POV Andre.
Hari ini aku mulai bekerja,setelah banyak lamaran yang aku kirim tak satupun yang mau menerima.apalah aku yang hanya lulusan SLTA. Tidak sebanding dengan mereka yang memiliki gelar Sarjana. Tapi kemarin aku mendapat tawaran kerja dari kantor yang berada di Surabaya. Setelah mendapatkan tawaran itu aku langsung berangkat ke Surabaya hari itu juga. Dan pagi ini aku disini di sebuah kost yang sederhana, tetapi nyaman untuk ditempati, aku keluarkan sepeda motorku tidak lupa helm aku pasang di kepala untuk melindungi kepalaku. Setelah semua siap aku jalankan sepedaku melewati taman bunga yang luas dan jalan rasa pagi ini sudah sangat ramai kendaraan. Jarak tempat kerjaku dengan kostku tidak jauh hanya 5-6 menit sudah sampai. Kantornya sangat besar dan sudah terlihat dari kejauhan.
"Aduuuuh" Seseorang didepanku berteriak.ternyata karena pandangaku fokus pada kantor yang aku tuju, aku membuat kesalahan dengan menabrak seorang gadis. Rambutnya panjang lurus tergerai.
Tiba-tiba jantung ku berdetak kencang, aku tidak tau ada apa denganku.
"Maaf maaf mbak aku tidak sengaja" Aku menghampiri gadis itu,berniat untuk menolongnya, tetapi uluran tanganku malah ditepis nya.
"Sekali lagi maaf mbak" Kataku. Gadis itu tidak menjawab hanya menganggu dan pergi dari hadapanku. Kulihat baju yang dikenakan sama dengan bajuku, "apakah dia karyawati di tempatku kerja" Tanyaku dalam hati. Lalu kujalankan lagi sepeda motor ku menuju kantorku, setibanya aku diparkiran aku melihat gadis yang aku tabrak tadi sedang berdiri didepan ruangan bersama seorang wanita lebih tua darinya. Ku parkirkan sepedah ku, dan langsung berjalan menuju ruangan bos baruku.
Tok Tok Tok
Aku ketuk pintu ruangan bos ku tapi tidak ada jawaban. Tiba-tiba pundakku dipegang seseorang. Aku terkejut lalu membalikkan badanku, mataku melotot saat aku melihat ternyata gadis yang aku tabraklah yang memegang pundakku.
"Selamat pagi ada yang bisa dibantu" Tanyanya. "Mungkinkan dia bosnya, tapi kok memakai seragam kerja"batinku.
" Maaf mas ada yang bisa dibantu, kebetulan bu bos hari ini tidak kekantor, boleh langsung ke saya atau sama mbak yang ada disana "gadis itu menunjuk kearah dimana ada seorang wanita duduk dengan menghadap komputer.
" Iya mbak saya baru kerja hari ini, tapi saya belum tau aku akan bekerja sebagai apa"tanyaku serius.
"Baiklah saya bantu, masnya namanya siapa"
"Aku maksud saya, mana saya Andrean syahputra. Biasa dipanggil Andre"
"Baiklah mas tunggu disini saya akan cek dulu " Gadis itu itu lalu pergi ke sebuah ruangan. Beberapa saat kemudian tampak gadis yang aku tabrak keluar dan berjalan kearahku.
"Begini mas, mas Andre bisa bekerja dibagian pengepakan bersama saya, mari kita keruang pengepakan. " Ajak gadis itu.berjalan bersamanya sedekat ini membuat jantungku mau copot, entah ada apa denganku,padahal sekian banyak gadis yang sudah dekat dengan ku, aku tidak pernah merasakan seperti ini. Ngomong ngomong aku belum mengenal gadis yang berjalan disampingku.
"Maaf mbak" Aku memberanikan diri untuk bertanya.
"Iya ada apa"
"Kalau boleh tau mbak ini namanya siapa"tidak ada jawaban dari gadis disebelah ku, dia tetap berjalan beberapa langkah kemudian dia berdiri di sebuah ruangan yang terbuka, aku bisa melihat disana ada beberapa pegawai yang sedang bekerja.
" Nah disini ruangan kerja kita, silahkan masuk"perintah gadis yang belum ku tau namanya.
"Baik mbak" Jawabku singkat, "entah kenapa kamu tidak mau memberitahu namamu kepada ku mbak" Batinku.
"Riskaaaa... " Teriak gadis itu mengagetkanku.
"Iya Di ada apa" Tanya gadis yang dipanggil yang aku tau itu namanya Riska.
"Tolong beritau mas Andre ini pekerjaan apa yang harus dia lakukan" Perintah gadis itu.
"Mari mas Andre ikut denganku" Ajak Riska "
"Baik mari"kami berdua berjalan menuju tempat ku bekerja, diruangan itu dibagi menjadi beberapa tempat aku berada di pojok utara sebelah kanan sedangkan gadis yang aku tabrak dia berada di pojok selatan sebelah kanan. Dengan begini aku bisa melihatnya dari jauh sambil bekerja.
" Mbak Riska mau tanya boleh "
"Hahaaaa sudah jangan panggil aku mbak, panggil aku Riska saja, kita sama sama pegawai kan"
"Baik mbak eh Riska aku mau tanya boleh"
"Silahkan boleh kok"
"Mbak mbak yang di depan itu siapa namanya"
"O itu, dia itu sudah bekerja paling lama disini, sudah sekitar hampir tiga tahun kantor ini baru didirikan hebat kan dia, dia itu dulu ramah, sama teman-teman nya care banget, bahkan kalau ada anak baru seperti kamu gini dia yang mengurus semuanya, tidak perlu seperti tadi memanggil orang lain, tapi semenjak setahun yang lalu... "Riska menggantung ucapannya. Membuat aku tak sabar ingin tau kelanjutan kisah gadis yang bisa membuat jantungku berdebar kencang.
