Guardian (Sefiroth Tree)

By RibatoLinda

140K 11.1K 860

Tahun 3012, tiba-tiba sebuah portal dimensi terbuka dan monster bermunculan. Saat itu bahkan tekhnologi cangg... More

Pria yang Ditakdirkan Gagal
Menumbuhkan Akar
Aster Vasco
Hadiah Ulang Tahun
Padang Gurun (Fixed)
Kota Sograt
Kota Besi
Unit Rahasia Navea
Otherwordly
Tuhan
Techo Type
Pertemuan Yang Ditakdirkan
Harta
Aku Pulang
Kerja Sambilan
Sepotong Kebenaran
Superior
OSIS
Kosong
Putri Bulan
Kembang Api yang Bermekaran
Spirit Dragon Gun
Beast yang Tidak Normal
Dendi
Dual Drive
Percobaan dan Resikonya
Surat dari Istana
Pertemuan dengan Raja
Kerja Sama
Festival Sekolah
Tekad yang Terbayar
Ujian
Drako dan Timnya
Berdansa di Bawah Bintang
Wisnu Sang Pemelihara
Pertemuan dan Takdir
Pantai
Turnament Trinity
Shiva Vs Baphomet
Pertandingan Pembuka
Naga Es Vs Naga Api
Hewan Buas VS Alam
Masuk Dalam Turnament
Dual Drive Ultimate Skill
Penculikan
Pertandingan Final
Extra Chapter 1
Fatamorgana
Memanfaatkan Kekacauan
Rencana Frisca
Mereka Berdua
Aliansi
Teror Of Spectre
Three Musketer dari Andalusia
Valentine dan Bulan Merah
Balas Dendam Dimulai
Kekuatan Vs Pengalaman
Pasar Gelap
Pertemuan Rahasia
Membawamu ke Neraka
Lintang vs Merrick
Awatara
Perempuan yang Merepotkan
Cinta dan Hasrat
Lintang vs Dendi
Kekalahan yang Menyebalkan
Terbongkarnya Rahasia
Balas Dendam Dimulai
Akhir Dari Sebuah Dendam Part I
Akhir Dari Sebuah Dendam Part 2
Epilog(Sebuah Zaman Baru)

Frisca Versalia.

2K 174 12
By RibatoLinda

Cahaya terang muncul menerangi seluruh ruang harta itu.

"Yin dan yang adalah suatu keseimbangan.Cahaya tidak akan ada tanpa kegelapan begitu juga sebaliknya. Dan seni berpedang Wudang adalah seni berpedang yang lembut tapi juga mematikan."

Sesosok manusia muncul dengan kedua tangan yang saling menangkup dan tetutupi oleh jubah putih yang panjang. 

"Siapa kau, apakah kau juga guardian?"

"Nama saya adalah Li Jing lin saya adalah salah satu leluhur dari pengguna tekhnik berpedang aliran Taichi."

Lintang nampak memandangi orang itu sejenak, kemudia dia menyentuhnya.

"Kau ... apa kau ... hantu?" tanya Lintang keheranan.

"Saya adalah Roh yang di percaya untuk menjaga pedang ini oleh pemilik saya sebelumnya. Hmm dalam pengetahuan kalian saya adalah guardian."

"Guardian ... bukankah seharusnya guardian memiliki wujud?"

"Tentu saja tidak. Guardian adalah roh yang melindungi manusia itu sendiri. Pada dasarnya ketika kami di perintahkan untuk menjaga sesuatu, maka eksitensi kami tidak hilang. Banyak juga guardain liar yang tidak menginginkan dikendalikan atau memiliki tuan mengambil wujud dari para guardian beast dan membuat kekacauan. Tugas saya sebelum dilahirkan kembali ke dalam tubuh tuan saya yang baru, adalah menyampaikan kegunaan pedang itu untuk sang terpilih."

Sekarang Lintang mengerti peristiwa yang terjadi di Human Eater Valley.

"Pedang ini, aku rasa pedang ini tidak berguna, ini bahkan rusak."

Lintang mengamati pedang usang yang bagian bilahnya tinggal setengah itu.

"Pedang ini di sebut Unity Sword. Pedang ini memiliki kemampuan mengubah wujudnya sesuai dengan guardian yang dimiliki penggunanya."

"Wow, aku rasa itu sangat hebat. Lalu bagaimana mengunakanya?"

"Anda cukup mengaliri pedang itu dengan aura guardian anda, maka pedang itu akan terbentuk sesuai dengan karakteristik guardian anda."

"Baiklah aku akan mencobanya."

Lintang menutup matanya sejenak dan mengalirkan aura Garuda di dalam pedang itu. Dalam sekejap pedang patah itu berubah menjadi pedang satu sisi yang sangat besar. Di bagian antara gagang dan bilanya di tutupi bulu-bulu yang mirip dengan sayap Garuda.

