Cinta Sang Prajurit

By zardnst

93.3K 7.4K 651

Ini hanya sebuah fiksi dan jangan sangkut pautkan kepada real life. Selamat membaca. Jangan lupa untuk voteny... More

Karakter
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
info
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Minta Saran
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
info
Bab 53
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Bab 58
Bab 59
bab 60
Bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 66
Bab 67
Bab 68
Bab 69
promosi
sad info
Bab 70
Bab 71
Bab 72
Bab 73
Bab 74
Bab 75
info info
Bab 76

Bab 42

1K 93 3
By zardnst

Selamat membaca..































































































































Seminggu sudah gito dan shani baikan, dimana gito selalu menyempatkan diri untuk mengantar dan menjemput shani pulang kerja.

Hubungan mereka semakin erat, shani yang tidak pernah mau jauh dari gito. Begitu juga sebaliknya, gito tidak mau jauh dari shani.

Saat kerjaan gito sedikit luang, dia lebih memilih pergi ke rumah sakit. Karena teman satu timnya tahu, kalau gito bertahan di mabes pasti dia akan bikin masalah di penjara tim mereka.

Karena gito pasti akan terpancing emosi melihat kelakuan cristian, dia selalu ikut membujuk cristian untuk merubah sikapnya menjadi lebih baik.

Tapi percuma, cristian lebih memilih berkhianat kepada negaranya hanya karena dia telah ditinggalkan sama rian yang lebih dahulu pergi menemui kapten dewangga dan letda dio.

Pagi itu tepatnya hari senin, gito dan para prajurit lainnya telah selesai melakukan apel pagi dan upacara rutin.

"Gimana perkembangan tian?" Tanya gito kepada anggotanya.

Saat ini, mereka berenam masih berkumpul dilapangan setelah selesai upacara.

"Masih sama aja git, gak ada tanda dia akan melakukan perubahan. Saat ditanya begitu, dia akan memberontak." Jelas freya.

"Terus aran?" Tanya gito kembali.

"Berangsur-angsur membaik git, chika terus memberikan perhatian untuk dia." Ucap adel.

"Tapi git, chika gak masalah setiap hari datang kesini? Bukankah dia harus bekerja?" Tanya olla heran.

"Tenang aja, selagi dia mau bekerja sama dengan kita. Kerjaan dia di rumah sakit pasti ada yang back-up." Jelas gito untuk menghilangkan keheranan olla.

"Lo lupa atau gimana la? Kan tempat kerja chika direkturnya keluarga si gito." Ucap adel yang menepuk keningnya sendiri.

Olla yang mendengar itu pun merasa malu, karena dia sampai lupa kalau bosnya chika itu orang tuanya gito komandan dia.

"Hehe sorry git, gua sampai lupa kalau chika kerja di arganta hospital." Ucap olla tertawa malu.

Semua yang mendengar itu pun ikut tertawa karena kelakuan olla sendiri.

---------

Di kantor tim delta, mereka sedang bekumpul sambil bercanda tawa bersama. Tiba-tiba ditengah obrolan itu, ada tamu yang setiap harinya datang kesana.

"Selamat pagi semua." Ucap chika yang baru datang kesana.

"Pagi dokter chika." Sapa mereka.

"Tumben jam 9 sudah kesini chik." Ucap gito yang baru keluar dari ruangannya.

"Eh gito, iya nih git. Mau ketemu aran hehe." Ucap chika terkekeh kecil.

"Widih setia amat jengukin kekasihnya." Goda freya ke chika.

"Hehe iya kak, kan aran bisanya ditemuin disini aja. Makanya tiap hari jengukin dia kesini." Ucap chika tertawa kecil.

Mendengar alasan chika itu, semua tertawa karena kelakuannya.

"Gak ada kerja emang hari ini chik?" Tanya gito yang baru duduk.

"Duduk dulu chik." Ucap adel yang mengambil bangku untuk chika.

"Makasih del." Balas chika.

"Lagi dikosongkan sama bunda git, hari ini juga sudah ada dokter lain yang backup semuanya." Lanjut chika menjawab pertanyaan gito.

"Jangan bilang sisca yang backup kerjaan lu." Ucap gito sedikit menatap curiga ke chika.

