Hold Me Tight

By Shopiaaa_

372K 19.6K 887

Denis memilih melepas cintanya karena yang dia cinta tidak sudi membalas cintanya. Diana adalah perempuan per... More

1 | Hold Me Tight
2 | Hold Me Tight
3 | Hold Me Tight
4 | Hold Me Tight
5 | Hold Me Tight
6 | Hold Me Tight
7 | Hold Me Tight
8 | Hold Me Tight
9 | Hold Me Tight
10 | Hold Me Tight
11 | Hold Me Tight
13 | Hold Me Tigth
14 | Hold Me Tight
15 | Hold Me Tight
16 | Hold Me Tight
17 | Hold Me Tight
18 | Hold Me Tight
19 | Hold Me Tight
20 | Hold Me Tight
21 | Hold Me Tight
22 | Hold Me Tight
23 | Hold Me Tight
24 | Hold Me Tight
25 | Hold Me Tight
26 | Hold Me Tight
27 | Hold Me Tight
28 | Hold Me Tight
29 | Hold Me Tight
30 | Hold Me Tight
31 | Hold Me Tight
32 | Hold Me Tight
33 | Hold Me Tight
34 | Hold Me Tight
35 | Hold Me Tight
36 | Hold Me Tight
37 | Hold Me Tight
38 | Hold Me Tight
39 | Hold Me Tight
40 | Hold Me Tight
41 | Hold Me Tight
42 | Hold Me Tight
43 | Hold Me Tight
44 | Hold Me Tight
45 | Hold Me Tight
46 | Hold Me Tight
47 | Hold Me Tight
48 | Hold Me Tight
49 | Hold Me Tight
50 | Hold Me Tight
51 | Hold Me Tight
52 | Hold Me Tight
53 | Hold Me Tight
54 | Hold Me Tight
55 | Hold Me Tight
56 | Hold Me Tight
57 | Hold Me Tight
58 | Hold Me Tight
59 | Hold Me Tight
60 | Hold Me Tight
61 | Hold Me Tight
62 | Hold Me Tight

12 | Hold Me Tight

7.8K 416 4
By Shopiaaa_

Diana memang mulai bisa melawan rasa takutnya, tapi Diana tidak bisa tanpa Denis. Nyatanya, Diana membutuhkan Denis meskipun Denis telah melakukan sebuah kesalahan yang membuat Diana kembali mengingat kejadian buruk dalam hidupnya. Ditinggal Denis membuat Diana kehilangan pijakannya.

Pada akhirnya Diana kembali berjuang lagi untuk dirinya sendiri, melawan ketakutan besarnya. Diana menerima setiap cumbuan yang Denis berikan dan kejadian seperti di pagi hari kembali terulang. Diana mencoba menikmati semua perlakuan Denis meski bayangan menyakitkan itu selalu muncul. Diana mencoba menepis semuanya seraya memeluk Denis, mencari apa yang dia mau, perlindungan.

Denis pasti melindunginya. Denis pasti membantunya untuk bangkit. Memejamkan mata, Diana mengerang ketika mendapatkan apa yang Denis dan sisi lain dirinya inginkan.

Nafasnya dan Denis saling beradu dengan tatapan saling bertautan. Denis mendekatkan wajahnya dengan Diana, meninggalkan kecupan di bibir ranum Diana sebelum akhirnya melepas penyatuan mereka.

Beranjak dari tempat tidur dengan membiarkan tubuhnya tidak tertutupi apapun, Denis menggendong tubuh Diana menuju kamar mandi. Denis membersihkan tubuhnya dan tubuh Diana. Hanya sekedar mandi tidak lebih karena Denis sadar diri Diana butuh istirahat.

Selesai membersihkan diri, Denis membantu Diana mengenakan pakaiannya. Setelahnya Denis mengenakan pakaiannya sendiri di hadapan Diana yang langsung menatap ke arah lain. Terkekeh, Denis memeluk Diana dan mengacak pelan rambut Diana.

"Mau makan?"

"Kamu lapar?" Diana balik bertanya dan menatap wajah segar Denis yang malam ini terlihat berbeda dari biasanya.

Denis mengecup pipi Diana dan merangkum wajah Diana.

"Aku bertanya padamu, Diana. Seharusnya kamu menjawan bukannya balik bertanya," ujar Denis gemas seraya memainkan pipi Diana yang sedikit berisi.

"Aku lapar tapi aku ngantuk, capek juga. Aku lemas."

Tanpa mengatakan apapun, Denis menggendong Diana membuat Diana memekik dan sontak melingkarkan kedua tangannya di leher Denis.