"Pantas saja para penjahat itu menginginkan pedang ini. kalau begitu ...."

Lintang menebaskan pedang itu dan -wush- muncul udara panas yang menyat dinding gua dari arah lintang menebas.

"Begitu rupanya ... selain berubah pedang ini juga menyesuaikan dengan karakteristik element guardiannya, benar-benar harta yang cocok untukku. Mungkin saja dengan ini aku ...."

"Jika tuan selesai maka saya akan pergi meningalkan tuan saat ini juga."

Lintang berpikir sejenak dan mengamati guardain itu dengan saksama. Memang dia telah berlajar ilmu pedang dari kota Tachi, tetapi sepertinya guardian di depannya memiliki tekhnik pedang yang jauh lebih hebat.

"Pi ... pi ...." Melihat tuannya yang ragu Piyo menundukkan kepalanya ke arah mata Lintang

"Bagaimana jika kau menjadi guardianku?" tanya Lintang.

"Guardian anda, tetapi bukankah anda sudah memiliki guardian?"

"Tenang saja, aku ini bisa menampung sampai sepuluh guardian ... lhoo."

Mata dari guardian itu terbelalak seolah-olah menyadari tentang sesuatu.

"Sepertinya pertemuan kita sudah di takdirkan, level saya adalah dua puluh. Jika anda tidak keberatan silahkan mengambil saya sebagai guardian anda."

"Baikalah."

Lintang memulai ritual memasukkan guardian dalam ruang jiwanya. Saat ini ada delapan ruangan jiwa yang kosong. Setelah garuda, diatasnya ada Angra maiyu, setelah itu bercabang di bagian atas kanan dan kiri masilah kosong. 

"Baiklah akan kumasukan ke ruang bagian Kiri atau Netchazk."

Ritual telah selesai dan Lintang bermaksud untuk keluar dari tempat itu.

"Baiklah aku rasa mau tidak mau aku harus bertarung dengan orang itu. Meski tidak ada peluang untuk menang, tapi aku melihat ada lubang dimensi di atas gua ini. Aku harus berusaha kabur dan masuk ke sana."

Lintang menggunakan Garuda form dan mengubah wujud dari pedangnnya. Dia segera menebaskan pedang itu ke arah pintu masuk untuk keluar dari tempat itu.

Sementara itu di pintu masuk Seteh terlihat dimakan oleh kemarahannya karena tipuan yang di lakukan oleh Lintang. Beberapa prajurit terus memeriksa pintu yang terbuat dari emas, untuk mencari cara masuk ke ruangan yang terkunci itu. 

"Arghhh ...."

Tiba-tiba beberapa prajurit milik Seth jatuh terkapar karena tebasan yang datang entah dari mana. Bersamaan dengan itu, bagaikan kilat Lintang terbang dan berusaha kabur dari gua itu.

"Brengsek!" 

Seth meluap-luap segera mengeluarkan sayap energinya dan terbang mengejar Lintang.

"Apa-apaan pria itu, bagaimana mungkin dia terbang secepat itu?" Lintang melihat Seth yang terbang dan hampir menyusulnya.

"Hei anak nakal, kau kira kau bisa kabur dariku. Akan kupotong tubuhmu menjadi berkeping-keping dan kuberikan kepada anjing."

"Memangnya aku akan membiarkanya."

Lintang menebaskan pedangnya ke arah Seth, Seth yang tidak tinggal diam menebaskan aura bewarna hitam ke arahLlintang. Kedua tebasan yang berbenturan itu, membuat dinding dalam gua  menjadi tidak stabil dan berjatuhan. Seth yang di penuhi kemarahan menebas membabi buta untuk menyingkirkan kepingan batu yang jatuh ke arahnya.

"Bocah brengsek!"

Lintang berhasil keluar dari gua, tetapi tepat di belakangnya Seth telah bersiap-siap melakukan sesuatu untuk menghalangi Lintang.

"Black Crosh Slash."

Seth mengayunkan pedangnya membentuk salib, dari ayunanya tercipata energi intens yang langsung mengejar Lintang.

"Aku harus berhasil arghhh ...."

-Crack- Tebasan itu mengenai punggung Lintang, tetapi Lintang yang tidak menyerah berusaha terbang dan behasil menembus dinding itu.

**********


Frisca Versalia, itu adalah namaku. Aku terlahir dengan penuh bakat, setidaknya itu yang orang lain pikirkan tentangku. Banyak sekali yang memuji kecantikanku, seperti rambut biruku cerahku yang aku dapat dari mendiang ibuku. Bukan hanya itu, mereka juga memuji tentang betapa kuatnya diriku. Seventhsanctum adalah tempatku menimba ilmu, awalnya aku tidak berpikir untuk menjadi seorang Guardian Fighter. Tetapi mungkin ini lebih baik, daripada menjadi tuan putri bangsawan yang hanya tau berpesta. 

"Hei Frisca apa yang sedang kau pikirkan."

"Ah tidak ada."

Mereka adalah temanku  dan Evelyn Abigail dan Nailea Gil.

"Kau pasti bohong, kau tahu biasanya orang jenius itu beripikir dua kali lebih keras dari orang biasa."Ujar Lea sembari tersenyum.

"Apaan sih kalian, aku juga sama seperti kalian tahu." Aku berusaha merendah.

"Apanya yang sama, beruntung banget bisa masuk kelas jenius dan bisa bertemu dengan kak Frans dan juga Drako." Kata Evelyn

"Jangan lupa juga, Frisca juga punya sahabat cowok ganteng yang namanya Hope." Kata Lea menimpali.

"Iya juga ... ya, Hope itu selain ganteng, baiknya juga bikin cewek-cewek meleleh." Ujar Evelyn sambil menggoyang-goyangkan kepalanya.

"Kalian ini, di pikiran kalian ini selalu aja makanan dan cowok yang dibahas." 

"Eh ... apa kau tidak tertarik kepada Hope?" Evelyn dan Lea menatapku lekat.

"Tidak, aku dan dia itu hanya teman masa kecil. Tidak lebih." Kataku meyakinkan.

"Yakin nih, kalau gitu boleh dong hope buat gw?" tanya Lea.

"Kalau kalian jadian aku pasti sangat bersyukur."

Tiba-tiba suara perempuan di kelas itu senyap dan hanya terdnegar suara laki-laki yang mengobrol.

"Frisa." Seorang berambut putih dengan mata abu-abu yang kontras menghampiriku.

"Hope, kenapa kau kemari?" tanyaku.

"Begini," Hope mengeluarkan sebuah kotak makan siang dan menyrahkannya padaku. "Kau berangkat terlalu pagi, jadi waktu aku kerumahmu ibumu memintaku membawakan bekal ini untukmu."

"Ah, ibu itu benar-benar ...."

Beberapa tahun semenjak duduk di sekolah menegah, gosip tentang aku berpacaran dengan hope telah menyebar di sekolah. Mungkin ini karena aku dan dia telah menolak banyak sekali orang yang menyatakan cinta pada kami.

"Frisca ... Frisca ...." Hope melambaikan tangannya di depanku.

"Eh, ada apa?"

"Gimana nanti, bisa pulang bareng ... kan?"

"Ah, nanti aku akan pulang bersama dengan teman-temanku."

"Begitu ya ... kalau begitu sampai jumpa besok." Meski terlihat kecewa Hope tetap tersenyum dan meningalkanku pergi.

"Eh ... apa ini, kau menolak hope. Sebenarnya pria macam apa yang menjadi ti pemu." Tanya Lea heran

"Mungkin ada satu pria tapi ...."

"Tapi apa?" tanya mereka serempak.

Lintang, nama itu selalu terukir dalam hatiku. Tidak seperti Hope, dia adalah orang yang sangat spesial di dalam hatiku. Akan tetapi saat mengetahui dia tidak memiliki bakat, semua orang menjauhinya termasuk juga denganku. Akhirnya hal itu terjadi, orang tuanya meningalkan dan dia dilaporkan menghilang. Semenjak saat itu aku bertekad untuk menjadi kuat untuk menolong orang-orang yang lemah. Semua latihan ini, semua tekad dan keinginanku menjadi seorang petarung. Hanyalah untuk menebus rasa bersalahku kepada Lintang. Akupun memotong rambutku menjadi pendek walaupun orang tuaku melarangku. Sekarang ini aku tidak ingin dikendalikan oleh orang lain dan mengulangi kesalahan yang sama seperti dahulu.


Tibalah hari untuk masuk ke kelas atas. Kami yang masuk ke kelas jenius sekali lagi diuji untuk mengetahui seberapa besar kemampuan kami. Semua orang di perbolehkan untuk menantang kami, baik itu orang luar sekalipun. Jika mereka menang, mereka akan di tempatkan di kelas jenius dan menggeser posisi kami. Penantang demi penantang jatuh, lalu tibalah giliran seorang anak dengan memakai jubah panjang yang menutupi seluruh tubuhnya. Dan saat dia membuka jubah itu, aku terkejut dengan apa yang aku lihat.

"Tidak mungkin, Lintang ...."

Continue Reading

You'll Also Like

214K 21.2K 56
[Fantasy & Minor Romance | 15+ | Highest Rank: #23 in Fantasy] "Tidak ada manusia yang hidup setelah melihat Maut." Seorang pemuda ter...
453K 28.5K 59
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
24K 3.2K 47
#Book 4 of Loctus History. Kepemimpinan berganti membawa suasana berbeda. Namun apakah suasana itu akan membaik atau memburuk? Sebagian tidak setuju...
6.6K 1.1K 31
Anne, seorang peri remaja bermanik cokelat yang piawai dalam memanah itu harus menjalankan sebuah misi besar bersama teman-temannya atas perjanjian d...