The Lost Existence

By RizkyT

20.3K 1.5K 280

Adakah mahkluk luar angkasa? Hal itu selalu menjadi pertanyaan di masa kecilku, ada berbagai planet, tata sur... More

Chapter 1, Part 0 - Prologue
Chapter 1 Part 1
Chapter 1 Part 2
Chapter 1 Part 3
Chapter 1 Part 4
End Of Chapter 1, Farewell Earth
Chapter 2 Part 1
Chapter 2 Part 2
Chapter 2 Part 3
Chapter 2 Part 4
Chapter 2 Part 5
Chapter 2 Part 6
Chapter 2 Part 7
Chapter 2 Part 8
End Of Chapter 2, The First Journey
Chapter 2 Notes
Chapter 3 Part 1
Chapter 3 Part 2
Chapter 3 Part 3
Chapter 3 Part 4
Chapter 3 Part 5
Chapter 3 Part 6
Chapter 3 Part 7
Chapter 3 Part 8
Chapter 3 Part 9
Chapter 3 Part 10
Chapter 3 End Fall Of The Empire
Chapter 4 Part 1
Chapter 4 Part 2
Chapter 4 Part 3
Chapter 4 Part 4
Chapter 4 Part 5
Chapter 4 Part 6
Chapter 4 Part 7
Chapter 4 Part 8
Chapter 4 Part 9
Chapter 4 Part 10
Chapter 4 Part 12
Chapter 4 Part 13
Chapter 4 Part 14
Chapter 4 Part 15
Chapter 4 Part 16
Chapter 4 Part 17
End Of Chapter 4, Start Of Tragedy
Last Chapter, Part 1
Last Chapter Part 2
Last Chapter Part 3
Last Chapter Part 4
Last Chapter Part 5
End Of Chapter 5

Chapter 4 Part 11

127 16 10
By RizkyT

"Ludee cepat katakan apa yang sebenarnya terjadi." Aku bertanya dengan suara lantang, nada yang tidak pernah keluar dari perkataanku.

"Perisai pelindung itu dinonaktifkan dari dalam."

Aku terjatuh, kakiku yang berusaha menopang diriku mendadak lemas tidak bertenaga mendengar berita mengejutkan yang terus datang. Meski diriku tidak sampai menyentuh tanah karena Ludee segera menahan diriku.

Aku merasakan air mengalir dari mataku dan suaraku tertahan keluar karena kepedihan yang terasa di jantungku.

"Kenapa... kenapa ini bisa terjadi..." Suaraku tersedak menahan nangis meski air dari mataku mengucur dengan deras.

"Bu kepala beristirahatlah aku akan menyelesaikan masalah ini." Ludee melihatku dengan sedih dan simpati, meskipun aku adalah kepala laboratorium ini aku tetaplah anak yang masih kecil baginya.

Meskipun begitu aku tetap bangun walau dengan kaki yang goyah. Ini adalah masalahku, hanya ada 3 orang yang dapat mematikan sistem Perisai Pelindung.

"Aku akan bertemu dengan dia, dimana terakhir kali perisai pelindung dimatikan?"

"Jangan bu kepala, tanpa perisai pelindung keadaan di luar akan sangat berbahaya."

"Ya aku tahu tapi kita tidak akan berhenti di sini. Dengan cara apapun kita akan berjuang untuk melindungi rakyat. Kamu tahu hanya dirikulah yang dapat pergi."

Ludee akhirnya menurut melihat kesigapan diriku.

"Baik, perisai pelindung terakhir kali dimatikan di blok b-2. Aku akan mengaktifkan fasilitas keamanan untuk melindungi bu kepala dan ada 2 pasukan mecha untuk melindungi bu kepala."

"Baiklah Ludee, lanjutkan monitor keadaan kita pasti akan dapat melewati masalah ini."

Aku bergegas ke pintu keluar dan bersiap menggunakan pakaian pelindung. 2 Mecha sudah menungguku dan dalam 5 menit aku akan bertemu dengan dia, Kak Reina.