"Denis."

"Makan di luar, mau? Kalau masak pasti lama, keburu perut aku perih. Apalagi kamu makannya jangan telat."

"Di luar?"

Setibanya di depan pintu, Denis menghentikan langkahnya ketika Diana menggerakkan kakinya agar terlepas dari gendongan Denis. Beruntungnya Denis dengan sigap menahan tubuh Diana agar tidak terjatuh. Tatapan tajamnya mengarah pada Diana yang menatapnya takut-takut.

"Diana."

"Aku takut, Denis. Gimana kalau aku ketemu dia, Papa, Mama ...."

Cup

"Ada aku, Diana. Jangan takut pada apapun selagi ada aku."

Denis mengangkat kaki Diana kemudian menundukkan wajahnya hingga hidungnya bersentuhan dengan hidung Diana. Diana memekik karena Denis membuat gerakan seolah menjatuhkannya. Diana mengeratkan pegangannya dan menyembunyikan wajahnya di leher Denis.

"Denis."

"Mengerti, Diana?"

"Denis, nanti jatuh."

Denis semakin merendahkan tubuhnya dan Diana memekik.

"Denis!" Nada suara Diana naik satu oktaf membuat Denis terkekeh. Pasalnya ini pertama kalinya Diana menaikkan nada suaranya pada Denis selama Diana tinggal bersamanya. Tidak seperti dulu yang ... begitulah.

"Jawab dulu."

"Iya, aku gak akan takut selagi ada kamu. Kamu pasti melindungi aku. Aku gak akan takut lagi, Denis. Denis, aku mau jatuh!"

"Gak apa-apa kalau jatuh, ada aku yang bantu gendong kamu."

"Denis."

Denis masih pada posisinya, tidak mengindahkan perkataan Diana. Tawanya kian pecah saat mendengar rengekan Diana yang membuat hatinya menghangat. Ini kali pertama Diana merengek padanya dan rasanya sungguh menyenangkan.

Ah, kenapa menjadi indah disaat Diana bukan lagi miliknya?

"Denis."

Cup

Diana sontak menggigit bahu Denis membuat Denis meneggakkan tubuhnya dan menatap Diana tajam.

"Kenapa digigit?"

"Kamu cium aku."

"Kenapa?"

"Malu."

"Malu kenapa?"

"Ya malu."

"Gak jelas malunya."

"Denis!"

"Kenapa?"

"Aku gak malu."

"Terus? Mulai belajar bohong, hm?" Denis membenturkan keningnya dengan kening Diana membuat Diana meringis dan dengan sigap Denis mencium kening Diana berkali-kali yang baru saja dia hantam dengan keningnya.

"Aku gak bohong. Bibir aku sakit, sama kamu digigit."

"Kalau sakit kenapa banyak omong?"

Diana bungkam dan menyembunyikan wajahnya di leher Denis. Diana tidak membalas ucapan Denis membuat Denis tertawa. Denis memilih melanjutkan langkahnya meninggalkan apartemen dan melajukan mobilnya menuju tempat makan yang buka di waktu beranjak tengah malam, pukul sebelas.

Selama perjalanan satu tangan Denis menggenggam tangan Diana. Denis membawa kepala Diana bersandar pada bahunya saat melihat Diana terkantuk-kantuk dan nyaris kepalanya membentur pintu mobil.

"Tidur kalau ngantuk."

"Tapi aku lapar."

"Kalau sudah sampai nanti aku bangun, tidur."

Diana mengangguk dan mulai memejamkan mata. Sementara itu, Denis menahan umpatannya saat melihat tempat makan yang dilewatinya banyak pembeli sekalipun waktu menunjukkan pukul sebelas. Andai masih ada restoran yang buka, mungkin Denis tidak sekesal ini. Disaat lapar seperti ini di waktu beranjak tengah malam, tempat apapun yang menjual makanan pasti Denis pilih selagi mampu mengenyangkan.

Dua puluh menit Denis berkendara untuk mencati tempat makan masih buka namun sedikit pembeli agar dia dan Diana cepat makan. Nyatanya tempat makan yang dilewatinya masih tampak ramai. Denis memelankan mobilnya saat menemukan pedagang sate pinggir jalan yang tidak terlalu ramai, hanya ada tiga pembeli. Menghentikan mobil, dengan gerakan pelan Denis memindahkan kepala Diana dari bahunya.

