Cinta Sang Prajurit

By zardnst

92.6K 7.3K 650

Ini hanya sebuah fiksi dan jangan sangkut pautkan kepada real life. Selamat membaca. Jangan lupa untuk voteny... More

Karakter
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
info
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Minta Saran
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
info
Bab 53
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Bab 58
Bab 59
bab 60
Bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 66
Bab 67
Bab 68
Bab 69
promosi
sad info
Bab 70
Bab 71
Bab 72
Bab 73
Bab 74
Bab 75
info info
Bab 76

Bab 52

916 85 10
By zardnst

Selamat membaca...


















































































































































Keesokan harinya, gito sudah selesai mandi dan memakai seragam yang akan dia gunakan untuk acara wisuda taruna baru.

Gito sudah berada di lantai bawah kumpul dengan keluarganya, teman-temannya gito masih di kamar bersia-siap memakai seragamnya masing-masing.

"Bun, adek sudah pada bangun?" Tanya gito yang berada di dapur.

"Belum bang, nanti bunda bangunin mereka. Ini bunda sudah masakin sarapan untuk kalian yang mau berangkat aja." Ucap indah meletakkan sarapan yang sudah selesai dia masak.

Gito pun membantu indah meletakkan semuanya di atas meja makan.

Kali ini mereka berangkat 14 orang, karena ya mereka membawa pasangan masing-masing. Sedangkan indah, gracio, kathrin, gita, gracia, christy, dan muthe mereka semua di kamar karena ingin pergi jalan-jalan kembali.

Gak lama shani, marsha dan chika sudah turun duluan.

"Widih sudah siap nih dilihat-lihat." Ucap gito sedikit bercanda.

"Iya dong." Balas mereka bertiga.

Setelah itu, nyusul freya, flora, jessi dan ashel yang turun bersamaan.

"Lah sejak kapan baju kalian senada gini?" Tanya gito yang heran melihat itu.

"Kan kami sudah janjian pakai baju yang sama sebelum berangkat git." Ucap chika.

"Terus itu kok lain." Ucap gito meledek ke arah freya.

"Ya namanya aku harus pakai pdh 3 sama kayak kalian. Mana bisa jadinya samain baju sama mereka berenam." Ucap freya kesal.

"Yang sabar, siap acara pakai baju yang sama dengan mereka kak fre hahaha." Ucap gito tertawa meledek freya.

Freya hanya menampilkan wajah kesalnya, padahal dia ingin memakai baju yang sama dengan shani dkk.

"Oh iya, yang baru keluar cuma kamu aja git laki-lakinya?" Tanya freya.

"Tuh baru keluar kak." Ucap gito menunjuk ke arah tangga.

Mereka langsung melihat arah tunjukan dari tangan gito.

"Widih, sudah pada ganteng banget nih." Ucap marsha.

"Pasti dong." Ucap zee.

"Gak usah lebay deh." Balas adel.

"Apa sih del, iri banget gua di puji marsha." Ucap zee dengan tengilnya.

"Sudah sudah jangan ribut, sini duduk biar sarapan kalian. Nanti telat ke acaranya." Titah indah.

Mereka semua langsung nurut, karena memang mereka takut kalau indah sudah marah.

Mereka pun sarapan dengan hening tanpa ada suara bicara sedikit pun.

Setelah selesai makan, mereka kumpul di ruang tengah untuk sekedar ngobrol santai.

Saat jam sudah menunjuk pukul 7:30 mereka pun langsung bergegas pamit.

"Bun, kami pamit ya. Assalamu'alaikum." Ucap gito mewakili semuanya.

"Wa'alaikumsalam." Ucap indah.

Mereka sebelum keluar sudah menyalam tangan indah, setelah itu mereka bergegas masuk ke mobil.

Karena mereka takut terlambat untuk acara pelantikan kali ini.

Skip AKMIL.

Setelah menempuh perjalanan 20 menitan, akhirnya mereka sampai dikawasan akademi militer.

Gak lupa mereka menunjukkan tanda pengenal dan undangan yang mereka terima dari komandan mereka.

Akhirnya mereka sudah berada di lapangan tempat acara pelantikan para taruna dan taruni.

"Wih gito." Ucap bobby yang menyapa gito dkk.

"Oh hai bang bob, sudah lama kalian sampai disini?" Tanya gito membalas sapaan bobby.

"Baru juga kok git, 5 menitan deh kalau gak salah." Ucap bobby.

"Oh iya, bang dhike mana? Tumben gak kelihatan bang." Ucap gito yang mencari keberadaan dhike.

"Biasalah, dia melipir dulu sama istrinya." Ucap bobby.

"Pantasan bang." Balas gito tersenyum.

"Yaudah git, yuk ke bangku tamu sebentar lagi acara segera di mulai." Ajak bobby membawa gito dkk menuju bangku tamu undangan.

Mereka duduk sesuai dengan undangan mereka, begitu juga pasangan masing-masing diberi bangku yang bersebelahan dengan pasangan mereka.

Acara pun dimulai, semua tamu undangan menikmati acara dengan khidmat.

Mulai dari kata sambutan presiden, panglima maupun perwakilan setiap staff yang berada di angkatan darat.

Begitu juga perwakilan dari pimpinan pasukan-pasukan khusus milik angkatan darat.

Setelah prosesi semua di jalankan dengan tertib dan tenang, acara sudah berada dipenghujung. Dan akhirnya acara pun telah selesai dilaksanakan.

Setiap orang dan tamu undangan pun dipersilahkan untuk menemui anggota keluarga maupun teman masing-masing.

"Git, kita bakal masukin dhey ke tim inikan?" Tanya adel.

"Mungkin, tergantung keputusan dia del." Ucap gito tersenyum.

"Semoga aja tuh bocah masuk ke tim kita." Sahit daniel.

"Sudah pasti bakal masuk." Sambung zean dengan PDnya.

Gito yang melihat interaksi itu hanya tersenyum, dia sudah tahu kalau dhey bakal masuk ke tim mereka dan ditempatkan di batalyon di jakarta.

"Git.." Panggil shani.

"Itu bukannya aunty haruka ya?" Tanya shani menunjuk ke arah haruka.

Gito yang melihat shani menunjuk pun ikutan melihat, dan dia baru sadar kalau haruka orang tuanya dhey juga datang.

"Kesana yuk." Ajak gito.

Shani hanya menganggukkan kepala tanda setuju, dan gito menarik tangan shani dengan lembut.

Teman-teman gito yang melihat gito pergi sama shani, mereka langsung mengikuti arah jalan kedua teman mereka itu.

"Assalamu'alaikum aunty." Sapa gito yang tiba-tiba berada di samping harus.

"Astaghfirullah gito, kamu bikin aunty jantungan aja." Ucap haruka sedikit kesal.

"Hehe maaf aunty." Ucap gito terkekeh.

Disini haruka lebih suka dipanggil aunty sama gito dkk, karena rasanya dia senang aja sama panggilan itu. Makanya setiap mereka bertemu selalu dipanggil aunty sama gito dkk.

Haruka juga bersahabat sama orang tua gito dan shani, mereka juga sudah saling kenal satu sama lain.

Haruka sama seperti jessi, yang bertemu satu rumah sakit lalu mereka bersahabat. Haruka juga seorang dokter, dia dokter spesialis jantung. Saat ini bekerja di jepang, tepatnya rumah sakit milik indah dan melody.

"Kalian cuma berdua?" Tanya haruka.

"Rame kok aunty." Ucap gito yang tiba-tiba berdatangan temannya gito.

"Wah rame juga, yaudah ayo ketemu sama dhey." Ucap haruka mengajak gito dkk bertemu anaknya.

"Hai dhey, selamat ya sudah jadi letnan sekarang." Ucap gito menjulurkan tangannya memberi selamat ke dhey.

"Makasih git, sekarang kita sama-sama letnan dua." Ucap dhey membalas uluran tangan gito.

"Wess, santai dhey gito sudah gak letnan dua lagi." Ucap zean yang muncul dari balik bahu gito.

"Eh zeaaannnn.." Ucap dhey langsung memeluk zean.

"Hai dhey, selamat ya atas kelulusan lu." Ucap zean membalas pelukan dhey.

Satu persatu mereka memberi selama pada dhey yang sudah lulus dari pendidikan tarunanya.

Begitu juga dengan shani, chika, flora, marsha dan ashel mereka pelukan sama dhey. Ya memang mereka ini satu sekolah dan bersahabat juga.

Gak lupa juga freya, jessi, olla, floran memberi selamat kepada dhey dan sekalian berkenalan.

"Oh iya, maksud lu zean tadi bilang gito gak letnan dua lagi itu apa?" Tanya dhey yang masih mengingat ucapan zean.

"Bentar lagi, zean akan naik pangkat jadi letnan satu." Ucap zean dengan polosnya.

Gito, daniel, adel, olla, aran, dan freya hanya menepuk keningnya karena mendengar jawaban dari zean.

Shani yang mendengar itu langsung menatap gito dengan tatapan butuh penjelasan.

"Nanti aku butuh penjelasan dari kamu." Bisik shani dengan nada sinisnya.

"I-iya ci." Bisik gito dengan gugup.

"Wah benar git, lu bakal jadi lettu." Ucap dhey dengan senang.

"Belum dhey, masih rencana belum juga ada pemberitahuan dari komandan." Ucap gito berbohong.

"Pokoknya kalau lu sudah jadi lettu, jangan lupa undang kita-kita sebagai sahabat lu." Ucap dhey memeluk gito.

"Iya dhey aman itu kalau surat undangannya ada dari komandan." Ucap gito membalas pelukan dhey.

Pelukan mereka pun terlepas, di lain sisi gito sangat takut menatap shani yang melihatnya dengan tatapan tajam.

Karena gito tidak ada memberitahu dirinya soal gito bakal dilantik untuk naik pangkat.

Skip selesai acara.

Kini mereka berempat belas sudah kembali ke rumah, disana keadaan rumah kosong. Karena indah, gracio, gita, gracia, kathrin, christy dan muthe pergi jalan-jalan.

"Wah capek juga." Ucap adel dan zean bersamaan lalu duduk di sofa.

Sedangkan yang lain pergi ke kamar mereka untuk bersih-bersih dan beristirahat.

Sedangkan gito, dia langsung di sidang sama shani di gazebo taman depan rumah yang mereka tempatin.

"Sekarang jawab dengan jujur gito." Ucap shani dengan tegas.

"Jawab apa cici." Ucap gito pura-pura gak paham.

"Ucapan zean tadi, gak usah pura-pura kamu ya di depan aku." Ucap shani dengan tatapan tajamnya.

Gito yang melihat tatapan itu, dia bergidik takut karena tatapan itu gak bisa membuat gito bohong.

"Y-ya itu b-belum pasti ci." Ucap gito gugup.

"Yang jujur gito." Ucap shani sedikit menaikan nada bicaranya.

Gito yang notabene seorang komandan tim dan garang, berubah menjadi seorang anak penakut di hadapan shani.

"Serius ci, itu belum pasti kan keputusan dari komandan belum keluar." Ucap gito dengan percaya dirinya.

"Gak usah bohong gito." Ucap shani masih dengan wajah datarnya.

"Iya ci, setidaknya pelantikan kenaikan pangkatnya paling tahun depan iya tahun depan ci." Ucap gito yang masih ketakutan.

"Kenapa gak kamu kasih tahu samaku?" Tanya shani dengan sinis.

"Kan belum pasti, kalau aku kasih tahu tapi kenyataannya beda kan malu ci akunya." Ucap gito yang masih menutupi semuanya.

"Awas aja kamu gak ngasih tahu aku duluan soal kenaikan pangkatmu setelah keluarga kamu, gak akan mau aku mengenalmu seumur hidupku gito." Jelas shani dengan ngasal.

"Hmmm cici yakin." Ucap gito.

"Ya-yakin." Ucap shani sedikit takut kalau ucapannya malah dikabulkan sama gito.

"Baiklah, semoga aja ucapan cici terkabul." Ucap gito yang sedikit menjahili shani.

Gito pergi meninggalkan shani, sedangkan shani dia menggerutu dan menyesalkan ucapan yang dia sampaikan kepada gito.

Lalu gito dengan santainya ingin ngerjain shani, dia benar-benar memulai rencananya untuk mengerjain shani.

Gito kembali ke kamarnya, dia bekerja sama dengan daniel buat kerjain shani.

"Niel gua minta tolong sama lu, bantu gua jailin ci shani ya." Ucap gito meminta pertolongan dari daniel.

"Ngerjain gimana?" Tanya daniel bingung.

"Bilang aja, kalau lu sudah tahu duluan masalah kenaikan pangkat gua sebelum ci shani tahu." Ucap gito memberi rencana gilanya.

"Wah gila lu, gak mau gua di pukulin ci shani." Ucap daniel menolak.

"Tenang aja, gua yang ngurusin kalau dia marah. Gua jamin lu gak kena imbasnya kok." Ucap gito dengan senyuman liciknya.

"Wah benar-benar lu, yaudah gua bantuin tapi kalau masalah makin runyam gak tanggung jawab gua." Jelas daniel.

"Aman santai aja." Ucap gito.

Mereka akan menjalankan rencana itu malam ini, dan semua sudah disusun dengan matang tentunya dibantu sama anggota tim gito lainnya.

Skip malam hari.

Kini mereka telah selesai makan malam, dan indah serta yang lainnya sudah pulang juga.

Saat ini mereka sedang kumpul di ruang tamu, disana sofa mereka buat satu barisan biar sisanya bisa duduk lesehan.

"Oh iya git, selamat atas kenaikan pangkat lu ya." Ucap aran memulai rencana.

"Hah." Semua kaget.

Terkecuali tim delta, mereka hanya berpura-pura kaget karena itu rencana mereka.

"Abang serius naik pangkat?" Tanya indah gak percaya.

Gito hanya mengangguk tanda dia membenarkan ucapan aran tadi.

"Kok kamu gak bilang sama kita, dan kok teman-teman kamu yang duluan abang beritahu." Ucap gracio yang senang mendengar kabar itu cuma dia sedikit kecewa tapi rasa bahagia dia lebih besar.

Shani yang mendengar itu benar-benar dibuat bersalah, dia mengucapkan ucapan yang gak seharusnya dia lontarkan.

Alhasil ucapan itu benar-benar terjadi, dan dia bakal gak saling kenal sama gito.

Raut wajah yang panik dan sedih tercetak di wajah shani, gito yang melihat itu hanya tersenyum gemas.

"Kena kamu kan ci, maaf ya aku harus ngerjain cici dulu malam ini." Batin gito tertawa melihat muka shani.

Semua senang mendengar kabar itu, tapi tidak dengan shani. Chika yang sudah diberitahu shani soal omongannya ke gito, hanya bisa mengelus punggung shani.

"Yang sabar ya ci." Ucap chika.

"Iya chik." Ucap shani tertunduk.

Di tengah kebahagiaan itu, tiba-tiba kathrin mengingat satu masalah lagi.

"Oh iya, bang gito sudah minta maaf sama kak gita?" Tanya kathrin yang merusak suasana.

"Ah kamu tin, malah rusak suasana bahagia aja." Ucap muthe kesal melihat kelakuan kathrin.

"Ya kan biar bang gito minta maaf sama kak gita." Ucap kathrin dengan wajah tanpa dosanya.

Gito yang mendengar itu dia menatap ke arah gita, gita hanya memasang wajah dingin dan datarnya. Dia benar-benar masih marah sama gito karena ucapan kembarannya malam tadi.

Gito mendekati gita, sungguh malah keadaan gito yang ingin ngerjain shani malah kena tamparan ucapan kathrin. Yang mengingatkan kejadian kemarin.

"Git.." Ucap gito yang sudah duduk disebelah gita.

Gita gak menjawab, dia lebih memilih beranjak dari sana meninggalkan gito dan gak merespon ucapan kembarannya sama sekali.

"Yah bahaya ini." Ucap gracia dan kathrin bersamaan.

"Sana bang, bujuk gitanya sekalian bawa dia besok belanja." Titah indah.

Gito yang mendengarnya langsung beranjak dan pergi ke kamar gita.

Tok.. Tok.. Tok..

"Git, abang boleh masuk?" Tanya gito dari luar.

Gak ada jawaban dari gita, gito berinisiatif membuka pintu kamar itu.

Ceklek.

Gito pun masuk ke kamar gita, dia melihat kembarannya duduk di balkon kamarnya.

"Git, jalan-jalan besok yuk?" Ucap gito yang sudah berada di samping gita.

Masih sama gak ada respon apapun dari gita, gito jadi bingung melihat keadaan mereka.

Tanpa sadar, air mata gita tiba-tiba jatuh membasahi pipinya.

"Dek, kamu kenapa nangis?" Tanya gito panik.

"Maafin abang ya." Ucap gito.

"Besok kita pergi belanja sepuasnya. Maaf ya abang gak bermaksud pilih kasih sama kamu, atin, ataupun gege. Maafin abang ya." Ucap gito membujuk gita.

"Abang jahat sama gita." Ucap gita yang masih menangis.

"Maaf ya dek, besok abang janji bawa kamu sama gege belanja sepuasnya." Ucap gito.

"Janji." Ucap gita.

"Iya janji." Balas gito.

Gita langsung memeluk gito, dia cuma gak mau kembarannya itu pilih kasih kepada mereka.

"Maafin abang ya." Ucap gito yang masih memeluk gita.

"Iya bang." Balas gita yang ngedusel di ceruk leher gito..

Gito membiarkan gita memeluk dia dengan erat, karena dia tahu kembarannya ini sangat manja padanya.

Gak lama, gito ingin melepas pelukan mereka. Ternyata gita sudah ketiduran dipelukan gito.

Dia langsung menggendong gita ke tempat tidurnya, dan diletakkannya gita dengan pelan-pelan biar gita bangun. Gito juga gak lupa menyelimuti gita dan dia mencium kening sang adik.

Gito pun keluar dari kamar gita, dan kembali ke ruang tengah kumpul dengan yang lain.

"Gimana bang?" Tanya indah.

"Sudah kok bun, dia juga sudah tidur di kamar." Ucap gito yang duduk di dekat shani.

"Ci muka kamu kok sedih gitu?" Tanya gito yang masih berpura-pura.

"Gak, gak papa kok." Ucap shani memalingkan wajahnya.

Gito hanya ber oh ria, dia memainkan hpnya saat golek berbantalkan paha shani.

"Bang, benar kamu akan naik pangkat itu?" Tanya indah kembali.

"Gak kok bun, itu hanya ide jahilnya gito aja." Bukan gito yang jawab tapi freya.

"Hah ide jahil?" Tanya indah lagi.

"Iya bun, gito kemungkinan naik pangkat masih lama karena belum ada kabar dari komandan." Jelas daniel.

Shani yang mendengar itu kembali bernafas lega karena ucapannya gak jadi dikabulkan gito.

"Panik ya ci." Ucap gito meledek shani.

"Apa sih to, gak ada ya." Ucap shani bohong.

Mereka yang melihat kelakuan shani itu hanya tertawa. Shani benar-benar malu karena mukanya memerah.

Sedangkan gito hanya terkekeh melihat shani yang gak mau ngakuin kalau dia lagi panik.

"Yasudah, kalian semua masuk kamar. Langsung istirahat, jangan ada yang begadang lagi." Titah indah.

Mereka semua langsung beranjak dan menuju kamar masing-masing, sedangkan gito di pergi ke taman belakang hanya untuk menikmati kesejukan saja.

Tanpa gito sadari, ternyata shani hadir disana dan duduk di samping gito.

"Kenapa kamu disini?" Tanya shani.

"Gak papa kok ci, cuma ingin menikmati malam aja." Ucap gito.

"Oh iya maaf soal tadi ya, aku hanya bercanda dan gak bermaksud mengabulkan ucapan cici tadi siang." Lanjut gito menjelaskan semuanya.

"Maafin aku juga ya git, aku juga gak bermaksud mengucapkan kata-kata itu." Ucap shani yang menunduk.

Gito yang melihat itu, dia langsung menghadap ke arah shani.

"Maafin aku ya ci sudah buat cici sedih." Ucap gito.

Shani menatap gito, dan gak menjawab ucapan gito tapi dia langsung memeluknya.

Gito membalas pelukan itu, dia membiarkan shani terus memeluknya.

Gito melepaskan pelukannya.

"Ci, sebenarnya ucapan zean tadi siang benar. Itu dia tahu aku naik pangkat langsung dari komandan. Tapi resminya zean gak tahu kapan ci, cuma aku akan memberitahu cici langsung dan baru cici yang tahu ini." Jelas gito.

"Aku akan dilantik ci bareng freya sebulan setelah acara wisuda taruna, dan ini belum ada yang tahu. Termasuk keluargaku pun belum tahu ci, jadi kamu orang pertama yang mengetahui itu." Sambung gito lalu tersenyum ke shani.

"K-kamu serius git?" Tanya shani masih belum percaya.

"Serius ci, cuma cici yang tahu." Ucap gito.

"Makasih git." Ucap shani dengan senang lalu memeluk gito kembali.

"Iya ci, tapi tolong jangan kasih tahu yang lain. Biar aku aja yang kasih tahu mereka." Jelas gito.

"Siap letnan." Ucap shani tersenyum.

Gito hanya membalas senyuman shani, dia melihat kebahagiaan di mata shani.

"Yaudah masuk yuk." Ajak gito.

"Ayok." Ucap shani.

Mereka berdua lalu masuk ke rumah, tidak lupa shani menggandeng tangan gito.

Mereka kembali ke kamar masing-masing, dan memilih langsung tidur karena sudah merasakan ngantuk.







































































Hehe sekian dulu ya.

Terimakasih yang sudah mampir, jangan lupa untuk votenya biar semakin rame hehe..

Maaf kalau banyak typo bertebaran hehe✌..

Continue Reading

You'll Also Like

43.5K 1.9K 78
Bxg Romance fanfiction Kehidupan ini penuh warna. Ada gelap, ada terang. Semua diciptakan untuk memberikan pembelajaran pada manusia, agar manusia da...
53.6K 4.5K 51
Di tahun 2004 disuatu rumah sakit, di dalam satu kamar inap terdengar pertengkaran antara suami istri, dimana pertengkaran tersebut membuat heran par...
49.6K 3.9K 34
Zee seorang anak ke 4 dari 5 bersaudara, ia dibenci oleh tiga kakaknya karena kesalahan pahaman, tetapi berbeda dengan adiknya, adiknya percaya kalau...
59.5K 6.7K 37
[GRESHAN FAMILY] [COMPLETED] Cerita seorang 2 gadis yang Masih SMA, hingga bisa berteman dengan ketua Osis disekolahnya. Dan bisa berteman dengan sal...