Alarm keamanan terus berbunyi, tapi tampaknya situasi rakyat masih stabil. Pasukan pengaman tetap menjaga keadaan rakyat. Perlu waktu 5 menit melewati lorong ini untuk mencapai posisi terakhir Kak Reina. Dari kaca aku melihat puluhan pasukan kerajan berpatroli menjaga keadaan. Mereka mengenakan jubah berwarna hitam bersenjatakan tombak panjang. Persenjataan mereka berbeda dengan pasukan yang dibawah Gildo yang mengutamakan mecha untuk bertempur. Dengan armor yang kuat dan pendorong jet untuk terbang dan bergerak lincah. Dan senjata tombak yang dapat menembakkan laser yang sanggup menembus baja. Pasukan mecha bertugas untuk bertempur di medan luas tanpa penduduk dan dalam benteng ini pasukan kerajaanlah yang bertugas untuk bertahan karena kelincahanya. Jumlah mereka yang lebih banyak dapat menandingi pasukan Gildo yang memiliki persenjataan lebih lengkap.

"Bu kepala hati-hati, aku melihat gerakan yang mencurigakan dari mereka." Salah seorang yang menjagaku tiba-tiba berbisik.

"Hah? Apa maksudmu. Siapa yang kamu maksud?"

Tiba-tiba mecha yang menjagaku itu berhenti.

"Lindungi ibu kepala kita sudah dikepung."

Aku melihat ke luar melewati kaca. Puluhan pasukan kerajaan yang berpatroli tadi mengitari kami dan terlihat seperti mengawasi seluruh pergerakan kami.

"Tidak mungkin, mereka juga memiliki perlindungan terhadap parasit Styr."

Tapi tiba-tiba pasukan kerajaan menembus kaca pelindung yang memisahkan kami. Seranganya dapat ditahan oleh perisai dari mecha merah yang bertugas melindungiku.

Mecha yang satu lagi langsung melakukan serangan balasan ke arah pasukan kerajaan yang mengepung kami. Mereka dulunya memang teman sejawat. Tapi mereka tidak akan berpikir dua kali untuk memprioritaskan keamananku.

Aku dibawa oleh mecha biru menembus kepungan pasukan kerajaan dan mecha yang satunya lagi bertugas untuk membuka jalan kami. Diriku hanya dapat terdiam, aku shock dengan kejadian yang terus datang secara mendadak.

Pasukan kerajaan terus menyerang memperlambat pergerakan kami. 5 pasukan kerajaan setara dengan 1 mecha dan sudah jelas kami sedang dalam posisi yang buruk. Mereka menyerang terus menerus menahan pergerakan kami dan mecha yang bertahan juga harus memikirkan keselamatan diriku ketika bertempur.

"Braaak"

Akses menuju gerbang selanjutnya telah mereka hancurkan. Tidak ada jalan keluar untuk kami lagi dan satu-satunya pilihan adalah bertempur meski dalam kondisi yang berat sebelah. Tetapi semangat dari mecha biru dan merah ini tetap tidak pudar.

"Aku tidak akan menyerah, aku akan melindungi ibu kepala meski nyawaku terlepas dari jasadnya."

"Hyaaa" Senjata rudal ditembakkan ke arah kepungan pasukan kerajaan itu dan mereka membalas dengan tombak besar ke arah kedua mecha ini. Pertempuran yang tidak dapat terelakkan. Tetapi semua tiba-tiba berhenti. Tombak itu tidak menembus tubuh mecha ini dan rudal itu pun melayang di udara tidak meledak.

Aku melihat seorang gadis kecil yang selalu saja tiba-tiba muncul tanpa peringatan. Airi dialah yang menghentikan pergerakan semua orang di sini.