"Hehehehe iya git, sisca selalu backup semuanya. Dia juga paham sama keadaan sekarang, gua juga harus memastikan semuanya akan kembali baik-baik saja sama sikap aran." Jelas chika terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Hadeuh chika, kan gak harus tiap hari lu kesini." Ucap zean yang gak habis pikir sama ulah chika.

"Daripada orang tua dia gua suruh kesini lo mau zee." Ucap chika sedikit kesal sama zean.

"Ya, gak harus orang tua dia juga sih." Ucap zean.

"Kok kalian jadi ribut." Ucap adel heran.

"Oh iya git, sekarang apa yang akan kita lakukan untuk tian?" Tanya olla tiba-tiba.

"Bentar lagi surat penyerahan dia ke PM (polisi militer) segera selesai. Dia akan diserahkan kesana, dengan dalih dari atasan kalau dia baru ditemukan beberapa hari yang lalu." Jelas gito yang mendapat pesan dari jenderal Abimana.

"Sudah cukup 2 bulan untuk kita beri kesempatan padanya, gua tidak aka tolerir apapun soal dia. Dia yang akan menanggung semuanya di dalam sel yang lebih besar lagi." Sambung gito yang sudah jengan sama cristian.

"Buat aran, kita akan bawa dia ke lebanon awal bulan desember nanti. Kita lihat perubahan apa yang dia lakukan selama chika selalu berada disisinya." Lanjut gito lagi.

"Setuju, kita pantau dia dari dekat." Ucap freya.

"Olla, pergi bawa aran kemari. Kita akan ngobrol disini bersama dia." Titah gito ke olla.

Olla yang mendengar itu langsung beranjak dari duduknya, dia pergi menjemput aran ke selnya. Tidak lupa aran di pakaikan borgol agar menjaga kalau tiba-tiba aran berbuat hal yang tidak diinginkan.

Olla dan aran sampai di kantor kerja tim delta, beruntung bagi mereka tidak melihat olla yang membawa aran karena mereka juga mencari aran untuk meminta keterangan masalah yang dia lakukan bersama cristian.

"Sorry ya kita lama." Ucap olla yang masuk lalu menutup pintu kantor.

"Santai." Balas freya.

"Chik, sorry juga aran harus di borgol begini." Sahut gito.

"Gak papa git, gua tau kalian waspada kalau terjadi yang tidak-tidak kalau membiarkan dia gak di borgol." Jelas chika yang mengerti sama keadaan.

Aran pun duduk di sofa lalu diikutin sama chika berpindah duduk di dekat aran.

"Gimana ran?" Tanya gito membuka percakapan.

"Gua bersyukur lu masih memberi kesempatan buat gua git." Ucap aran dengan wajah lesunya.

"Selagi lu masih mau berubah, gua akan memberi itu pada lu." Ucap gito tersenyum.

"Kamu harus berterima kasih pada mereka, karena keadaan kamu lebih baik dari tian babe." Ucap chika yang memegang tangan aran.

"Thank's guys, gua merasa senang kalian mau ngasih kesempatan ini. Freya benar, gua terlalu bodoh bisa terpengaruh pada cristian. Semenjak chika membujuk gua untuk bisa berfikir lebih tenang, gua sadar kebodohan yang gua lakukan benar-benar membuat semuanya hancur. Gua kecewain kepercayaan kalian, gua mencoba menghancurkan tim ini. Tapi gua gak menyangka kalau kalian masih ingin memberi kesempatan ini buat gua untuk berubah lebih baik lagi." Jelas aran dengan meneteskan air matanya.

"Itu air mata ketulusan atau hanya air mata kebohongan." Ucap olla.

Mendengar itu, netra mereka langsung menuju olla yang bisa-bisanya dengan begitu polos mengucapkan kata-kata tersebut.

"Maksud lu la?" Tanya adel.

"Maksud gua itu, banyak orang ingin terlihat sedih dan ingin terlihat menyesal dengan menangis. Tapi kenyataannya itu hanya sebuah kebohongan." Jelas olla.

"Gua paham sama ucapan lu la, benar kata lu karena kejadian itu. Lu pasti gak percaya semudah itu sama tangisan yang aran alami." Ucap gito yang mencoba memahami maksud perkataan olla.

