Di istananya Yoon nampak terkesiap bangun dari tidurnya seketika, nafasnya terengah dan keringatnya mengucur, yoon seperti baru saja mengalami mimpi yang buruk
" Seja jeonha " panggilan lembut da seom mengagetkannya
Yoon menoleh ke arah da seom, da seom duduk tak jauh darinya dan menatapnya dengan senyum tersungging di wajahnya
" Da seom - a... Kau kemana saja ? Kami semua mencarimu ?!" Tanya Yoon
Da seom tersenyum " seja jeonha... Anda ternyata memang sangat tampan" terdengar tawa renyah tawa
" Ya.. Apa maksudmu ? Kenapa tidak menjawab pertanyaanku ? Apa kau marah padaku ? Aku salah... katakana jika aku salah ... da seom – ah.. "
Da seom menggeleng " hamba mengerti seja jeonha.... Jeonha hamba... Sangat mencintai anda"
" Aku juga " yoon nampak malu - malu mengatakannya dengan wajah tertunduk " ahh tidak.. ini bukan saatnya untuk hal semanis ini... kau kembali dan tidak memberitahuku ? kapan kau kembali ?"
" Setelah ini... Hamba mungkin tidak akan bisa menemani anda lagi... Seja jeonha... Makanlah dengan benar, jangan terlalu larut membaca, berjanjilah pada hamba bahwa anda akan hidup dengan baik"
" Kau terdengar aneh, aku tidak mengerti yang kau katakana ... da seom – ah... apa aku berbuat salah lagi padamu ? "
Da seom hanya tersenyum, ia kemudian berdiri " jeonha... Ijinkan hamba untuk memberi hormat terakhir kalinya untuk anda "
Da seom menata tangannya, ia kemudian melakukan gerakan penghormatan pada yoon, setelah duduk kembali da seom menatap yoon dengan mata sedih
" jeonha... ingatlah bahwa hamba akan selalu berada di samping anda "
Kemudian Yoon membuka kelopak matanya perlahan, huuhh... Ia menghela nafas kemudian menatap tempat da seom duduk tadi di dalam mimpinya
Perasaannya terasa sesak, ia merasa sesuatu yang buruk akan menimpa da seom, Yoon menyingkap selimutnya, kemudian duduk bersila, raut wajahnya terlihat muram
" Da seom – ah... apa kau baik – baik saja ?" gumamnya
Yoon masih tak bisa tidur hingga pagi menjelang, saat sarapan terhidang di mejapun ia nampak tak berselera
" Jeonha... Hamba membawakan pakain ganti anda " kata kasim kim
Kasim kim masuk ke dalam kamar yoon dan melihat makan yoon tak tersentuh lagi, semenjak da seom menghilang yoon memang tak berselera makan
" Jeonha... Anda juga harus memikirkan kesehatan anda "
" Aku akan makan nanti, semuanya pasti sudah menungguku di balai istana " kata yoon seraya berdiri
Kasim han dan beberapa dayang membantu yoon bersiap
Hari ini agenda pertemuan mereka adalah membicarakan tentang pajak para Yangban ( bangsawan ) yang selalu berkelit
Yoon berjalan gontai menuju balai istana, semangatnya memudar karena belum juga mendengar kabar dari da seom, mimpi semalam membuatnya resah tak menentu
Berkali - kali ia memegangi dadanya yang terasa sesak
" Anda baik - baik saja jeonha ?!" Tanya kasim kim
" Dadaku... Entah kenapa rasanya sesak dan tidak nyaman "
Tiba - tiba yoon melihat kapten kang ayah da seom ia menjadi terkesiap ketika di lihatnya kapten kang ayah da seom berlari dengan kencang dengan wajah memerah keluar dari istana
" Apa yang terjadi ? Mungkinkah da seom sudah di temukan ?!" Tanya Yoon antusias
" Hamba akan mencari tahu jeonha "
" Oo.. Segera laporkan padaku nanti"
" Yee jeonha "
Yoon memasuki balai istana dan duduk di tempatnya, raja memulai pertemuan, yoon benar - benar tak konsentrasi karena begitu penasaran, ia nampak gusar karena menunggu berita dari kasim kim
" Mungkinkah da seom sudah kembali ? Mungkinkah da seom di temukan "
Pikiran itu terus berkecamuk di kepalanya
Ketika di lihatnya kasim kim, ia segera menyuruh kasim kim mendekat, ekspresi kasim kim nampak muram
" Jeonha " kasim kim ragu untuk mengatakannya
" Cepat katakan !!!" Yoon mendesak terus
" Itu... Nona da seom " bisik kasim kim
" Da seom sudah di temukan bukan ?!"
" Yee jeonha "
" Baguslah " wajah yoon sumringah " aku akan menemuinya nanti, gadis itu pasti tersesat bukan ? Akan ku sentil keningnya karena membuatku cemas "
" Jeonha... Itu "
Yoon menatap kasimnya itu, raut wajah kasim kim menyiratkan duka yang mendalam
Braaakkk !!! Pintu balai istana di buka dengan kasar, raja dan para pejabat yang ada di balai istana nampak memandangnya heran, pangeran mahkota tiba - tiba beranjak dari tempatnya di tengah bertemuan, yoon berlinangan airmata ia berlari namun terjatuh karena seluruh badannya tiba - tiba lemas
" Da seom - ah... Da seom - aaahhhhh !!!!" Yoon berteriak
" Seja jeonha " kasim kim ikut sedih
" Kenapa semua jadi seperti ini... Da seom - ah " yoon menangis terisak " da seom - ah " ia terus menyebut nama da seom " da seom - ah... " Yoon memukul - mukul dadanya yang terasa menyesakkan hingga membuatnya kesulitan mengatur nafasnya
" Jeonha "
Di balai istana raja mendengar kabar meninggalnya da seom dari kasim han, raja juga sedih, ia mencemaskan sang putra, namun di balik kecemasannya ia merasa kasihan pada gadis malang itu, da seom, yoon sudah ingin mengajukan da seom sebagai selirnya di pertemuan kali ini namun kini... Gadis itu menjadi korban betapa kerasnya istana
Yoon.. Gagal melindungi hatinya, yoon harus terluka dan merasakan pahitnya kehilangan sekali lagi
****
Yoon berjalan dengan lemas di tengah hujan, ia berjalan gontai menuju kediaman da seom
Banyak orang - orang disana dengan pakaian berkabung mereka namun yoon datang dengan baju yang di buatkan da seom untuknya, baju indah yang di jahit sendiri oleh da seom
" Da seom - ah... Aku datang " ucapnya
Yoon bagai tak bertenaga, airmatanya berurai menangisi kepergiaan da seom
Yoon kemudian terduduk lemas di bawah guyuran hujan, langitpun seperti meratap menangisi kepergian seorang gadis yang baik hati itu
" Seja jeonha " ayah da seom membantu yoon berdiri
" Guru.. Aku ingin bertemu dengannya guru " kata yoon seraya memandang ayah da seom
Yoon di tuntun ke peti mati da seom, ayah da seom membuka peti mati da seom, wajah da seom terlihat sangat pucat, walaupun begitu da seom masih menampakkan senyum di wajahnya, kedua tangannya tersusun di atas perut dengan menggenggam binyeo pemberian ratu
" Da seom - ah... Aku datang " kata yoon seraya menyeka dengan kasar airmata yang membasahi pipinya " da seom - ah.. Apa kau tidak mendengarku ? Aku datang "
" Jeonha " ayah da seom kasihan melihatnya
" Da seom - ah !!! Aku datang !!! " Yoon menaikkan nada suaranya
" Seja jeonha "
" Guru.. Kenapa da seom terus menutup matanya apa dia marah padaku hingga tak ingin melihatku, bangunkan dia.. Cepat bangunkan dia... Sa rang - ah... Cepat bangunkan kakakmu " yoon menghampiri sarang dan menguncang tubuh gadis kecil itu
" Seja jeonha " sa rang sedih melihat yoon seperti orang gila
Yoon seperti tak bisa menerima kepergian da seom, ia tak percaya gadis yang di cintainya tersebut pergi meninggalkannya untuk selamanya
Yoon kembali lagi mendekati peti mati da seom, ia membelai lembut kepala gadis cantik itu
" Da seom - ah... Apa kau bahagia ? Aigoo gadis nakalku kau begitu dingin, kau harus menghangatkan dirimu, Kau sangat cantik hari ini... Lebih cantik dari biasanya " yoon menyelipkan bunga krisan kuning di tangan da seom
" Da seom - ah... Apa kau benar - benar meninggalkanku ? Ini tidak adil kau bilang akan bersamaku selamanya, hatiku sangat sakit da seom - ah..." Yoon mengusap airmatanya dan merubah ekspresi sedihnya " da seom - ah... Aku belum makan, aku bahkan keluar dari balai istana sebelum selesai, aku juga melanggar peraturan, da seom - ah... Bangun dan marahi aku.. Cepat... "
" Seja jeonha " kasim kim berlinangan airmata menatap sang pangeran mahkota sepertinya tak bisa menerima kepergian pujaan hatinya
Orang tua da seom pun juga bersedih melihat pangeran mahkota seperti itu, sa rang bahkan tak hentinya terisak
" Da seom - ah... Bangunlah..." Yoon menguncang pelang tubuh da seom " da seom - ah !!! Cepat bangun dan marahi aku !!!!" Teriaknya, yoon terisak kemudian " da seom - ah... Kau begitu kejam meninggalkanku"
" Jeonha "
Yoon berdiri kembali, menyeka airmatanya dan menatap da seom lekat
"Da seom - ah... Aku mencintaimu, aku akan selalu mencintaimu, sampai kapanpun aku akan menyimpanmu dalam hatiku, kita sudah berjanji untuk bersama jadi.. Tunggulah aku dan tetaplah mencintaiku, kau mengerti... Aku... Mencintaimu... Kang.. Da seom" yoon mengecup kening da seom untuk terakhir kalinya. Airmatanya berlinangan melepas gadis yang di cintainya itu pergi untuk selamanya