The Lost Existence

By RizkyT

20.3K 1.5K 280

Adakah mahkluk luar angkasa? Hal itu selalu menjadi pertanyaan di masa kecilku, ada berbagai planet, tata sur... More

Chapter 1, Part 0 - Prologue
Chapter 1 Part 1
Chapter 1 Part 2
Chapter 1 Part 3
Chapter 1 Part 4
End Of Chapter 1, Farewell Earth
Chapter 2 Part 1
Chapter 2 Part 2
Chapter 2 Part 3
Chapter 2 Part 4
Chapter 2 Part 5
Chapter 2 Part 6
Chapter 2 Part 7
Chapter 2 Part 8
End Of Chapter 2, The First Journey
Chapter 2 Notes
Chapter 3 Part 1
Chapter 3 Part 2
Chapter 3 Part 3
Chapter 3 Part 4
Chapter 3 Part 5
Chapter 3 Part 6
Chapter 3 Part 7
Chapter 3 Part 8
Chapter 3 Part 9
Chapter 3 Part 10
Chapter 3 End Fall Of The Empire
Chapter 4 Part 1
Chapter 4 Part 2
Chapter 4 Part 3
Chapter 4 Part 4
Chapter 4 Part 5
Chapter 4 Part 6
Chapter 4 Part 7
Chapter 4 Part 8
Chapter 4 Part 9
Chapter 4 Part 10
Chapter 4 Part 11
Chapter 4 Part 13
Chapter 4 Part 14
Chapter 4 Part 15
Chapter 4 Part 16
Chapter 4 Part 17
End Of Chapter 4, Start Of Tragedy
Last Chapter, Part 1
Last Chapter Part 2
Last Chapter Part 3
Last Chapter Part 4
Last Chapter Part 5
End Of Chapter 5

Chapter 4 Part 12

106 15 8
By RizkyT

Gildo

9 pesawat antariksa, 50 ribu monster sudah kami taklukkan. Bertempur, bertahan, bangkit dan bekerja sama. Tubuh kami terkoyak-koyak tapi kami akan terus berjuang. Dari darat, udara dan berbagai arah kami terus menahan pergerakan monster-monster ini. Kami berjuang dengan seluruh kemampuan kami. Bukan itu, melainkan melebihi kapasitas kami. Tidak, kami berjuang dengan mengorbankan seluruh darah dan jiwa raga kami. Diri kami sudah menjadi satu kesatuan, penembak jitu, pasukan udara, infantry, pasukan mecha, team medis diri kami sudah bersatu melawan Styr dari berbagai arah demi satu tujuan melindungi planet ini. Dan aku tidak akan membiarkan satupun orang menjadi korban.

3 monster besar yang dapat meluluh lantakkan gunung. Hanya monster ini yang menjadi ancaman terbesar kami. Jika kami dapat mengalahkan ancaman ini dan menghancurkan pesawat komando mereka, ini akan menjadi penentu kemenangan. Dan begitu pula jika kami kalah di sini pastinya planet ini tidak akan dapat kami selamatkan.

20 pasukan mecha khusus bertempur bersamaku saat ini. Orang-orang terbaik yang selalu mendukungku. Pasukan yang lain menahan gempuran monster dan tersisa kami untuk melawan monster terkuat ini. Hanya yang di sini tersisa untuk melawan mereka, akan kami tunjukkan bahwa Styr tidak akan dapat menguasai bangsa ini.

"Jadi bagaimana strateginya komandan?" Curio bertanya di sampingku. Mechanya sudah bersiap bertempur dengan dua pedang laser yang digenggamnya.

18 pasukan mecha yang lainya pun sudah bersiaga. Tanpa kegelisahan, kecemasan, ketakutan mereka semua berisi dengan semangat. Mereka adalahan team yang kubanggakan.

"Strategi? Hmm, strategi apa, seperti biasa. Mari kita berpesta!!!"

Monster ini memulai serangan dulu setelah aku berkata tadi dengan melayangkan pukulanya ke arahku. Dentuman besar terdengar yang berasal dari pukulan monster yang tingginya lebih dari 800 meter. Tubuhnya yang dibalut dengan kulit yang kerasnya melebihi baja dengan gampangnya melumatkan tanah dengan tinjunya itu. Sekuat apapun tinjunya tidak ada artinya jika tidak mengenai serangan.