"Benar kata lu la, kalian pasti meragukan gua dan meragukan ucapan gua. Gua akan buktikan itu pada kalian, gua akan menjamin semuanya dan kalau gua berkhianat pada kalian. Gua akan bertanggung jawab untuk menerima hukuman apapun itu." Ucap aran dengan wajah menyesalnya.

"Sepertinya ucapan dia tulus deh la." Ucap daniel.

"Sepertinya niel." Ucap olla.

Pagi itu mereka lanjut ngobrol bersama di kantornya tim delta, perlahan mereka sedikit mengikis keraguan terhadap aran.

Chika terus mencoba untuk meyakinkan aran agar berubah, mereka ingin aran yang dulu kembali. Aran pun mencoba untuk menjadi lebih baik lagi, tim delta akan membantu aran untuk perlahan berubah begitu juga dengan chika.

Hari sudah menunjukkan pukul 11 siang, olla dan gito pergi menuju rumah sakit seperti biasanya. Karena mereka akan makan siang disana, begitu juga dengan chika akan kembali ke rumah sakit.

Sedangkan aran, dia harus kembali ke selnya untuk sementara waktu sebelum cristian di jemput sama PM untuk ditindaklanjuti.

Saat ini, gito dan olla telah berada di parkiran rumah sakit. Olla akan pergi menuju ruangan jessi, sedangkan gito masih ingin bertahan disana.

"Git, gua duluan ya. Kalau mau balik ke markas lu kabarin gua ya." Ucap olla pamitan.

"Aman la." Ucap gito.

Olla pun langsung berjalan ke dalam, selang beberapa menit gito pun turun dari mobil. Dia sedikit menenangkan dirinya, karena perasaan emosi dia yang sedikit memuncak akibat cristian berulah saat dia temui sebelum ke rumah sakit.

Beberapa menit masuk ke rumah sakit, gito sampai di depan pintu ruangan bundanya.

"Assalamu'alaikum." Ucap gito membuka pintu tersebut.

"Wa'alaikumsalam." Balas mereka yang berada di dalam.

"Eh gito, sini masuk sayang." Ucap indah memanggil sang anak.

Gito yang masuk pun langsung mendekati bundanya yang berada di sofa ruangan itu.

"Ayah sama adek belum datang bun?" Tanya gito yang melihat hanya ada bundanya dengan gita disana.

"Belum, bentar lagi sampai kayaknya bang. Lagi di jalan waktu bunda telepon." Ucap indah.

Gak berselang lama gito duduk, datanglah shani yang baru selesai dari konsultasi beberapa pasien.

"Assalamu'alaikum." Ucap shani yang baru datang.

"Wa'alaikumsalam sini duduk shan." Ucap indah.

Shani pun langsung berjalan ke sofa setelah menutup pintu.

Shani yang melihat gito langsung duduk disamping gito.

"Capek banget tuh muka." Ucap gito ke shani.

"Huum, banyak pasien yang harus konsul hari ini. Nanti bakal ada sesi kedua siap makan siang." Ucap shani yang menyenderkan kepalanya ke bahu gito.

"Git, kamu gak ada konsul pasien?" Tanya gito.

"Gak ada bang, gita habis operasi tadi sama sisca dan eli." Ucap gita yang menyandarkan kepalanya dibahu gito.

Gita dan shani benar-benar kelihatan capek, mereka berdua menyandarkan kepalanya ke bahu gito. Gito yang berada ditengah orang itu, dia cuma diam saja dan gak mau mengganggu kedua wanita itu.

"Abang gak kerja lagi?" Tanya indah.

"Gak ada bun, paling siang ngurus berkas tian." Jawab gito.

"Minggu depan berarti abang berangkat ya." Ucap indah yang beranjak ke mejanya.

"Iya bun, abang harus sudah menyerahkan cristian ke pihak polisi militer sebelum berangkat nanti." Jelas gito dengan wajah lelahnya.

"Yaudah, abang jangan paksakan ya. Sebelum pulang abang suntik vitamin dulu, bunda lihat muka abang kelelahan. Dan tidak ada penolakan." Tegas indah yang membuat gito gak bisa melawan.

Skip makan siang.

Saat ini keluarga argantara sudah berada di kantin, begitu juga dengan shani dkk. Mereka berkumpul di kantin untuk makan siang, tidak lupa pasangan jessi dan olla juga ikut karena di ajak indah.

