The Lost Existence

By RizkyT

20.3K 1.5K 280

Adakah mahkluk luar angkasa? Hal itu selalu menjadi pertanyaan di masa kecilku, ada berbagai planet, tata sur... More

Chapter 1, Part 0 - Prologue
Chapter 1 Part 1
Chapter 1 Part 3
Chapter 1 Part 4
End Of Chapter 1, Farewell Earth
Chapter 2 Part 1
Chapter 2 Part 2
Chapter 2 Part 3
Chapter 2 Part 4
Chapter 2 Part 5
Chapter 2 Part 6
Chapter 2 Part 7
Chapter 2 Part 8
End Of Chapter 2, The First Journey
Chapter 2 Notes
Chapter 3 Part 1
Chapter 3 Part 2
Chapter 3 Part 3
Chapter 3 Part 4
Chapter 3 Part 5
Chapter 3 Part 6
Chapter 3 Part 7
Chapter 3 Part 8
Chapter 3 Part 9
Chapter 3 Part 10
Chapter 3 End Fall Of The Empire
Chapter 4 Part 1
Chapter 4 Part 2
Chapter 4 Part 3
Chapter 4 Part 4
Chapter 4 Part 5
Chapter 4 Part 6
Chapter 4 Part 7
Chapter 4 Part 8
Chapter 4 Part 9
Chapter 4 Part 10
Chapter 4 Part 11
Chapter 4 Part 12
Chapter 4 Part 13
Chapter 4 Part 14
Chapter 4 Part 15
Chapter 4 Part 16
Chapter 4 Part 17
End Of Chapter 4, Start Of Tragedy
Last Chapter, Part 1
Last Chapter Part 2
Last Chapter Part 3
Last Chapter Part 4
Last Chapter Part 5
End Of Chapter 5

Chapter 1 Part 2

1K 72 14
By RizkyT

19-1, Haaah. Aku hanya menang di game pertama saat aku menjelaskan aturan permainanya. Dan setelah itu aku dipermainkannya, tidak berkutik sama sekali.

"Ayok Radit, kita main lagi." Dia menyusun kembali catur itu.

"Aaah maaf, istirahat dulu yah aku sudah lelah." Aku tidak punya semangat lagi untuk melawanya.

"Ayolah aku bosan dari dulu berbicara cuman lewat komputer itu"

"Ah, iya bagaimana kalo kita coba permainan yang lain," Airi mengucapkanya sambil tersenyum.

Tiba-tiba pintu terbuka dan seorang pria berambut pirang pendek mengenakan jas lab masuk ke dalam. Perawakanya cukup tinggi, dan kemudian dia datang menghampiriku.

"Hei Radit, ternyata kau di sini, aku mencarimu dari tadi."

"Hai James, ada apa?" 

"Ayok sini, aku mau memberimu kejutan," ajak dia sambil menarikku.

"Oh iya pak James, ini saya mau memperkenalkan seseorang." 

Naomi tampak mau memperkenalkan Airi kepada James.

"Ah nanti saja, saya sedang sibuk,"  dengan nada sedikit kasar dia mengacuhkan perkataan Naomi.

"Ayok Dit."

"Okay, okay." Aku mengikuti James pergi.

Kami keluar menuju lift yang tidak begitu jauh dari ruangan meeting. Lift ini cukup rahasia dan memiliki pengamanan khusus, untuk menaikinya memerlukan kode rahasia, sidik jari dan tes retina. Hanya beberapa petinggi saja yang dapat menaikinya. Dan disinilah tempat penelitian James dilakukan.

Pintu lift itu terbuka setelah James memasukkan sandi dan selesai pengecekan

"Ayok masuk." James masuk dahulu dan menyuruhku segera mengikutinya.

Aku memasuki lift itu yang  kemudian bergerak turun. Lift ini turun dengan cukup cepat, tapi meskipun begitu tetap memerlukan waktu 5 menit untuk sampai tujuan, letaknya kira-kira 2000 meter di bawah tanah.

"Oh iya Radit, aku lupa memberikan selamat kepadamu."

