Cinta Sang Prajurit

By zardnst

92.3K 7.3K 650

Ini hanya sebuah fiksi dan jangan sangkut pautkan kepada real life. Selamat membaca. Jangan lupa untuk voteny... More

Karakter
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
info
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Minta Saran
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
info
Bab 53
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Bab 58
Bab 59
bab 60
Bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 66
Bab 67
Bab 68
Bab 69
promosi
sad info
Bab 70
Bab 71
Bab 72
Bab 73
Bab 74
Bab 75
info info
Bab 76

Bab 46

974 98 3
By zardnst

Selamat membaca..

























































































































































Keesokan harinya, tepat pukul 8 tim delta telah selesai melakukan apel pagi bareng prajurit lainnya.

Mereka juga sudah melakukan sarapan pagi, tim delta benar-benar berada di posisi dimana mereka menjaga jarak dengan prajurit lain.

Komandan yang menjadi pemimpin kontingen indonesia yang berada disana sudah memahami kalau tim delta ada pada misi lain juga.

Ketika mereka berkumpul cuma 4 orang, berarti 3 orang lainnya sedang berada dalam misi.

Tetapi kalau mereka semua berkumpul, mereka semua dalam misi kemanusiaan.

Dan semua itu sudah menjadi agenda rutin dari tim delta, tetapi saat ini mereka selama satu bulan hanya berempat di pangkalan militer indonesia yang berada di Lebanon.

Komandan kontingen indonesia juga paham sama situasi tim delta saat itu.

"Bagaimana laporan dari olla sekarang git?" Tanya zean dengan wajah seriusnya.

"Mereka akan bergerak untuk mencari kita." Ucap gito.

"Apa mereka tahu posisi kita?" Tanya adel.

"Tidak, mereka tidak akan pernah mengetahui itu." Balas daniel yang memasang kembali baretnya.

Benar perkataan daniel, siapapun musuhnya mereka tidak akan pernah menemui keberadaan tim delta kalau sudah di medan perang.

Saat latihan bersama militer negara lain pun, tim delta yang ikut serta selalu dibuat sebagai pihak teroris.

Disaat latihan gabungan itu, pihak militer lain tidak pernah menemui persembunyian mereka. Selalu tim deltalah yang buat pihak militer yang kewalahan.

"Permisi komandan." Ucap seseorang yang menemui mereka saat lagi duduk bersama.

"Ada laporan apa freya?" Tanya gito.

Freya yang kaget namanya disebutkan oleh gito langsung membuka baju penyamaran miliknya.

"Kok lu tau itu freya git?" Tanya daniel heran.

"Gua mengenali hawa keberadaan kalian." Ucap gito.

"Iya sih, insting gito memang selalu tajam saat merasakan kehadiran orang lain." Ucap zean membenarkan ucapan gito.

Freya yang sejak tadi berdiri, lalu duduk di antara pasukan delta.

"Laporan apa yang lu bawa kak fre?" Tanya adel.

"Pimpinan dan wakilnya sudah bergerak menuju pusat kota, mereka berencana mencari pembunuh ke 3 orang kepercayaan mereka." Jelas freya.

"Terus lu kok bisa kesini kak?" Tanya daniel bingung.

"Gua ditugaskan untuk mengamankan jalan, makanya gua sebisa mungkin menghilang dari rombongan." Ucap freya mengambil minuman zean.

Zean yang melihat itu tak melarang, karena dia tahu freya pasti sedang kehausan.

"Mungkin dalam 3 jam lagi mereka akan sampai ke pusat kota." Sambung freya.

"Berarti jam 12 siang kemungkinan mereka sudah di pusat kota?" Tanya zean.

"Benar zee, kalian bersiap satu jam sebelum mereka sampai." Balas freya.

"Terus aran dan olla dimana?" Tanya gito.

"Mereka sedang mengamankan lokasi peristirahatan pimpinan kalau sudah sampai ke kota." Jelas freya.

"Temuin mereka berdua, buat jebakan untuk peluru gua sebisa mungkin mengenai kepala pimpinan dan wakilnya itu." Titah gito.

"Siap laksanakan komandan." Ucap freya lalu pergi darisana.

Bagai sebuah debu, freya menghilang saat angin sedikit kencang datang yang membuat suasana sejuk.

"Benar-benar menghilang selayaknya hantu." Ucap adel yang masih menatap kearah freya berjalan lalu menghilang.

"Setuju del." Sahut zean dan daniel.

Mereka pun pergi masuk ke barak yang diberikan komandan kepada mereka.

"Kalian sudah siapkan semuanya?" Tanya gito.

"Sudah git, sniper lu juga udah gua bersihkan dan siap dipakai hari ini." Balas daniel.

"Zean, adel. Kalian gimana?" Tanya gito.