Pasukan kerajaan dan mecha yang melindungiku dia lempar dengan tenaga misterius yang tidak terlihat. Pertempuran yang sengit tadi hanya dalam sekejap dia selesaikan. Kemudian dia memandangku dan tiba-tiba pemandangan berubah hitam dengan diterangi titik kecil seperti bintang. Kami seperti berpindah ke dimensi yang lain.

"Airi apa yang terjadi kenapa perisai pengaman tiba-tiba berhenti Airi?"

"Lupakan planet ini Linda, kalian tidak akan memenangkan pertempuran ini."

"Mengapa kami bisa kalah Airi, aku telah mengikuti semua petunjukmu!"

"Aku tidak tahu!!!" Dia membalasku dengan suara lantang. Aku tidak pernah melihatnya seperti ini yang biasanya berbicara dengan suara datar dan wajah tanpa ekspresi.

"Kalian semua telah mengecewakanku, berulang kali berulang kali. Aku telah memberikan kalian ilmu untuk melawan Styr, menuntun kalian. Tapi kenapa kalian bisa gagal, kenapa?!!!"

Hatinya terlihat hancur, lebih buruk dari apa yang kurasakan sekarang, wajahnya tidak terlihat karena cahaya yang redup tapi apakah ekspresinya berubah dari ekspresi wajah yang seperti mesin.

"Tidak Airi kami belum kalah. Gildo masih berjuang dan mereka pasti akan menang. Aku akan mengaktifkan perisai pelindung lagi untuk bertahan dari ancaman Styr"

"Apakah kamu tidak melihat keadaan di luar Linda? 10 ribu pasukan kerajaan yang kamu banggakan semuanya sudah dikuasai oleh Styr."

"Apa tidak mungkin? Mengapa ini terjadi Airi?"

"Aku tidak tahu!!! Tanyakan kepada diri kalian sendiri. Apakah kalian mengkhianatiku lagi dan mengabaikan diriku."

Nada suaranya membuat diriku menggigil. Aku merasakan firasat yang buruk darinya.

"Tapi aku tidak akan membiarkan planet ini jatuh di tangan Styr. Aku harus menyediakan tempat untuk kedatangan dia. Cepat katakan Linda dimana inti Eden Crystal berada."

"Apa maksudmu? Jika Eden Crystal yang kamu maksud untuk memberi energi kepada mecha-mecha ini bukankan kamu yang memberikanya kepadaku."

"Tidak kamu telah mengetahuinya bersama ayahmu, inti Eden Crystal adalah senjata untuk yang terpilih."

Aku mengingatnya waktu ayah mengajakku , aku mengingat mecha yang ayah tunjukkan kepadaku, Raita. Tapi tiba-tiba kepalaku terasa perih ketika mengingatnya. Ingatanku memudar dan kepalaku kembali perih jika aku mencoba mengingatnya lagi.

"Tidak Airi aku tidak tahu."

"Apa maksudmu Linda, cepat katakan aku tidak peduli dengan nasib bangsamu tapi tidak akan kubiarkan inti Eden Crystal di dalam genggaman Styr."

Aku tahu Airi tidak main-main mengancam diriku. Tetapi tiap kali aku mencoba mengingat kejadian itu lagi kepalaku terasa sakit.

"Aku tidak tahu..."

Suasana kemudian menjadi hening sebentar.

"Arloes telah mengkhianatiku dan aku tidak akan menerima pengkhianatan yang kedua. Jika kamu memang melupakanya aku tidak dapat membiarkan dirimu di bawah genggaman Styr."

Tanganya mengeluarkan cahaya yang terang yang diarahkan kepadaku.

"Selamat tinggal Linda."

"Aku tidak akan membiarkanmu." Ruangan dimensi ini tiba-tiba pecah berganti dengan pemandangan yang sebelumnya. Aku mendengar suara orang lain, suara yang hangat, suara yang kukenal, suara yang kurindukan. Aku merasakan pelukan yang hangat dan aroma yang menenangkan.