"Spacecraft yang kau rancang itu kabarnya sudah selesai yah, selamat yah." Dia mengucapkan selamat sambil menepuk pundakku sedikit.

"Ah terima kasih James, itu bukan rancanganku aku hanya mengerjakan apa yang diperintahkan alien itu."

"Jadi apa yang mau kamu tunjukkan kepadaku?"  Dengan tampang yang sedikit penasaran aku bertanya.

"Haha tampaknya kamu sudah bisa menebaknya yah." Aku melihat senyum yang mengembang pada wajah James.

"Ya benar, aku telah menyempurnakan teori itu, teori itu sudah sempurna."

Kemudian kami melakukan tos.

"Yah seperti dulu, setiap proyek yang kita lakukan pasti selesai berbarengan," kata James, pandanganya mengambang seperti mengingat sesuatu.

"Dulu aku meremehkanmu, orang Indonesia masuk ke universitas ternama seperti MIT, aku kira kamu orang nyasar Dit."

"Hahaha, yah wajar sih, di tempatku dulu memang susah melakukan penelitian, beda denganmu yang dari Jerman." Aku mengangkat pundakku sedikit.

"Aku ingat sekali dulu aku kesal sekali sama kamu Dit, aku kira aku yang pertama menyelesaikan proyek, tapi ternyata ada yang sudah duluan." Ucap James sambil bernostalgia.

"Dulu aku rasanya ingin sekali menjatuhkanmu, menertawakanmu, tapi entah mengapa tiba-tiba kita jadi berteman"

"Yah sejak awal aku sudah tahu kecocokan kita, lagipula kita punya tujuan yang sama" Aku memotong perkataanya.

"Hahaha iya benar, benar." Dia tertawa lalu merenungkan sesuatu.

"Kau tahu ketika aku bilang, aku akan membawamu keliling mengitari ruang angkasa, bukan dengan roket atau pesawat ulang alik, tapi bagaikan burung yang bebas mengitari ruang angkasa."

"Dan sekarang aku akan mewujudkanya," dia mengucapkannya dengan wajah serius dan penuh percaya diri

Pintu lift terbuka, kami sudah sampai di tujuan, ruang penelitian pribadi James. Tempat ini sangat luas, robot-robot canggih, dari robot militer sampai robot konstruksi ada di sini sert prototype senjata-senjata mematikan yang belum diterbitkan. Yah bisa dikatakan di sini adalah harta karun peneliti dan di sinilah dikembangkan senjata paling mutakhir bangsa bumi.

Kami bergerak ke tengah ruangan yang terdapat sebuah tabung pendingin yang tampaknya menyimpan sesuatu di dalamnya.

"Radit kamu masih ingat kan teori yang aku kemukakan itu"

"Ya" Anggukku.

"Yah itu memang berkat alien bangsa Givel itu, tetapi juga karena kerja kerasku aku berhasil menyempurnakanya." James membanggakan dirinya, menepuk dada sedikit.

James terlihat membuka tabung pendingin itu, setelah di buka ada tabung yang lebih kecil lagi, yang cukup untuk genggaman tangan. Di dalam tabung yang kecil itu terdapat cairan biru yang bersinar terang. James menggenggamnya dan memperlihatkannya kepadaku.

"Pada tahun 1945, bom atom diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki, meledakkan kedua kota itu."

"Dan sekarang bom nuklir memiliki 1000 kali kekuatan dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki."

"Dan tabung yang kupegang ini, memiliki kekuatan 100 kali dari bom nuklir, 100 ribu kali dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, sumber energi yang tanpa batas, dan sumber energi inilah yang digunakan untuk Armor Suit yang kuciptakan, yang kuberi nama Executor."

James berjalan lurus ke ujung ruangan, di sana terdapat sebuah jubah besi yang dilengkapi dengan senjata-senjata dan perlengkapan canggih yang dapat melindungi semua bagian tubuh. Jubah itu didominasi dengan warna hitam dan garis-garis merah. James memasukkan tabung biru itu ke dalam jubah besi.

'Zzzziiing'

Jubah besi itu tampak aktif dan bersinar mengeluarkan cahaya keemasan.