Aku bersama Curio menerjang monster itu setelah menghindari seranganya. Kulit monster itu kami sayat dengan 2 pasang pedang laser.

"Ayo kita permainkan dia Curio, Galia dukung kami dengan artileri. Kalian semua serang monster yang lain. Terserah cara kalian seperti apa yang penting bantai!!!"

"Baik komandan." Mereka semua secara serentak tapi ada satu yang berkata lain.

"Mari kita berpesta, Kyahahahaha." ( Sial tampaknya malah aku melepaskan monster yang lain)

Monster itu kembali melayangkan tinju besarnya ke arahku. Planet ini bergetar yang getaranya membuat pohon berjatuhan. Dan aku hanya tertawa melihat seranganya yang sia-sia. Monster berukuran raksasa ini dapat bergerak dengan lincah meski bobotnya yang tinggi. Seranganya cepat bahkan membuat ledakan angin di sekitarnya. Tetapi aku bergerak lebih cepat. Seranganya ganas yang dapet mencabut nyawa kami jika terkena. Tetapi aku lebih ganas. Dia makin mengamuk, menyerang dengan brutal lebih cepat, lebih akurat. Tetapi aku lebih brutal. Tidak akan aku biarkan kamu bersantai-santai di sini monster-monster Styr.

Tiap kali dia menyerang kami, kami menghindar dan membalas menyanyat kulitnya. Sayatan yang tidak dalam, pedang laser kami yang dapat menembus baja dengan gampangnya, mungkin hanya bagaikan gigitan semut bagi monster ini. Monster ini terus menyerang kami dan pada saat itu kami membalas. Berulang kali, berulang kali pada titik yang sama.

"Crass"

Darah biru mengucur deras dari bagian kedua lengan monster itu. Tangan monster itu tidak akan dapat digerakkan lagi, otot dan nadi penggerak sudah kami tebas dengan sangat dalam. Monster ini meraung dengan keras yang memekakkan telinga.

"Bagaimana selanjutnya komandan?" Curio bertanya kepadaku, terlihat bekas darah biru pada tubuh mechanya.

"Kita serang kakinya, kita akan lumpuhkan monster ini sampai dia tidak dapat bergerak sama sekali, aku ingin tahu bagaimana tangisan monster raksasa ini."

"Graaaauuh"

Tiba-tiba sebuah tinju besar diarahkan kepadaku. Monster yang lain tampaknya menyerang diriku mendengar raungan dari temanya. Tetapi tinju tersebut berhenti hanya beberapa senti dariku, meski tekanan anginya tetap mendorong mechaku. Terlihat rantai-rantai mencengkeram tinju monster raksasa ini.

"Hei, Viskaj jagain dong peliharanmu jangan biarin keliaran kayak gini!" Aku berkata tegar tapi sebenarnya tubuhku gemetar mengalami kejadian yang baru saja terjadi.

"Iya Komandan maafkan saya, anak ini memang riang. Baiklah kembali ke kandangmu monster."

Mecha coklat yang dikendarai Viskaj menarik monster ini dengan rantainya. Tubuh mecha yang bulat dan mungil ini dapat membanting monster yang berbobot ratusan kali lebih besar. Tanah berguncang karena bantingan monster tersebut, tapi aku tidak peduli, aku hanya fokus untuk menghabisi monster yang jadi sasaranku.

"Komandan dia mengaktifkan pelindungnya."

Sekarang seluruh tubuh monster ini diseliputi oleh kulit keras yang berjenis mineral. Mineral yang sangat kuat bahkan pedang laser kami sama sekali tidak dapat menggoresnya. Sama seperti data yang kami dapatkan ketika monster ini terluka dan merasa ancaman berbahaya dia melapisi tubuhnya dengan mineral yang dapat bertahan terhadap benda setajam apapun. Tetapi pelindung ini memiliki kelemahan, kecepatanya akan melambat dengan drastis.

"Gallia bombardir dia!"

Mendengar perintahku Gallia, segera melancarkan serangan rudal bertubi-tubi. Monster yang biasanya gesit ini tidak dapet menghindar dari serangan rudal yang dilancarkan Galia. Tetapi kulit mineralnya masih dapat melindunginya ,monster ini berjalan ke arah Galia ingin membalas seranganya. Tapi serangan kami tidak hanya sampai di sini.