"Semua sudah siap git, semua sudah gua cek kerusakan alat. Dan semuanya aman untuk kita pakai selama bertugas." Jelas adel.

"Baiklah, saat keluar pangkalan militer. Kita memakai codename masing-masing, kita akan akhiri misi ini dengan memancing untuk menargetkan pimpinan mereka, baru kita basmi anak buahnya. Paham!!" Jelas gito dengan tegas.

"Siap paham komandan." Balas orang itu serentak.

Tim 404 delta keluar dari pangkalan militer Indonesia, mereka keluar dengan membawa perlengkapan yang sudah disiapkan.

Olla, aran dan freya menunggu kehadiran ke 4 rekan mereka untuk melakukan eksekusi.

Tim delta sudah berjalan menuju persembunyian mereka, kali ini mereka bersembunyi di salah satu bangunan yang berjarak 1 kilometer dari lokasi yang akan musuh gunakan.

Mereka membuat persembunyian bawah tanah untuk menghindari musuh yang bisa saja menemui persembunyian mereka.

Semua posisi sudah di siapkan, zean dan adel sudah siap dengan monitornya.

Daniel yang sudah mempersiapkan sniper milik gito untuk melakukan eksekusi pada musuh.

Gito yang masih memantau gedung tempat musuh berada dengan menggunakan teropong khusus milik mereka.

"Kaido, semua sudah siap." Ucap adel dari radio komunikasi mereka.

"Sniper juga sudah tepat pada posisi terbaiknya." Ucap daniel.

"Bom sudah disiapkan del di mobil musuh." Ucap aran dari radio komunikasi juga.

"Pimpinan musuh dan wakilnya sudah berada di posisi yang direncanakan." Sambung freya.

"Baiklah, bagaimana denganmu fang?" Tanya gito ke olla yang belum memberikan laporannya.

"Semua sudah sesuai komandan, bom di dalam gedung siap di ledakkan kapanpun. Semua terpasang tanpa musuh ketahui." Lapor olla yang sudah memasang beberapa bom di beberapa sudut gedung tersebut.

"Baik, kalian bersiap pada posisi masing-masing. Sebisa mungkin fang, silver dan aurora kalian keluar tanpa diketahui oleh musuh." Perintah gito yang masih fokus dengan teropongnya.

"Neptunus siap pada posisi lu, begitu juga dengan gemini dan taurus kalian siapkan diri kalian untuk meledakkan bom yang sudah terpasang." Tegas gito kembali.

"Siap komandan." Balas mereka semua bersamaan.

"Baiklah, misi siap dilaksanakan." Perintah gito dengan tegas.

Semua benar-benar menyiapkan diri mereka, gito yang sudah berada pada posisi untuk mengunci target.

Zean dan adel yang siap untuk menekan tombol pemicu bom, sedangkan olla dan aran sudah mencari posisi kabur.

Lalu freya, dia masih berada di dalam gedung. Dia menunggu tembakan gito mengenai pimpinan musuh, baru dia kabur saat terjadi keributan di dalamnya.

"Gimana sama targetnya kaido?" Tanya zean.

"Target terkunci, gua siap menembak mereka." Ucap gito yang benar-benar sudah mengunci pimpinan musuh.

"Fang dan silver, posisi kalian sudah menjauh?" Tanya adel.

"Sudah gemini, kami berdua sudah membuat jarak cukup jauh dari mereka." Ucap aran.

"Aurora, bersiap untuk melarikan diri. Tembakan akan segera gua lancarkan." Titah gito.

"Baik kaido." Balas freya.

"Bagaimana arah angin Neptunus?" Tanya gito.

"Arah angin sedikit pelan, ke arah timur. Lu harus benar-benar mengunci target dengan tepat kaido." Jelas daniel yang merasakan arah angin berubah.

"Gua sudah atur kembali neptunus." Ucap gito yang sudah selesai mengatur arah snipernya.

"Baiklah, lakukan sekarang kaido." Ucap daniel.

"Baik." Ucap singkat gito.

Gito sedikit menarik nafasnya, dia benar-benar dalam konsentrasi penuh.

Duaaaarrrrr

Tembakan benar-benar sudah di lepaskan oleh gito, peluru melesat begitu cepat.

Target yang telah dikunci sama gito benar-benar akan menemui ajalnya.

Dan benar saja, peluru itu tepat mengenai kepala sang pimpinan musuh.

Dibalik keributan itu, freya sudah menghilang tanpa jejak. Dia pergi meninggalkan musuh yang sedang panik karena pimpinan mereka mati tertembak.

Setelah selesai melakukan tembakan, segera gito dan daniel membereskan barang mereka. Termasuk senjatanya, mereka meninggalkan lokasi tanpa ada jejak sedikit pun.