"Kau ingat janjiku kepadamu, Dit?" 

"Ya aku ingat." 

"Aku akan membawamu terbang ke ruang angkasa bukan dengan roket atau pesawat ulang alik, tapi terbang bagaikan burung, terbang dengan bebas, Executor ini dapat mewujudkanya ...." 

"Tapi aku tidak akan ke luar angkasa, aku akan bertahan di sini, hari-hari terakhirku akan kuhabiskan di tanah bumi." James mengucapkanya sambil memandang jubah besi itu.

"Meskipun bangsa Givel kalah melawan parasit yang dipanggil Styr itu, kita pasti akan bertahan, aku sudah menciptakan 10 unit untuk melawan mereka, kita pasti akan menang dengan karyaku ini."

Aku merasakan semangat yang dipancarkan oleh James, tidak ada keraguan sedikitpun darinya.

"Aku percaya kepadamu James, kita pasti bisa menang."  Aku tersenyum kecil memandangnya.

"Haha terima kasih Dit, kamu memang sahabat terbaikku." Dia membalas senyum sambil memegang pundakku.

"Yah sayang sekali tampaknya Spacecraft-mu itu tidak akan berlayar, oh ya sudah kau beri nama Dit?"

"Haha, aku bingung juga mau beri nama apa." Aku tersenyum kecil, agak kikuk jika ditanyakan hal itu.

'Kringg ..., kringg ....' Aku mendengar suara ringtone hp berbunyi, hp itu milik James.

"Ah sebentar." Kemudian James  mengambil hp dari sakunya.

"Halo pak? Yah baik..., segera pak, segera...., terima kasih pak." James bercakap-cakap dengan hpnya sebentar kemudian menutupnya.

Terlihat senyum yang mengembang pada wajah James.

"Hahaha, kau dengar itu Dit? Presiden menelponku."

"Dia mengatakan akan membiayai proyekku ini, dan aku akan membangun 100 unit" Mata birunya itu membulat, dirinya terlihat sangat bahagia.

"Ah, aku harus bersiap-siap, kamu liat-liat saja dulu Dit, aku mau kembali ke atas." Dia berkata sambil merapikan bajunya.

"Okay James, semoga sukses yah." Aku melambaikan tangan, mengharapkan keselamatan perjalanan dia.

"Yah terima kasih." 

Pintu lift kemudian tertutup.

Sekarang tinggal aku di ruangan besar ini, aku berjalan melihat-lihat senjata, robot dan berbagai teknologi canggih yang di ciptakanya. Impian kami ketika kuliah berada semuanya di sini,kemudian aku berhenti di hadapan jubah besi itu.

Apakah benar kami bisa melawan mereka? Parasit yang memusnahkan bangsa Givel.

Parasit yang kecil yang seukuran virus, tetapi ketika mereka masuk ke tubuh makhluk hidup, parasit itu mengontrolnya, mengontrol tubuh, mengontrol pikiran, seutuhnya.

Apakah kita bisa menang melawan mereka? Sesuatu yang tidak diketahui asal usulnya, dan mereka datang melalui bangsa yang memiliki kebudayaan jutaan tahun lebih canggih daripada di bumi. Bangsa Givel yang telah mereka kuasai. Oleh karena itu Airi memperingati kami.

"Hei tempat ini bagus juga."

Aku mendengar suara seseorang di belakangku, suaranya terdengar seperti seorang gadis.

"Airi, kenapa kamu ada di sini?"

"Hm, memangnya gak boleh yah?" Dia memicingkan matanya memandangku.

"Ah, nggak, bukan, tapi bagaimana caranya kamu bisa ke sini."

"Hm? Ini sih hal yang sepele untukku, jarak ribuan tahun cahaya saja dapat kutempuh."

"Ah iya aku juga sudah memodifikasi proyektor Naomi, sekarang aku bisa bergerak dengan tubuh ini dimana saja," katanya sambil berputar-putar seperti menari.

Ah tampilanya sekarang menipuku, aku lupa kalo teknologi dia jutaan tahun lebih canggih daripada kami.