Saat mereka lagi menunggu pesanan, gita yang duduk di pojokan didatangin sama olla duduk didepan gito.

"Git, lu dapat pesan dari zean gak?" Tanya olla.

"Dapat, gua cuma lihat sekilas belum gua baca la semuanya." Ucap gito.

"Zean mukul dia, apa gak masalah ini git?" Tanya olla kembali.

"Tuh anak setiap makan siang bikin ulah mulu, dibaikin malah ngelunjak. Lu tindak tegaslah git, tiap dia berontak selalu harus berakhir dipukul dulu baru mau diam." Jelas olla lagi yang geram melihat cristian.

"Dia gitu karena kehilangan 2 orang panutannya, jadi arah tujuan dia hilang seketika. Makanya sifatnya memberontak terus." Ucap gito menjelaskan keadaan cristian sebenarnya.

"Iya juga sih." Balas olla.

Pesanan datang, olla kembali ke mejanya dan shani kembali ke hadapan gito karena tadi olla minta izin bertukar tempat duduk sebentar ke shani.

"Olla kenapa git?" Tanya shani.

"Biasa cristian berontak lagi ci." Balas gito menyuapkan makanan ke mulut shani.

Shani hanya ber oh ria saja, karena dia tidak tahu harus jawab apa. Dia gak mau ikut campur masalah internal timnya gito.

Gito biasa nyuapin shani makan, karena semenjak mereka baikan kembali. Shani terlalu manja ke gito, sampai makan pun shani maunya di suapin gito.

Gak kalah manja dari shani, kathrin pun makan harus disuapin sama gito juga. Kalau gito menolak, kathrin akan mogok makan.

Setelah selesai menyuap shani, kini kathrin yang di suap sana gito. Kathrin setia menunggu gito selesai suapin shani baru giliran kathrin yang gito suapin.

Mereka yang melihat itu hanya tersenyum saja, karena gito sangat sabar harus menyuapi kedua wanita untuk makan. Sedangkan gito sendiri, dia tidak masalah kalau belakangan untuk makan siangnya.

Skip sore dikantor tim delta.

"Sudah selesai semua?" Tanya gito.

"Sudah git, cristian akan dijemput sama polisi militer besok. Dan aran akan kita pindahkan sementara ke rumah chika dan dikawal sama freya dan daniel malam ini." Jelas adel.

"Yaudah, olla malam ini lu aja yang kawal aran bareng dengan daniel. Biar freya balik ke rumahnya dan chika nginap di rumah gua." Ucap gito memberi perintah ke olla.

"Lah kenapa chika nginap di rumah lu git?" Tanya freya heran.

"Udah biasa itu kak fre, chika dan ke 5 sahabatnya sudah dianggap anak sama kedua orang tuanya gito." Ucap zean atas kebingungan freya.

"Masa gitu sih?" Tanya freya kembali.

"Kak fre tau gak, kembaran gito yang namanya gita dan ke 6 sahabatnya gita. Itu kerja di rumah sakit keluarga gito, karena semua permintaan orang tuanya gito kak. Bundanya gito sudah kami anggap orang tua kedua kami, dan kami juga diperlakukan seperti anak kandung mereka sendiri. Begitu juga sebaliknya, orang tua kami menganggap gito dan kedua adiknya seperti anak kandung sendiri juga. Jadi kenapa chika diminta gito nginap dirumahnya, karena chika itu sudah seperti adik bagi gito juga. Diantara kami semua bersahabat, gito itu nomor 2 paling tua setelah shani." Jelas adel panjang lebar dan membuat freya jadi paham.

"Kalau kami berkeluarga 12 anak, nah anak keduanya itu gito dan anak ketiganya itu gita. Tapi bisa saja berbalik, gita bisa jadi anak terakhir kalau dalam mode manja ke gito." Sambung daniel dengan sebuah perumpamaan.

Olla dan freya paham bagaimana persahabatan gito, zean, adel dan daniel.

"Yaudah kalau gitu, kalian bawa sana aran ke rumahnya chika. Nanti niel suruh chika langsung ke rumah gua aja." Titah gito.

"Baik Komandan." Ucap daniel dan olla bersamaan.