Sehingga musuh yang melihat ke arah datangnya tembakan, mereka benar-benar kehilangan lawan mereka.

Begitu juga dengan aran, freya dan olla. Mereka menghilang bagai ditelan bumi.

"Semua kumpul di titik yang sudah ditentukan, perhatikan jangan sampai ada yang mengikut kalian." Titah tegas gito.

"Siap Komandan." Balas mereka serentak di radio komunikasi mereka.

"Zean, adel. Kalian langsung ledakkan bomnya." Perintah gito.

"Siap kaido." Balas mereka berdua.

Duaaaarrrrrrrrr..

Terdengar begitu kuat suara ledakan bom yang sudah di tekan oleh adel dan zean.

Suara itu bergema ke seluruh penjuru kota, tidak lupa setiap pangkalan militer yang berada disana mendengar suara ledakan tersebut.

Tim delta sudah berada di pangkalan militer indonesia, kembalinya mereka tidak disadari oleh prajurit lainnya karena para prajurit disana terlalu fokus pada ledakan besar yang dilakukan tim delta.

Mereka bertuju benar-benar membaur, sampai-sampai mereka berdrama kaget seperti para prajurit disana.

"Ada ledakan apa itu?" Tanya gito ke salah satu sersan disana.

"Itu suara ledakan letnan dari pusat kota." Jawab sersan itu.

"Terlalu kuat suaranya git." Ucap zean yang berpura-pura bingung.

"Lapor komandan, apa gak sebaiknya salah satu dari prajurit disini mencari tahu sumber ledakan itu?" Tanya gito kepada komandan kontingen indonesia.

"Sudah letnan, saya sudah perintahkan beberapa prajurit untuk pergi kesana." Jawab komandan itu.

"Baiklah komandan, kalau begitu saya izin pamit mau packing untuk kepulangan kembali ke indonesia besok." Ucap gito berpamitan kepada komandannya.

"Wah, gak terasa kalian harus kembali ke tanah air." Ucap sang komandan.

"Siap komandan, kami sudah diminta untuk kembali ke batalyon komandan." Ucap gito tersenyum.

"Baiklah gito, silahkan kalian beres-beres dan selamat istirahat." Balas sang komandan.

"Siap, terimakasih komandan." Ucap gito lalu pergi meninggalkan komandannya.

Gito kembali ke pasukannya, mereka berkumpul di barak untuk menyiapkan barang-barang mereka yang akan dibawa pulang kembali ke indonesia.

"Kalian periksa semua, jangan sampai ada yang tinggal." Perintah gito.

"Siap komandan." Balas mereka bersamaan.

Mereka pun memasukkan segala barang yang akan mereka bawa pulang, freya yang hanya cewek sendirian dalam tim mereka.

Dia bertugas untuk meneliti kembali barang yang akan mereka bawa satu persatu, karena dia tahu pasti para sahabatnya itu bakal teledor dalam menyusun barang mereka sendiri.

Benar saja, freya menemukan baju yang lupa dimasukkan sama daniel dan olla.

"Nah kan, baru juga dibilang sudah dapat baju kalian berdua yang gak dimasukkan." Ucap freya menatap datar ke arah olla dan daniel.

"Eh, maaf kak." Ucap mereka berdua bersamaan dengan rasa bersalah.

"Lain kali lebih teliti." Ucap freya.

"Siap kak." Balas mereka.

Freya kembali patroli lemari untuk melihat barang yang kemungkinan akan tertinggal disana.

"Oke, semua sudah aman. Sudah tidak ada yang tinggal." Ucap freya.

Semua bernafas lega, karena mereka tahu kalau ada barang yang gak dimasukkan pasti freya akan marah besar.

Disini freya bertindak layaknya seorang ibu bagi mereka, karena dibalik kecerobohan mereka pasti freyalah yang menutup kecerobohan itu.

Keesokan harinya, tim delta sudah selesai melakukan ritual mandi dan sarapan bersama dengan para prajurit lainnya.

Para prajurit yang sarapan pagi itu akhirnya mereka semua keluar, terutama tim delta mereka sudah berkumpul kembali.

"Sebelum kita pulang siang ini, baiknya kita keliling melihat masyarakat sekitar sini dan menyapa mereka sebelum kita berangkat." Ucap gito.

"Benar git, ayolah kita keliling melihat mereka." Balas aran.

Mereka pun pergi berkeliling disekitar pangkalan militer indonesia, dan mereka mengunjungi rumah warga lalu berbincang bersama.

Setelah itu mereka juga berkunjung ke rumah sakit yang menampung warga korban perang dengan para pemberontak.

Skip

Siang ini mereka telah berkumpul di bandara, mereka sudah ditunggu floran dan beberapa timnya untuk pulang ke indonesia.

Mereka semua briefing sejenak bersama komandan kontingen dan jajaran petinggi lainnya.

Setelah selesai mereka pun berkumpul.

"404 DELTAAAAAA."

"BRAVOOOO."

"Baiklah sebelum kita berangkat, alangkah baiknya kita berdo'a menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing. Berdo'a di mulai." Ucap zean memimpin do'a sebelum mereka naik ke pesawat militer.

"Berdo'a selesai." Ucap zean.

Mereka pun segera masuk ke dalam pesawat dan diikuti beberapa prajurit yang juga masa pengabdiannya di Lebanon.

Penerbangan mereka lakukan tepat pukul 1 siang waktu lebanon.

Skip

Indonesia pukul 6 pagi.

Akhirnya pasukan indonesia sampai ke bandara TNI AU, mereka mendarat dengan sempurna.

Butuh 12 jam lebih untuk mereka sampai kembali ke tanah air.

"Akhirnya sampai juga." Ucap olla meregangkan ototnya.

Mereka pun keluar dari pesawat militer tersebut setelah para prajurit berpangkat lebih rendah dari mereka yang pertama keluar.

"Akhirnya menghirup udara indonesia." Ucap zean dan adel.

"Kangen indonesia." Sahut daniel.

"Kangen jessi." Ucap olla.

"Kangen chika." Sambung aran.

Gito dan freya yang mendengar itu hanya menggeleng kepala saja melihat kelakuan 5 rekan mereka.

"Gimana git?" Tanya freya.

"Ya kayaknya kita harus ke magelang deh bulan depan." Ucap gito tersenyum.

"Udah saatnya mereka wisuda ya." Ucap freya.

"Iya kak, kita cuma rekrut satu orang saja." Ucap gito.

Gito dan freya pun ikut turun menyusul teman-teman mereka yang sudah duluan turun.

Gak lupa mereka sudah membawa barang bawaan mereka masing-masing.

Para pasukan pun berbaris, mereka disambut para jajaran jenderal angkatan darat.

Kali ini, aranlah yang diberikan kesempatan untuk membuat laporan dan dibantu oleh freya.

Karena gito merasa capek dan sedikit jetlag untuk melakukan laporan.

Setelah selesai laporan ke 7 anggota delta terduduk lemas karena merasa capek ditengah landasan pacu.

"Akhirnya kita kembali." Ucap mereka duduk bersandar tas besar mereka.

"Kita kok duduk disini." Ucap freya heran.

"Capek kak fre." Balas adel, zean, olla dan daniel bersamaan.

"Kalian gak mau ketemu keluarga kalian?" Tanya freya.

"Mau, tapi kaki masih sedikit lemas." Ucap aran.

Keluarga mereka sudah menunggu di luar garis tempat mereka menunggu.

Gito berdiri pertama kali, dia menatap ke arah keluarganya. Dia tersenyum tapi masih tetap berdiri disana.

Saat garis batas tunggu mereka telah dibuka. Gita, shani, gracia, christy dan kathrin berlari langsung ke arah gito yang masih setia berdiri disana.

"Git kaki lu kok gemetar." Ucap zean.

"Capek kaki gua makanya cuma bisa diri." Ucap gito.

Gak lama ke 5 wanita itu benar-benar sudah berada dipelukan gito, mereka melepas rasa rindur mereka di dalam pelukan gito.

Gito membalas pelukan itu dengan hangat, dia merasakan ke 5 wanita itu menangis di dalam pelukannya.

Gito hanya diam, dia membiarkan mereka terus menangis untuk melepas rindur mereka.

Gracio, indah, melody dan kinal pun ikut mendekati mereka berenam.

"Akhirnya kamu pulang nak." Ucap gracio tersenyum.

"Iya ayah." Ucap gito membalas senyuman mereka.

Gak lama dari situ, pandangan gito mulai buram. Dia merasa begitu lemas banget.

Bruuukkk.

"Gitooo...."













































































Sekian dulu hehe..

Jangan lupa votenya biar makin ramai..

Terimakasih yang sudah mampir hehe..

Continue Reading

You'll Also Like

190K 18K 45
Azizi, gadis kecil yang terpisah dari keluarganya akibat tersesat di salah satu tempat rekreasi. Ia tumbuh bersama anak anak jalanan, sekarang telah...
My sekretaris (21+) By L

General Fiction

302K 3K 21
Penghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra
49.5K 3.9K 34
Zee seorang anak ke 4 dari 5 bersaudara, ia dibenci oleh tiga kakaknya karena kesalahan pahaman, tetapi berbeda dengan adiknya, adiknya percaya kalau...
105K 6.6K 44
Christy:"bunda sayang aku nda" Chika:"ga"(ucap Chika ketus) Christy hanya bisa tersenyum tipis mendengar ucapan sang bunda. Christy:"bik nul bunda sa...