"Yah meski begitu saya kagum juga melihatnya, berbagai senjata dikembangkan manusia bumi, selalu berkembang, selalu berubah." Dia berkata sambil berkeliling melihat robot-robot dan senjata yang berada di sini.

"Mulai dari jaman batu, ketika kalian berperang melawan alam untuk mempertahankan hidup, sampai berperang melawan sesama, demi ideologi, demi alasan yang kalian ciptakan sendiri."

Apa maksudnya? Ini pertama kalinya aku mendengar dia berbicara seperti ini, biasanya dia memberikan perintah-perintah, instruksi-instruksi untuk membangun Spacecraft itu.

"Kenapa kamu berbicara seperti itu?" Aku kelepasan bertanya padanya.

"Hmm." Dia tersenyum melihatku.

"Kamu tahu, bangsa bumi adalah bangsa pertama yang kami temukan."

"Ketika itu bumi masih dikuasai dengan makhluk-makhluk melata yang ukuranya sangat besar."

"Kemudian bencana alam menimpa mereka dan akhirnya mereka punah."

"Kemudian beberapa saat setelahnya muncullah kalian."

"Manusia."

Aku tertegun mendengarnya, kenapa tiba-tiba dia menceritakan ini, setelah sebulan kami lewati, dia hanya memberikan instruksi-instruksi untuk membangun Spacecraft, untuk bertahan hidup dari parasit itu.

"Manusia itu terus berkembang, mereka melewati peperangan, wabah penyakit, kelaparan, tetapi mereka tetap maju, tetap berjuang hingga saat ini."

"Kami ..., meski telah melewati jutaan tahun, hidup kami tidak berubah, melewati hari-hari yang damai."

"Hal itu berubah ketika kami menemukan planet bumi, hari-hari yang biasa kami lalui diganti dengan mengamati kalian."

"Terkadang kami ingin mengulurkan tangan membantu kalian, tapi kami biarkan karena kami percaya terhadap kalian."

"Bagaikan orang tua yang penasaran melihat anaknya tumbuh."

"Apa yang mendorong kalian bisa berkembang, apa itu evolusi? Itu selalu berada di benak kami."

"Meski setelah itu kami menemukan bangsa-bangsa lain, tetapi bumi tetaplah menjadi favorit kami." Dia menutup perkataanya sambil tersenyum memandangku.

"Tetapi, bukankah manusia merusak alamnya sendiri, mereka berpecah-belah, saling menyakiti sesamanya," jelasku terheran mendengar ucapanya.

"Kami percaya kepada kalian, kami percaya akan ada suatu saat kalian melampaui kami."

"Oleh karena itu, tidak akan kami biarkan hidup kalian berakhir begitu saja." Dengan tegas dia berkata sambil memandangku tajam.

Aku tertegun mendengarnya, suatu makhluk yang tidak kami kenal memberikan ekspektasi yang tinggi kepada kami. Mungkinkah kami dapat memberikan ekspektasi itu kepada mereka? Akan tetapi kami dihadapkan dengan kemungkinan dunia kami akan berakhir.

"Ah iya dari dulu aku ingin mencoba hiburan makhluk bumi."

"Hah?" Aku terheran mendengar perubahan topik yang tiba-tiba darinya.

"Ayok temani aku ke taman bermain."

Continue Reading

You'll Also Like

5.4K 344 20
Semua Survivors dari Broken City sampai ke tempat lain yang tidak jauh beda anehnya. Tempat itu berisi 'makhluk-makhluk' aneh. Mereka diberi kesempat...
6.3K 1.3K 68
[Pemenang Wattys 2022 Kategori Fantasi] [Reading List WIA Periode ke-2] Kehidupan Trio SEL (Schifar, Excelsis, Lysandra) berubah drastis setelah mere...
12.2K 897 20
Harap maklumi cara mengetik cerita pertama💁‍♀️
3.3K 538 21
Tahun 2043, kemajuan teknologi berkembang pesat di seluruh penjuru dunia. Menyusul perubahan iklim dunia yang semakin tak dapat dikendalikan hingga m...