Mereka semua pun bubar, dan membereskan barang-barang mereka untuk pulang karena sudah masuk jamnya pulang.

Skip malam hari di kediaman argantara.

Malam itu mereka telah selesai makan malam, dan berkumpul di ruang keluarga hanya untuk ngobrol bersama.

Gak lama mereka kumpul, datanglah chika yang baru sampai dan masuk ke rumah gito. Itu bukan hal mengherankan, karena indah sudah memberi izin kepada sahabat anak-anaknya kalau datang masuk aja langsung.

"Eh chika." Ucap indah yang baru sampai ke ruang keluarga bersamaan dengan chika juga baru sampai kesana.

"Tumben chik kesini?" Tanya shani yang duduk disamping gito.

"Hai semuanya, maaf ya chika baru ini bertamu kesini." Ucap chika canggung.

"Ngapa gitu muka lu, kayak baru kesini aja." Celetuk gito yang melihat chika canggung.

"Gak papa sayang, bunda juga kangen sama kamu. Sini duduk jangan canggung gitu." Ajak indah dan chika duduk disebelahnya indah.

Chika yang duduk didekat indah sebenarnya merasa malu, dia sudah lama gak menginap disana dan baru nginap lagi malam itu.

"Kak chika gak usah malu gitu, kita ini keluarga kakak juga. Santai aja, kan dulu kak chika sering nginap disini juga." Ucap kathrin yang membuat chika tersenyum.

"Tin, bawakan baju kak chika ke kamar." Ucap gito.

Kathrin yang mendengar itu langsung membawa tas berisi bajunya chika ke kamar yang biasa digunakan chika kalau menginap di rumah mereka.

"Daniel sama olla sudah di rumah kamu chik?" Tanya gito.

"Sudah to, mereka sampai baru aku kesini." Ucap chika tersenyum.

"Loh kenapa daniel ke rumah kamu?" Tanya indah bingung.

"Oh ini bun, kan aran dibawa sama daniel dan olla untuk menghindari penjemputan cristian besok. Jadinya rumah chika yang kami buat untuk menyembunyikan arannya bun." Bukan chika yang menjawab melainkan gito yang menjelaskan semuanya.

"Lagian biar chika mau nginap lagi disini bun, makanya gito buat rumah chika sebagai tempat persembunyian aran." Sambung gito lagi.

"Abang ini ada-ada aja, kan masih bisa dirumah kita yang lain buat mereka sembunyi." Ucap indah yang heran sama kelakuan gito.

"Gak papa bun, lagian chika juga sendiri di rumah. Mama sama papa juga gak di indonesia beberapa bulan ini." Ucap chika.

"Mama aya suka benar ninggalin anaknya sendirian di rumah." Ucap gito sedikit kesal.

"Gimana tuh sama mami melody?" Tanya indah dengan tatapan sinis.

"Iya juga sih bun hehe." Ucap gito terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuknya yang gak gatal.

Mereka tertawa melihat kelakuan gito, malam pun semakin larut. Mereka semua sudah di kamar masing-masing, beda dengan gito.

Dia memilih duduk di taman belakang, karena masih merasa belum ngantuk karena telalu banyak pikiran.

Setelah berada disana selama satu jam, gito pun pergi ke kamarnya. Dia mengistirahatkan badan dan pikirannya malam itu.





























































Sekian dulu.

Terimakasih yang sudah mampir, jangan lupa bantu votenya biar semakin ramai hehe..

Continue Reading

You'll Also Like

53.6K 4.5K 51
Di tahun 2004 disuatu rumah sakit, di dalam satu kamar inap terdengar pertengkaran antara suami istri, dimana pertengkaran tersebut membuat heran par...
49.7K 3.9K 34
Zee seorang anak ke 4 dari 5 bersaudara, ia dibenci oleh tiga kakaknya karena kesalahan pahaman, tetapi berbeda dengan adiknya, adiknya percaya kalau...
105K 6.6K 44
Christy:"bunda sayang aku nda" Chika:"ga"(ucap Chika ketus) Christy hanya bisa tersenyum tipis mendengar ucapan sang bunda. Christy:"bik nul bunda sa...
My sekretaris (21+) By L

General Fiction

347K 3.3K 22
Penghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra