak cepat ke arah Sang Raja. 

"Summon hellhound." 

Hans membuat lingkaran sihir yang memunculkan dua serigala dengan taring dan kulit yang menyerupai batu bermagma untuk melindungi raja dari tebasan Lintang.

"Orang itu ... apa dia dapat membaca pikiranku." Gerutu Lintang ketika tebasannya digigit oleh dua anjing yang dimunculkan Hans.

Lintang mengganti dual drivenya ketika melihat Lao mendekati dirinya dengan pedang teracung. 

"Dual Drive, Garuda Yin-yang form. Heat wave."

Gelombang panas muncul melontarkan dua anjing sekaligus Lao ke udara. Lintang sebenarnya ingin menyimpan Dual Drive garuda dan Li Jing Lin dalam kondisi darurat saja, Namun, sepertinya keadaan memaksa dirinya untuk melakukan Dual Drive dengan tipe yang berbeda. Hal itu membuat Lintang yang masih belum terbiasa, merasakan tubuhnya seperti ditusuk jarum.

"Sial, aku tidak punya waktu untuk ini."

Lintang mengabaikan rasa sakit dan sekali lagi melancarkan heat wave ke arah Michael. Namun, sekali lagi Lintang dibuat mendecakkan lidah.

"Apa dia bisa melihat masa depan?" gumam Lintang.

Lintang menatap ketiga musketer dari Andalusia dan bertanya-tanya, bagaimana ayahnya bisa menghadapi ketiga orang itu. Lintang menggelengkan kepala membuang semua ketakutan dan keraguan. Saat ini dia sudah hampir mendekati leher raja, tinggal selangkah dia bisa membalaskan dendam yang selama ini dia tahan. Lintang berteriak, mengangkat pedang ke arah leher raja. 

"Kau kira bisa menyerang dari udara," Hanz yang sedari tadi tidak bergerak mengeluarkan rule booknya. "Raflesia Seed."

Beberapa biji berdiameter sekitar lima centi melesat bagi peluru. Lintang berusaha menahan rentetan biji yang terbang ke arahnya dengan pedang. Namun, beberapa biji masuk di dalam tubuhnya lenyap seperti ditelan bumi.

"Sial. benda apa itu tadi. Aku tidak merasakan sakit," Lintang menatap Hanz yang sedang tersenyum. "Tidak, ini pasti tidak baik."

Lintang terbang dan menebas langit-langit ruang taktha. Beberapa reruntuhan jatuh dan menutupi pandangan orang-orang yang berada di ruang takhta. Lintang menyembunyikan diri di balik puing-puing sambil bersiap melakukan serangan tersembunyi ke arah raja. 

"Jika kau memang bisa membaca masa depan, maka bacalah ini."

Lintang mengganti dual drive menjadi shadow garuda form. Karena terus menganti dual drive, Lintang memuntahkan darah segar. Meski begitu, Lintang terus memaksakan tubuhnya untuk bergerak. Lintang mendongkrakkan kepala ke atas dan mulai mengumpulkan buklatan energi merah.

"Dual Drive Ultimate Skill Doom breath Zoroastrianism."

Semua orang masih terlalu sibuk untuk mengurusi reruntuhan dan tidak menyadari serangan besar yang akan menimpa mereka kecuali Hanz.

"Hanz, Lao, kita lakukan link kombinasi." Teriak Hans.

"Apa maksud–"

Sebelum Hanz sempat menyelesaikan kata-katanya, bola api api yang dikelilingi hantu hitam menabrak semua orang di ruang taktha. Ledakan besar terjadi menyapu semua ruangan bahkan seperempat kastil Andalusia.

"Akhirnya aku berhasil menuntaskan balas dendamku."

Dengan perasaan hampa Lintang tertawa terbahak-bahak.

"Kau benar-benar pemuda yang sombong."

Suara Lao mengagetkan Lintang. Dari balik kabut debu muncul sesosok manusia anjing dengan armor besi yang berbentuk seperti energi. Di dalam manusia anjing itu terdapat tiga muskter, raja, Amaya, juga Hendricksen. 

"Sial, apa-apaan itu. Bagaimana mungkin mereka bisa selamat dari ledakan besar itu?"

"Teknikmu memang aneh nak. Aku yakin kau juga pernah ke Otherwordly. Kami pun juga begitu. Ini adalah teknik kombinasi kami, The great fairy Carberusman."

"Spesial skill Batle stance, Artifact active, Wing of Falcon."

Tubuh lao diselimuti aura berbentuk baju perang. Bukan hanya itu, Lao juga mengeluarkan artifak sayap sehingga dia dapat terbang ke arah Lintang.

"Majulah kalian para penganggu."

Lintang bermasud menukik dengan cepat untuk memberikan hantaman keras pada Lao. Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Lintang dihempaskan Lao dan jatuh ke tanah hingga tanah itu retak. Lintang terkejut dengan kekuatan Lao. Lintang juga menyadari tubuhnya mulai melemah. 

"Kehabisan tenaga saat sudah dekat seperti ini," gumam Lintang. "Jangan bercanda!"

Lintang mengepakkan sayap dan sekali lagi menerjang Lao. Lao menghempaskan pedangnya meski Lintang tidak berada di jarak tebas. Lintang berteriak, tubuhnya mengeluarkan darah. Saat Lintang terengah dan berusaha menjaga kesadaran, dia menyadari bahwa aura yang melingkupi Lao juga memberikan tambahan pada jarak tebas pedang.

"Benar-benar manusia-manusia berbakat yang luar biasa."

Ingatan masa kecil ketika pemanggilan guardian mengalir dalam kepala Lintang. Tidak adanya bakat dan Guardian membuat Lintang frustrasi. Jika dia memiliki satu mungkin dia bisa mengubah nasibnya.

"Apa kau sudah mulai frutrasi anak kecil?" tanya Lao ketika menyaksikan Lintang memukul wajahnya sendiri.

"Tidak juga, aku hanya menyadarkan diriku dari lamunan tidak penting."

Lintang tersentak karena anjing berkepala dua raksasa sedang berlari ke arahnya. Mengepakkan Sayap, Lintang bermaksud untuk terbang dan menghindar. Akan tetapi, anjing berkepala dua itu lebih cepat. Cakar dari tangan sebesar tiga puluh centi dari Si Anjing membuat Lintang terpelanting menabrak reruntuhan. Lintang bangkit menerbangkan beberapa keping batu di udara. Matanya menatap langit-langit ruang taktha yang sudah tidak berbekas. Di tempat itu berdiri Lao dengan pedang besarnya. Menurunkan kepala, Lintang menemui pemandangan lain yaitu anjing berkepala dua setinggi dua meter yang sepertinya adalah Michael. Memircingkan mata, Lintang juga mendapati Hanz dan Hendricksen sedang menjaga raja dan putri.

"Ah, kesempatan apa yang kupunya."

Lintang menyeringai, matanya seolah dipenuhi keyakinan. Setelah kembali pada wujud manusia dan menggigit jari hingga berdarah. Jari Lintang menari membuat sebuah lambang sihir di dada. Puas dengan yang dilakukan, Lintang menyeringai lalu menyeka mulutnya yang dipenuhi pasir.

"Mari lakukan ini."

Lintang melakukan link dengan Angra mainyu lalu membuat sebuah bayangan di belakang raja. 

"Gawat, lindungi raja sebelum anak itu–"

Michael tersentak sadar akan rencana yang Lintang buat. Meski begitu, semua orang terlalu jauh dari raja yang sudah tidak dilindungi dengan link fusion dari Three Musketer Andalusia.

"Matilah kau raja lalim brengsek!"

Lintang memfokuskan energinya pada sigil yang tergambar pada dada. Namun, tiba-tiba beberapa bunga tumbuh di tubuhnya dan membuat Lintang jatuh lemas.

"Untunglah, raflesia seed milikku udah mekar." Hanz mengusap peluh yang hampir pada dahi.

"Apa ini, tubuhku tidak dapat bergerak. Sial ... sial ... sial ...!"

Lintang membuka mata dan mendapati suasana nyaman yanng belum pernah dia rasakan dalam beberapa tahun ini.

"Kau sudah bangun?"

Rambut violet panjang yang  mirip dengan milik Lintang, suara merdu yang Lintang selama ini rindukan, senyum lembut yang selalu bisa meneduhkan hati. Tidak salah, itu adalah sosok yang Lintang kenal

"Ibu ...."

Lintang menitihkan air mata sederas air terjun.

"Kenapa kau menangis? apa kau sedang bermimpi buruk?"

"Ibu," Lintang menubruk  dan memeluk ibunya dengan erat. "Aku merindukanmu ibu."

"Cup ... cup ... anak laki-laki tidak boleh menangis. Kau tidak harus menangis bukan salahmu ibu terbunuh dan menjadi seperti ini."

Lintang mendongkrakkan kepala dan mendapati sosok manusia bermuka rata, bermata kosong berbentuk oval berdiri menyunggingkan senyum yang menakutkan.

"Tidak!"

Lintang berdiri dan terjungkal jatuh ke dalam jurang. Dia kemudian di bawa kembali pada keadaan rumah ketika ibunya bunuh diri.

"Ibu ...."

Lintang bersimpuh penuh sesal.

"Tidak ... ini semua bukan salahku,"

"Ya ... ini semua salahmu, kematian ibumu, kepergian ayahmu."

"Tidak, kalian tidak mengerti apa pun."

"Kau tidak berbakat."

"Kau sampah."

"Kau tidak memiliki  guardian."

"Semua salahmu."

"Arghhhhh!!!"

Lintang berteriak histeris ditengah orang-orang yang mengecamnya.

"Nak, berhentilah berteriak. Kau membuat telingaku sakit."

Lintang berhenti berteriak tatkala mendengar suara familiar masuk dalam telinga.

"Pak tua."

Seorang pria tua dengan pakaian seba putih sedang duduk nampak menikmati tehnya.

"Yo," pak tua itu melambai. "Kau sampai di tempat ini akhirnya. Jadi ... kau dalam keadaan hidup dan mati sekarang?"

"Aku tidak mengerti. Siapa sebenarnya kau?"

"Aku hanyalah pengawas," Pria tua itu bejalan mendekati Lintang. "Kau belum mengumpulkan sepuluh Guardian. Kau masih belum boleh mendengar rahasia–ups, aku hampir mengatakannya."

"Rahasia, apa maksudmu dengan rahasia."

Pria tua itu meletakkan tangan yang sudah keriput di dada Lintang.

"Jalanmu masih panjang nak. Kau yang mewakili balas dendam."

Pria tua itu mendorong Lintang.

***

Lintang terbangun mendapati dirinya sedang ditimpa beberapa tanaman berbau busuk yang tumbuh di seluruh tubuhnya.

"Brengsek, ternyata hanya mimpi. Aku ... aku tidak akan kalah hanya dengan hal seperti ini."

Orang-orang yang berada di ruang takhta nampak tenang. Mereka merasa Lintang sudah tidak lagi berdaya terkubur dalam bunga bangkai yang memiliki efek mengurangi pertahanan serta menghisap energi. Namun, sebuah pancaran api dari dalam bunga bangakai membuat semua orang menjadi waspada. Lintang mengerang membakar semua bunga beserta dirinya sendiri. Dalam kobaran api sekali lagi Lintang muncul dengan wujud garuda menuju ke arah raja.

"Matilah kau!"

Lintang bersiap menarik tangan untuk melancarkan pukulan terkuatnya. Menyadari hal itu Hendricksen berdiri di depan raja dan mengeluarkan rule booknya.

"Wind of Pocket Aiolos."

Sebuah kantung angin dibuka oleh hebdricksen dan memunculkan sebuah pusaran maha dasyat yang membuat Lintang terpelanting ke belakang.

"Tidak mungkin, anak ini ...."

Hendricksen terkejut karena Lintang menanam kaki, sayap dan juga tangan ke dalam tanah agar dirinya tidak terhempas. Setelah efek angin menghilang ketiga musket dari Andalusia bersiap. Mereka semua mengelilingi Sang Raja.

"Aku tidak mau," Lintang mulai kembali pada wujud manusia. "Aku harus ...."

Dengan langkah gontai Lintang menyeret kakinya menuju ke arah Sang Raja. Detik demi detik berjalan sangat lambat bagi yang melihat. Darah Lintang yang bercucuran mulai berjatuhan seiring langkah kaki Lintang yang sungguh lambat. Setelah berusaha dengan begitu keras, Lintang akhirnya ambruk. Meski begitu, tekad untuk balas dendam Lintang tidak pernah padam. Dia menyeret tubuhnya dengan lengan kanan dan terus berjalan ke arah raja.

"Ayah."

"Tuan ..."

"Baginda ..."

Semua orang memanggil Sang Raja tatkala Sang Raja mendekati Lintang.

"Ini semua sudah cukup. Akulah yang berdosa pada anak ini. Biarkan aku menebusnya."

Semua orang nampak tidak setuju. Akan tetapi, Sang Raja menggunakan isyrat tangan untuk membuat mereka menerima keputusannya.

"Nak, kau sudah berjuang cukup keras. Sekarang aku akan menerima hukuman darimu."

Lintang memegang erat tendon Achiles milik Raja lalu deganb sekuat tenaga mendongkrakkan kepala kemudian meludah.

"Persetan denganmu!" Lintang meludah sembari memutus tendon Achiles Sang Raja.

***

Kerjaan Broba

Ruang taktha nampak diduduki oleh seorang yang bertopeng. Oro nampak berlutut dengan penuh hormat.

"Tuan, para Guardian Beast hasil modifikasi telah siap. Kita bisa menyerang Andalusia kapan saja."

Pria bertopeng itu berdiri membuka topeng sembari tersenyum.

"Akhirnya kita akan melakukan reuni sekali lagi ... Anakku."



Continue Reading

You'll Also Like

292K 24.6K 26
Produced : Rui Si Ruis & Yi Kai Saar Translation : Rock Chang Typesetting : Dani Chen Publish : Tapas Tunda
705K 53K 129
Seberapa yakin Anda bahwa itu bukan mimpi? Apakah ada momen tertentu di mana Anda berpikir 'Ah, hanya deja vu'. Ini terjadi pada MC yang bertemu deng...
43.1M 3.4M 63
GALAKSIKEJORA by PoppiPertiwi | Bagian 2 atau Sekuel novel Galaksi. Dapat dibaca terpisah Selamat membaca kisah Galaksi Aldebaran & Kejora Ayodhya❤❤ ...