"Sesta sekarang giliranmu."

"Baik komandan."

Pasir-pasir berterbangan yang menutupi pemandangan di sekitar monster itu, meski begitu monster ini tetap berjalan ke arah Galia dari perkiraan arah rudal dan mengandalkan pendengaranya. Hanya beberapa meter lagi dia dapat menghentikan sumber rudal yang memborbardi dirinya, dan jika dia dapat mencapai jangkaunya baginya ini hanya akan menjadi ancaman kecil.

Aku tertawa kecil dalam hatiku melihat perilaku monster ini. Hanya mengandalkan tubuh besar dan insting monsternya. Tidak ada strategi dan pemikiran sama sekali, semua gerakanya sama seperti yang diperkirakan.

Batu besar dilemparkan, ke arah monster itu berlari. Batu berdiameter ratusan meter dilemparkan oleh mecha berwarna merah yang dikendarai oleh Sesta. Mecha yang hanya berukuran puluhan meter tapi tangan besarnya dapat mengangkut batu yang lebih berat ratusan kali daripada bobotnya. Momentum monster ini berlari dan batu besar yang dilemparkan menghasilkan daya yang luar biasa ketika 2 benda masif ini beradu. Suara tubrukan yang besar terdengar memekakkan telinga dan monster itu tersungkur ke tanah, kulit mineralnya tidak dapat melindunginya.

Pertempuran yang sengit ini usai dan saatnya aku menghabisinya, aku mengaktifkan output energi pedangku menjadi maksimum. Kulit mineralnya tetap menjadi rintangan tapi monster ini terlihat tidak bergerak lagi . Aku dapat leluasa memotong lehernya jika tidak ada yang menggangguku. Hanya tersisa beberapa meter lagi sampai aku dapat menghabisi monster ini.

"Komandan awas!"

Noelle mendorongku menghindari semburan asam yang ditargetkan kepadaku. Sebelum aku sempat menghabisi monster yang kulumpuhkan monster ketiga menyerangku secara tiba-tiba.

"Komandan, makanya liat-liat keadaan dong, bengong aja daritadi." Noelle mencemooh diriku sambil membangunkan mechanya kembali.

"Hei kalian yang bener dong jagain monsternya dari tadi lepas mulu, nyerang aku lagi. " Aku berkata penuh amarah meski ekspresiku tidak terlihat di balik mecha ini.

"Sudah aku jagain komandan, tapi mungkin mereka sedang lapar dan melihat komandan seperti santapan yang lezat"

"Eh lihat itu komandan, asam yang disemburkan monster itu."

Aku melihat ke arah yang ditunjuk oleh Noelle, tanah dan bebatuan yang tersembur oleh asam itu melepuh dengan cepat.

"Aku punya ide nih komandan, kamu tahu kan apa yang aku pikirkan." Suaranya terdengar sangat licik.

"Hei, apa maksudmu."

"Gih sana jalan, komandan bisa jadi umpan yang bagus nih" Lagi-lagi nada cemoohnya.

"Sudah kubilang aku adalah tonggak utama pasukan ini, kamu mau membuat pasukan ini buyar hah?"

"Jangan khawatir komandan, kami tidak akan melupakan jasa dan pengorbanan komandan. Perjuangan komandan akan kami teruskan."

"Aah, aku menyerah ngomong dengan kamu Noelle." Dari dulu aku selalu terbawa iramanya.

Aku menggerakkan mechaku dan melancarkan serangan kepada monster penyembur asam ini. Curio mengalihkan pandangan monster ini setelah aku disemburkan asam secara tiba-tiba olehnya. Sekarang monster ini kembali mengincarku setelah aku masuk ke jarak pandangannya membiarkan 4 mecha yang lainya.

Monster itu kembali menyerangku dengan asamnya. Aku segera menghindari asam yang dapat melepuhkan pepohonan dan bebatuan dengan sekejap. Semburanya bergerak sangat cepat yang membuatku susah menghindarinya dan jeda semburanya pun sangat dekat.

"Sialan ini Noelle seenaknya aja nyuruh aku jadi umpan monster seperti ini."

Aku menembakka rudal-rudal ke arah monster ini tetapi ada sebuah medan energi yang melindungi dia dari ledakan rudal yang kutembakkan. Serangan jarak dekat pun tidak bisa menjadi pilihan karena serangan asamnya yang cepat dan berbahaya. 4 mecha saja kesusahan melawanya dan sekarang aku harus meladeninya sendirian.

"Semangat Komandan, ayo kurang ke kanan lagi." Dia bersembunyi di jarak aman tidak terlihat oleh pandangan monster penyembur asam ini, senapan runduk telah diarahkan ke monster itu dengan mecha birunya yang berukuran lebih kecil dibanding yang lain.

"Sialan kamu Noelle, apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan."

Berbagai cara aku lakukan untuk berlindung dari semburan asam yang bertubi-tubi. Batu-batuan dan pepohonan tidak ada artinya melawan semburan asam yang dengan cepat melepuhkanya. Perisai yang aku milikipun tidak berarti melawan semburan asamnya yang sangat keras. Aku semakin tersudut.

"Duar"

Peluru dengan kaliber besar menembus medan energi yang dimiliki monster itu dan tepat menuju mata kirinya. Semburan asam yang seharusnya diarahkan kepadaku sekarang berganti sasaran. Diriku yang seharusnya melepuh karena asam, terselamatkan, tapi tidak dengan yang lainya. Asam itu mengenai temannya sendiri, monster yang berkulit mineral itu melepuh karena asam yang salah sasaran.

"GYAAA!!!" Monster berkulit ini mineral itu meneriakkan teriakan terakhir. Aku cukup terkejut dengan kekuatan asam ini, pedang laserku saja kesusahan menembusnya dan sekarang monster ini dengan cepat melepuh. Monster yang harus kami lawan tersisa 2.

"Bagaimana strateginya sekarang komandan?" Noelle, keluar dari persembunyianya dan sekarang mendekatiku.

"Apa kamu tidak bisa menembaknya lagi? Hanya senapanmu yang dapat menembus medan energi yang dia miliki."

"Aku sudah mencobanya komandan, tetapi kulit dari monster ini pun sangat keras. Meski peluruku dapat menembus medan energinya tapi tidak dapat membuat serangan yang fatal terhadap monster ini. Dan aku langsung menjadi sasaran empuk, kamu tahu seberapa cepat mechaku bergerak. Jika tidak ada komandan menjadi umpan aku tidak berani menembak."

Monster itu kembali aktif setelah luka di kelopak matanya berangsur pulih. Peluru yang ditembakkan oleh Noelle tidak dapat melukai matanya, medan energi yang melindunginya mengurangi kecepatan dari peluru itu dan kulitnya yang keras makin memperkuat pelindungnya.

"Gruaah"

Monster itu semakin marah dan brutal dia menerjang kami sambil menyemburkan asamnya.

"Noelle, bersembunyilah aku akan menyerangnya dari jarak dekat, aku akan membuat peluang untuk menembak titik vitalnya" Kataku memberi komando sambil menghindari semburan asam dari monster ini.

"Duaar"

Tiba-tiba ledakan-ledakan terjadi pada sekujur tubuh monster itu. Bom-bom yang tidak jelas datangnya dari mana meledak secara bertubi-tubi. Aku melihat sebuah siluet yang bergerak menjauhi monster itu. Sebuah siluet yang susah terlihat dengan pandangan yang biasa, aku harus menggunakan penglihatan mesin ini yang sudah diperkuat ratusan kali untuk melihat siluet itu.

"Komandan, bukankah itu Anweld?" Noelle bertanya kepadaku dengan nada ragu-ragu.

"Ya memang dia, pantas saja aku kira aku salah hitung tadi. Aku merasa hanya ada 19 mecha yang berkumpul ternyata daritadi dia mengaktifkan camouflagenya."

Mecha Anweld memiliki camouflage yang paling canggih. Pandangan, pendengaran bahkan sentuhan tidak dapat mendeteksi camouflage yang dia miliki, aku yakin dia sudah menempel pada tubuh monster itu selama beberapa puluh menit untuk memasang bom sebanyak ini. Tingkah lakunya yang tidak dapat diprediksi ini menyusahkanku. Dia adalah salah satu orang paling bermasalah dalam tim.

Puluhan bom meledak secara beruntun pada monster itu. Medan energinya tidak dapat melindunginya dari bom yang menempel pada tubunya. Tetapi bukan berarti masalah sudah usai sekarang monster ini menyemburkan asamnya yang sangat kuat secara membabi buta ke segala arah.

"Noelle, cepat berlindung!"

Serangan monster itu semakin tidak bisa diprediksi. Tidak ada pilihan lain selain menunggu monster ini runtuh karena runtutan ledakan bom.

"Gyahahahaha"

Sebuah mecha berwarna oranye melesat dengan cepat. Mecha ini menghindari asam yang menyembur dari segala arah, bom yang masih terus meledakpun tidak diperdulikanya. Mecha ini melompat ke arah monster itu dan menempel pada leher monster besar ini yang ditopang oleh rantai dengan pengait di ujungnya. Pengemudi mecha ini adalah Verri salah satu orang paling bermasalah dalam team. Dia mengemudikan mecha yang paling cepat dan tingkah lakunya yang brutal sangat menyusahkanku.

"Komandan dia mulai berulah lagi." Noelle menggeleng kepalanya melihat kelakuan Verri.

"Sudahlah, kamu sudah mengerti dia seperti apa. Support dia dengan senapanmu."

Noelle segera mengambil posisi mempersiapkan senapanya mendengar perintahku. Verri yang menempel pada leher monster itu mengaktifkan gergaji mesinya memotong leher monster itu. Ledakkan bom yang masih terus berlangsung melemahkan monster itu dan memberi celah untuk dia memotong dengan gergajinya, meskipun sebenarnya ini juga menyusahkan kondisi mecha oranye itu. Tapi jika ku tanya dia pilih mana, aku beri celah dia dengan cara melumpuhkan monster ini terlebih dahulu, atau kondisi seperti ini dimana bom meledak dimana-mana dan semburan asam datang dari segala arah yang langsung berakibat fatal jika terkena, dia pasti akan menjawab. Semakin berbahaya semakin asyik.

Monster ini mengeluarkan sisa tenaganya untuk mengusir mecha yang menempel pada tubunya tapi Noelle sudah bersiap menembak tangan yang hampir menggenggam parasit yang menempel pada tubuh monster itu. Monster itu meneriakkan raungan terakhirnya yang ditemani dengan kucuran darah berwarna hijau. Kepala monster itu sudah terpisah dengan tubuhnya.

Tersisa satu monster lagi, persenjataan kami sudah makin menipis dan pertempuran tadi juga sudah membuat beberapa kerusakan pada mecha kami. Tapi itu tidak membuat semangat kami untuk mengusir Styr dari planet kami berkurang, aku segera menerjang ke monster yang ke 3. Tiba-tiba aku mendengar ledakan besar sebelum aku sampai ke sasaranku.

"Komandan, Pilrem dan 4 mecha yang lainya, sudah berhasil menghancurkan pesawat antariksa yang terakhir." Dia memberitahukan kepadaku informasi yang baru saja dia terima dari layar mechanya.

"Oh begitu yah Noelle, okay katakan kepada dia nanti aku akan beratraksi seperti kemauanya."

100 turet yang melindungi pesawat antariksa itu, dilengkapi dengan rudal, laser dan senapan mesin. Perlindungan yang paling canggih yang dapat melumatkan semua musuh yang mendekati pesawat induk itu dengan sekejap dan presisi yang tepat. Pesawat induk ini mungkin lebih susah dikalahkan dibandingkan 3 monster raksasa ini, tapi Pilrem dan teamnya dapat menghancurkan lebih dulu, ledakan besar yang kudengar tadi pasti dari meledaknya pesawat induk itu. Aku kalah taruhan, sial tampaknya aku harus membaca buku bagaimana beratraksi seperti badut.

"Ayo Noelle kita habisi monster yang terakhir." Aku memberi aba-aba ke dia dan sekaligus memberitahukan mecha yang lain untuk berangkat.

6 mecha yang masih dapet bertempur sekarang menerjang ke monster yang terakhir. Sudah ada v3 mecha yang sudah bertempur sebelumnya yang sekarang berada dalam posisi bertahan. Viskaj sedang dalam kondisi mengkhawatirkan dirinya dalam posisi sedang diinjak oleh monster raksasa ini dan bertahan sekuat tenaga dengan menahan injakan monster ini dengan kedua tangan mechanya. 2 mecha yang lain mencoba membantunya dengan menyerang menggunakan rudal tapi monster ini tetap bergeming. Tapi kondisi dia sangat mengkhawatirkan melihat perbedaan ukuran monster ini dan mecha Viskaj yang sangat jauh. Dirinya tampaknya sangat lega melihat kedatangan kami.

"Aah komandan, akhirnya datang juga. Aku sudah memberikan sinyal SOS daritadi cuman kebiasaan komandan selalu mematikan monitor penghubung jika sedang bertempur."

Ya aku memang mematikan beberapa hubungan komunikasi selain dari Noelle, Curio dan markas pusat karena itu terkadang mengganggu performaku bertempur. Tapi aku sudah mengatakan untuk memberikan informasi ke Noelle jika ada yang mau disampaikan kepadaku.

"Eh, Noelle kamu mendapat pesan SOS dari Viskaj?" Dia menggeleng kepalanya mendengar perkataanku.

"Ah komandan anu..., rasanya gimana yah kalo menyampaikan sesuatu ke Noelle." Dia tiba-tiba memotong dengan nada yang gugup.

Ah anak ini masih aja sok malu-malu. Aku meluncurkan rudal ke arah monster itu. Viskaj dilepaskan karena serangan kami. Monster itu tersadar melihat dirinya dikepung oleh 9 mecha kami. Kemudian dia melakukan raungan yang memekakkan telinga. Dia sadar bahwa teman-temanya telah mati.

Setelah raungan itu kemudian dia mengembangkan sayap pada tubuhnya. Monster yang paling kami waspadai, dengan kemampuan terbangnya dia bisa langsung menyerang wilayah penduduk. Dirinya terbang cepat keluar dari kepungan kami, tampaknya dia ingin melakukan serangan terakhir langsung ke wilayah penduduk.

"Curio cegah monster itu."

Curio menyusul monster itu dengan 2 buah pedang laser yang dipegangnya. Sabetan dari Curio, tidak dapat membuat monster itu jatuh, dan bantuan artileri dari kami tidak terlalu berguna karena cepatnya pergerakan monster itu dan kulit yang keras melindungi tubuhnya meski tidak sekeras monster yang lain. Jika dibiarkan monster itu akan sampai ke wilayah penduduk dan dengan tubuh raksasanya akan membawa kerusakan yang fatal.

"Tampaknya aku harus menyiapkan senjata pamungkasku. Semuanya bersiap!"

"Baik komandan." Mecha yang lain menyahut bersamaan.

Beam Blaster, senjata yang kupersiapkan untuk menghancurkan pesawat induk Styr. Pesawat induknya sudah dihancurkan oleh Pilrem dan senjata ini akan kugunakan untuk menghancurkan monster yang terakhir ini. Kemampuan normalnya dapat meluluhkan ratusan pasukan monster sekaligus dan menembus kulit monster raksasa itu, dan kemampuan maksimumnya menggunakan energi dari 20 mecha dapat menghancurkan meteor yang besar.

Aku mengaktifkan senjata berbentuk senapan dengan laras yang sepanjang tinggi mechaku. Aku mempersiapkan senjata itu dengan kusandarkan di bahuku dan diisi dengan energi dari 10 mecha lain yang berada disampingku, tapi perlu waktu untuk menembakkan senjata ini dan targetku adalah benda hidup yang bergerak sangat cepat.

"Curio tahan monster itu, aku akan menembakkan Beam Blaster ke arahnya." Aku menghubunginya melalu mesin komunikasi.

"Aku sudah berusaha komandan, tapi monster ini terlalu lincah. Dan aku bisa mengalami kerusakan fatal jika terkena serangan dengan tubuhnya yang besar ini." Dia membalasku dengan nada yang gelisah.

"Lakukan saja apa yang kukatakan, cepat!!!"

"Okay komandan." Serangan Curio semakin intens terhadap monster itu.

"Masuk ke fase terakhir Noelle, aku akan menembaknya." Ada 10 lampu yang berada di senapan ini yang menunjukkan energi yang sudah terkumpul di senjata ini. Berawal dari hijau dan sekarang semuanya sudah berwarna merah siap untuk ditembakkan.

"Kamu yakin komandan? Kita hanya bisa melakukan tembakan sekali saja." Kata Noelle menahanku.

"Sudah percayakan saja kepada dia."

"Tidak-tidak komandan itu tidak bisa, Curio tidak akan bisa menahanya tapi aku bisa." Tiba-tiba Verri mendekatiku dengan mecha yang telah mengalami kerusakan parah karena ledakan bom dan cakaran-cakaran monster.

"Lihat bagaimana aku menangani monster itu, jangan tembakkan senjata itu sebelum aku berdansa denganya."

Kami hanya terdiam saja melihat Verri yang langsung menyusul monster itu dan Curio dengan kecepatan yang luar biasa. Kemudian aku kembali bersiap untuk menembakkan senjataku.

"Persiapkan tembakan."

"5,4,3,2,1"

Sebuah laser yang sangat besar dilepaskan dari moncong Beam Blaster ini. Laser yang dapat melumat segala benda yang tertuju kepada monster raksasa itu. Curio melakukan gerakan tipuan menghindari cakar yang dilayangkan monster itu kemudian dia merobek sayap monster itu dengan serangan kuat menggunakan kedua pedangnya. Monster itu terdiam dan beberapa waktu lagi monster itu akan hangus oleh laser besar yang tertuju kepadanya. Sepasang sayap tiba-tiba tumbuh dan monster itu mencoba menghindar. Sebelum monster itu sempat menghindar sekelebat bayangan bergerak cepat menebas matanya. Serangan dari Verri menghentikan gerakan monster itu yang membuat dirinya hancur tak bersisa terkena serangan dari Beam Blaster.

Dengan matinya monster itu peperangan ini usai, Noelle baru saja memberitahukan kepadaku bahwa pasukan mecha yang lain telah menghabisi monster-monster yang tersisa.

30000 senjata habis terpakai 10000 tentara terluka, 5000 orang di antaranya terluka berat sedang dalam perawatan insentif, 3000 yang lain sudah tidak dapat bertempur lagi, dan 2000 sisanya sudah dirawat. 180 Orang mekanik sudah kelelahan dan 1950 mecha sudah tidak dapat dioperasikan lagi. Sisa persenjataan tinggal 10 %.

Dan korban jiwa... 0.

Kita sudah menang telak, kita sudah membuktikan bahwa Styr tidak ada apa-apanya, bahwa persatuan kami tidak digoyahkan.

"Hidup bangsa Forste."

"Hidup bangsa Forste."

"Hidup bangsa Forste."

Kami bersorak-sorai merayakan kemenangan kami. Semua orang berteriak bahkan air mata pun menetes. Kebanggaan yang tidak dapat digantikan Nama kami sudah terdaftar dalam sejarah Forste. Pejuang yang bersatu mengusir parasit yang ingin menjajah kami. Sorak-sorai yang tidak berhenti sampai tenggorokan kami terbakar tidak dapat berkata lagi.

"Triiing, triiing, triing"

Aku mendapat panggilan, panggilan darurat dari ruang komando.

Aku menerimanya.

"Ya ada apa?"

"Komandan..." Suara pria membalas dengan nada lirih.

"..."

"Selamat komandan anda telah memenangkan pertempuran." Ucapan selamat diberikan kepadaku tanpa semangat seperti tidak berjiwa.

"Katakan Ludee, ada apa kamu memanggil panggilan darurat?"

"..." Dia menghela napas sebelum lanjut berkata.

"Perisai pelindung telah mati, parasit Styr sudah masuk ke wilayah penduduk."

Diriku terdiam tidak dapat membalas apa-apa.

"Pasukan kerajaan sudah dikuasai Styr."

Continue Reading

You'll Also Like

3.3K 538 21
Tahun 2043, kemajuan teknologi berkembang pesat di seluruh penjuru dunia. Menyusul perubahan iklim dunia yang semakin tak dapat dikendalikan hingga m...
SAMA AKU AJA By Ry

Science Fiction

1.3M 57.2K 30
🌹 🌹 🌹 🌹 Oya. Cerita ini aku private! So, yang mau baca, bisa follow terlebih dahulu 😄 Muachhhh...
4.3M 300K 47
"gue gak akan nyari masalah, kalau bukan dia mulai duluan!"-S *** Apakah kalian percaya perpindahan jiwa? Ya, hal itu yang dialami oleh Safara! Safar...
Jimin Or Jimmy By arzy

Science Fiction

489K 2.8K 8
hanya cerita tentang jimin yang memenya sering gatel pengen disodok