Aku kembali ke koridor yang kutempuh tadi. Pasukan kerajaan yang menyerangku tadi melanjutkan seranganya. Dan mecha yang melindungiku segera menahan serangan pasukan itu. Kejadian ini sama persis seperti yang kualami sebelum bertemu dengan Airi. Tampaknya tadi , aku berpindah ke suatu tempat yang tidak terpengaruh oleh waktu. Tetapi tempat yang tadi telah dihancurkan oleh seseorang. Orang yang kurindukan.

"Kenapa kamu ada di sini.". Airi tampak terkejut tapi dia tetap melanjutkan menyerangku dengan energi yang terkumpul di tangan kananya.

Tetapi sebelum Airi dapat melancarkan seranganya orang yang menyelamatkanku ini melancarkan gelombang energi yang menghempaskan Airi dan pasukan kerajaan yang menyerangku tadi.

Meski aku mengalami kejadian yang menakjubkan ini tapi hanya satu hal yang ingin kulakukan. Memeluk orang yang kurindukan selama ini erat-erat.

"Razuta, darimana saja kamu. Aku terus mencarimu selama ini. Aku merindukanmu."

"Maafkan diriku Linda, telah meninggalkankan kamu selama ini."

"Tidak apa-apa Razuta, aku tahu kamu pergi karena suatu alasan tapi aku mohon jangan tinggalkan aku lagi."

"Ya Linda Aku akan terus bersamamu, melindungimu." Kami saling berpelukan dengan erat tetapi ancaman masih belum hilang, pasukan kerajaan itu kembali bersiap untuk menyerang dan Airi kembali bangkit lagi.

"Apa yang kamu lakukan Razuta, jangan menghalangiku."

"Tidak, Airi aku tidak akan terperdaya oleh tipu muslihatmu lagi."

"Jangan melawanku kamu tahu apa yang dapat aku lakukan!!"

Di tengah percekcokan mereka pasukan kerajaan yang mengepungku kembali menyerang.\ Kemudian sebelum serangan mereka sampai, kabel-kabel dan besi yang berada di tempat ini bergerak tiba-tiba menahan pergerakan mereka. Razuta dan Airi bersama-sama melumpuhkan pasukan kerajaan itu dengan batu-batuan, besi-besi dan kabel-kabel yang diterjangkan ke arah mereka. Kejadian yang sangat menakjubkan tetapi hanya berlangsung sekejap yang diakhiri dengan lumpuhnya semua pasukan kerajaan.

Yang tersisa hanyalah Aku, Razuta, Airi dan 2 mecha yang bertugas melindungiku.

"Bu kepala, ibu tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja, Razuta telah melindungiku."

Razuta tersenyum kepada mereka berdua tapi mereka terlihat gugup dan gelisah, melihat kemampuan Razuta. Bagi mereka mungkin Razuta adalah ancaman yang lebih besar dibandingkan pasukan kerajaan yang mengepung kami tadi. Dan ada satu orang lagi yang memiliki kemampuan yang sama seperti dia.

"Kukatakan sekali lagi Razuta jangan menentangku. Kamu tahu apa yang dapat aku lakukan!"

"Maaf Airi tapi aku tidak akan berdiam diri melihat perbuatanmu."

"Hmm, kemampuanmu berasal dariku. Kamu hanya melakukan perbuatan yang sia-sia melawanku."

Airi mengarahkan tanganya lagi ke arahku dan seketika itu pula besi-besi dan batu-batu kembali berterbangan yang akan dilemparkan ke arah kami.

Besi dan bebatuan itu melesat dengan cepat ke arah kami tapi tidak ada satupun yang sampai. Sesuatu seperti menghalanginya. Aku merasakan ada suatu medan energi yang melindungi kami.

"Kamu..? Kenapa kamu bisa melakukan ini... Kamu sudah bisa mengontrolnya?" Tidak terdengar lagi nada sombongnya. Dirinya terkejut melihat kemampuan dari Razuta.

"Kamu tidak akan tahu apa yang dapat orang lakukan demi melindungi orang yang paling dia cintai."