Denis merendahkan kursi yang Diana duduki. Setelah memastikan tidur Diana tidak terganggu, Denis menuruni mobilnya dan mendekati penjual sate. Denis memesan dua porsi sate dan selagi menunggu pesanannya selesai, Denis kembali ke mobil, khawatir Diana terbangun dan mencari keberadaannya.

Saat memasuki mobil, benar saja apa yang Denis khawatirkan. Diana terbangun dan langsung berhambur ke dalam pelukannya.

"Kenapa bangun?"

"Aku takut kamu ninggalin aku."

Denis mengusap punggung Diana dan mengecup puncak kepala Diana berkali-kali.

"Aku gak ninggalin kamu, Diana. Aku lagi pesan makanan buat kita. Tidur lagi, ya? Kalau makannya siap, nanti aku bangunkan."

"Janji?"

Denis terkekeh ketika Diana menjulurkan jari kelingkingnya. Lama-lama Diana persis seperti putrinya, apa-apa harus janji. Ah, dia lupa kalau putrinya yang mengajarkan Diana seperti ini.

Setelah mentautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Diana, Denis mengacak gemas rambut Diana dan menenggelamkan wajah Diana di dadanya.

"Nanti makan di mobil, ya?"

"Kenapa? Denis, aku mau mencoba gak takut. Aku janji gak bakal nangis dan katakutan."

"Bukan gitu, Diana. Aku yakin kamu bisa, tapi bukan sekarang. Lain kali aku bawa kamu sama Chika ke luar."

"Kenapa kalau sekarang?"

Denis menggeram gemas dan menggerakkan jemarinya pada leher Diana.

"Aku gak rela kepunyaan aku dilihat banyak orang. Di leher kamu ada banyak kepunyaan aku."

"Kepunyaan?"

Denis terkekeh melihat wajah lugu Diana. Denis tahu kalau Diana tidak selugu itu. Tetapi waktu memakan segalanya dan mampu merubah Diana yang tahu segalanya menjadi selugu ini.

Meraih bedak, Denis membukanya kemudian mengarahkan cermin yang terdapat dalam bedak itu pada Diana. Denis memperlihatkan apa yang membuat Diana ingin tahu.

"Leher aku merah," ujar Diana dan terlihat ngeri melihat kondisi lehernya.

"Gak sakit, kan?"

Diana menggeleng.

"Nah, itu kepunyaan aku. Cuma aku yang boleh kasih tanda ke leher kamu."

"Kenapa cuma kamu?"

"Karena kamu milikku, Diana."

Suara Denis berubah serak ketika mengatakan kalimat yang tidak seharusnya dia katakan. Tetapi sesuatu dalam dirinya ingin mengatakannya. Diana hanya miliknya dan tubuh Diana hanya dia yang bisa merasakannya.

Meneguk kasar salivanya, Denis menekan bibir bawah Diana.

"Diana."

"Apa?"

"Apa kamu tahu sebesar apa cintaku padamu dulu?"

Tatapan Denis fokus pada bibir ranum Diana dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Dulu?"

"Kamu melupakan kenangan pahit kita."

Terlihat Diana terdiam dan tatapan Denis menajam.

"Diana."

Buk

"Maafin aku, Denis."

Tubuh Denis menegang saat Diana memeluknya kemudian mengucapkan kalimat yang selama ini pantang Diana ucapkan. Ah tidak, lebih tepatnya Diana yang dulu tidak sebaik itu hingga berani mengucap maaf.

Dan sekarang, setelah apa yang mereka lalui, Diana mengucap maaf yang mampu membuatnya kembali mengingat rasa sakitnya.

Nyatanya, Denis hanya mampu melewati masa lalu tetapi tidak bisa melupakannya. Semua rasa sakitnya masih tersimpan rapi dalam ingatan.

Nama Diana masih ada dalam ingatannya dengan semua rasa yang tak mampu Denis jabarkan melalui kata-kata.

Pertanyaannya, apakah cinta untuk Diana juga masih tersimpan dalam dirinya?

Denis tidak mengerti, dia hanya sedang menikmati apa yang dia terima. Namun tidak memastikan jika semuanya mencapai titik akhir.

...

Mari dukung Denis -Diana jadi laki bini lagi😂setuju gak?

Jangan lupa tinggalkan jejak!💜

...

Hold Me Tight | 2022
Shopiaaa_

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 111K 35
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...
3.4M 249K 30
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...
2.3M 106K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
548K 4.3K 24
GUYSSS VOTE DONGG 😭😭😭 cerita ini versi cool boy yang panjang ya guysss Be wise lapak 21+ Gavin Wijaya adalah seseorang yang sangat tertutup, ora...