Giliran Razuta yang mengarahkan tanganya ke arah Airi. Tubuh Airi terlihat seperti kesakitan meski itu hanyalah hologram tapi tubuh Airi semakin memudar seperti akan menghilang,

"Kamu tidak dapat menghalangiku Razuta, kamu tahu apa yang kamu lakukan tidak akan berpengaruh terhadap diriku yang asli."

"Ya, tapi itu sudah cukup setidaknya aku dapat memutuskan hubunganmu dengan planet ini."

"Diam, kembalikan inti Eden Crystal kepadaku. Kalian tidak tahu kekuatan apa yang kalian kontrol." Amarah Airi membuat seluruh ruangan ini bergetar. Tubuhku bergidik meski dalam perlindungan perisai Razuta.

"Selamat Tinggal Airi, kamu tidak akan dapat mempermainkan kami lagi."

Dan seketika itu dia hilang. Airi hologram dari super komputer yang menghubungkan kami. Dia telah memberikan kami berbagai ilmu untuk melawan Styr. Meski begitu Razuta memilih keputusan terbaik untuk melindungiku.

"Maafkan aku Linda, aku telah meninggalkan kamu selama ini."

"Tidak apa-apa bertemu kembali denganmu Razuta sudah membuatku senang."

Ia memelukku beberapa lama tapi waktu semakin sempit aku harus bertemu dengan kakak.

"Aku ingin berbicara panjang denganmu menceritakan berbagai pengalamanku selama ini. Tapi waktu aku harus segera bertemu dengan kakak dan mengaktifkan kembali perisai pelindung."

Dia tetap tidak melepaskan diriku kemudian dia mengatakan sesuatu kepadaku dengan nada yang lambat.

"Maafkan aku sayang, kamu telah tertimpa berbagai masalah. Tapi aku harus menyampaikan hal ini kepadamu. Kamu tidak dapat menyelamatkan Reina.. Dia telah di bawah pengaruh Styr."

Diriku dan 2 pengemudi mecha yang mengawalku terkejut mendengar berita yang baru saja Razuta ucapkan. Meski begitu aku sudah memperkirakanya, tidak mungkin kak Reina menonaktifkan perisai pelindung tanpa alasan. Tapi apa yang harus aku lakukan, aku tidak dapat berdiam diri begitu saja, bertemu dengan Kak Reina adalah satu-satunya pilihanku.

"Bu kepala, jika benar apa yang nona Razuta katakan, ini terlalu berbahaya. Kami tidak dapat mengawal anda ke tempat yang membahayakan nyawa anda."

2 mecha yang mengawalku tampaknya juga tahu alasan perisai pelindung dinonaktifkan, tapi aku tidak akan mundur aku akan bertemu dengan kak Reina.

"Tidak kita akan tetap maju. Kak Gildo dan lainya sedang berjuang di luar sana. Mereka sudah bersiap untuk mengorbankan nyawanya demi planet kita. Aku akan bertemu dengan kak Reina akan aku lakukan segala cara demi melindungi planet ini, meskipun aku harus memilih keputusan terburuk."

"Tapi bu kepala."

Aku tetap berjalan menyusuri lorong ini meski tanpa pengawalan. Aku akan bertemu dengan Kak Reina itu adalah satu-satunya pilihanku

"Linda tenangkan pikiranmu, apa yang kamu lakukan setelah bertemu dengan Reina" Langkahku berhenti ditahan oleh Razuta dengan kedua tanganya yang memegang pundakku.

"Lalu apa yang harus aku lakukan. Kami sudah berjuang sejauh ini. Aku harus melindungi rakyat dan aku tidak akan membiarkan peninggalan ayah hancur begitu saja."

"Kemarilah Linda ada yang ingin kutunjukkan kepadamu, ayahmu meninggalkan sesuatu untukmu."

Aku terkejut mendengar perkatanya. Peninggalan ayah adalah sesuatu yang sangat berarti untukku.

"Kalian berdua terima kasih sudah melindungi Linda, sekarang giliran aku yang melindunginya."

"Ayo Linda, kita pergi. Ke tempat peninggalan ayahmu, benda itu dapat menyelamatkan planet ini."

Aku memegang telapak tangan yang dia sodorkan kepadaku kemudian dalam sekejap kami berpindah tempat.

Kami sampai di depan pintu gerbang yang besar dan terlihat kokoh. Gerbang ini terbuat dari baja berwarna hitam dan aku yakin gerbang ini dapat bertahan terhadap serangan bom sekuat apapun. Aku merasa pernah melihat tempat ini. Ayah pernah mengajakku ke tempat ini. Ini adalah tempat ketika aku bertemu dengan Raita.

"Letakkan tanganmu di gerbang ini Linda."

Aku meletakkan tanganku kemudan gerbang ini terbuka dan menampilkan sebuah pintu dimensi persis seperti ketika ayah mengajakku.

Aku kemudian masuk ke dalam pintu dimensi ini yang disusul oleh Razuta dan sampai ke sebuah goa besar dengan cahaya yang remang-remang persis seperti ingatanku dulu ketika diajak oleh ayah.

Aku segera mencari dia mecha kepunyaanku. Aku segera berlari menuju Raita yang berada di di ujung ruangan ini.

Tetapi benda ini mati. Tidak ada aktivitas sedikitpun yang terlihat pada tubuh Raita. Aku menangktifkan pintu kemudinya tapi pintunya tidak terbuka. Aliran listrik sedikitpun tidak terlihat mengalir pada tubuhnya. Aku memanggilnya untuk bangun tapi AI pada mesin ini tidak menggubris panggilan ku sama sekali.

"Razuta ada apa dengan Raita?"

"Kondisinya seperti ini semenjak kamu menaiki. Ayahmu menutup laboratorium ini semenjak kamu sakit ketika menaikinya. Tapi perkataan terakhirnya kepadaku dia mempercayakan tempat ini kepadamu."

Aku mengecek komputer yang berada di ruangan ini. Ada beberapa kerusakan pada tubuh Raita tapi yang paling fatal adalah sumber energi dari mesin ini telah habis. Meski begitu aku yakin akan dapat memberbaikinya.

"Aku dapat memperbaikinya Razuta, kamu yakin bahwa Raita dapat menyelamatkan planet ini?"

"Ya ayahmu berkata demikian, dia dapat mengusir Styr dari planet ini"

"Baik Razuta, aku akan memperbaiki Raita. Aku akan berperang bersama peninggalan terakhir ayah untuk menyelamatkan planet ini.

Continue Reading

You'll Also Like

61.2K 5.1K 21
(non fiksi/ random) Bacaan untuk 13++++ bukan prosa. bukan rant. pernah? berarti kita sama! belum pernah? berarti kita sama! ©️ 2017
2.3M 204K 68
[FOLLOW SEBELUM BACA] Refara, seorang gadis cantik yang hidup sebatang kara. Sejak kecil ia tinggal di panti asuhan dan memutuskan untuk hidup mandir...
1.1K 76 18
Ya, gambarnya Dino sendiri yg buat (biar tdk kena hak cipta). Mengapa tidak berwarna? karena agar sama spt buku paket mtk yg tdk berwarna. Btw juduln...
34.6K 207 21
π˜Ύπ™€π™π™„π™π˜Ό π™ˆπ™€π™‰π™‚π˜Όπ™‰π˜Ώπ™π™‰π™‚ π™π™‰π™Žπ™π™ 18+, π˜Ώπ˜Όπ™‰ 21+, π˜½π™Šπ˜Ύπ™„π™‡ π˜Ώπ™„ π™‡π˜Όπ™π˜Όπ™‰π™‚ π™ˆπ˜Όπ™ˆπ™‹π™„π™!!! πŸ”žπŸ”žπŸ”ž menceritakan seorang pria bernama A...