" Lalu apa "
"Lalu semenjak putus dengan kekasihnya, aku dengar dia cinta pertama Diana, laki-laki itu suka main wanita dalam hal sekamar tau kan maksudku, nah semenjak saat itu Diana menjadi pribadi yang keras cuek tapi kami bisa memahaminya, kami tidak pernah tersinggung dengan ucapan ucapan nya yang terkadang menyakitkan telinga. Kami justru kasihan karena hanya karena pria brengsek itu Diana harus bekerja pagi sampai malam untuk melupakan pria itu"Riska pun akhirnya menceritakan semuanya, tidak terasa tiba tiba ada yang menetes di pipiku,
"apa ini aku menangis, bagaimana bisa aku menangis karena gadis itu"
"Mas Andre suka ya sama Diana , sampai nangis gitu" Ledek Riska.
"Apa an gk lah cuma kasihan"kataku bohong, semenjak saat itu aku selalu berusaha mendekatinya, mengajak dia makan, menawarkan diri untuk mengantar pulang, terkadang aku bawakan makanan kesukaannya untuk makan siang tpi sikapnya sama cuek tetap menolak bahkan makanan yang aku belikan selalu diberikan ke teman-teman nya. Aku hampir saja menyerah tetapi pada malam itu aku mendengar Diana bicara lewat telpon dengan entah itu siapa.
"Assalamu'alaikum ri"
"Alhamdulilah baik ri"
"Tidak kok ri aku baik baik saja, aku lembur cuma beberapa hari dalam seminggu kok, tidak tiap hari"
Aku tau kata Diana itu bohong, mungkin itu agar yang menelpon nya tidak cemas. Lalu aku mendengar isak tangis Diana. Aku melihat gadis yang aku dekati selama ini yang aku kenal gadis kuat ternyata rapuh, entah apa yang orang diseberang telpon itu bicarakan. Semenjak saat itu aku berusaha keras lagi untuk mendekatinya.
Malam ini aku sudah menyelesaikan pekerjaanku, aku lihat sekeliling tidak ada seorang pun tinggal aku dan Diana. Mungkin semua sudah pulang. Aku lihat Diana sudah bersih siap untuk pulang, aku bergegas menghampirinya.
"Sudah mau pulang Diana,ini sudah malam aku antar ya" Aku menawarkan diri.
"Tidak usah repot dre,aku bisa pulang sendiri, lagian tempat tinggal ku dekat kok"tolak Diana.
" Tidak baik wanita pulang jalan kaki sendirian malam-malam. Ayo aku antar saja"akupun memaksa.
"Baiklah kalau begitu, aku ambil tas ku dulu ya"
"Ok, aku tunggu diparkiran" Akupun berjalan ke tempat parkir dengan tersenyum bahagia. "Akhirnya kamu mau aku antar pulang di, biasanya susah sekali mendekatimu" Batinku, akupun teringat beberapa bulan lalu akan cerita teman teman kerjaku tentang Diana.
"Di Diana, astaga kamu ngagetin aja"
"Kamunya yang dari tadi dipanggil panggil tidak nyaut, ngelamun mikirin apa cewek ya" Diana menggodaku.
"Iya lagi ngelamunin cewek cantik tapi orangnya cuek" Aku menyindir nya.
"O ya siapa,kurang kali kamu n deketinnya" Ucap Diana dia belum sadar kalau yang aku maksud adalah dirinya.
Aku tertawa lebar mendengar ucapan Diana. Tawaku membuat Diana mengernyitkan dahinya.
"Iss, kamu sudah malam ini, ayo jadi nganter aku gak kalau gak jadi aku pulang sendiri sudah laper"lalu Diana berjalan meninggalkan meninggalkanku.
" Heeiiiii, tunggu diiii"teriak ku sambil menaiki sepeda motorku yang sudah aku nyalakan mesinnya dari tadi, aku langsung mengejar Diana.
"Jangan ngambek dong, begitu saja sudah ngambek, katanya lapar ayo kita makan dulu"
"Tidak usah aku makan dirumah saja" Tolak Diana.
"Tidak boleh nolak untuk malam ini saja jika besok besok tidak mau ya terserah kamu," Sekali lagi aku memaksanya
"Baiklah ayo" Diana pun duduk dijok belakang sepeda ku membuat desiran hebat ditubuhku. setelah Diana duduk Aku menjalankan sepeda motor ku. "Akhirnya kita bisa sedekat ini Diana" Batinku.
Akubmencuri pandang Diana sekilas dari sepion sepeda motor ku. Gadis yang ku bonceng terlihat manis dan cantik walaupun tanpa make-up.
"Kamu cantik sekali Diana " Gumamku lirih, tapi masih terdengar di telinga Diana.
"Haa apa, kamu tadi bilang apa" Tanya Diana penasaran.
" Oh itu apa em kamu mau makan apa Diana "
"Terserah kamu saja aku ikut"jawab Diana.
" Jangan ngikut terus nanti kalau aku ajak ketempat kost ku bagaimana "aku mencoba Menggodanya Yang spontan bahu kananku dipukul Diana, Akupun tertawa lebar, apa lagi melihat muka Diana merah merona.
" Mau gak, kalau mau sekarang aku putar balik rodanya "
"Apaan sih aku lapar jangan bercanda mulu"
"Kalau mau kan aku bisa dapat bonus" Akupun terkekeh, sekali lagi bahu kananku terkena pukulan Diana, dan dengan cepat Aku memegang tangan Diana "jangan pukul pukul,nanti bisa bahaya lo"
"Bahayanya" Tanya Diana seperti nya dia tidak faham maksudku.
"Bahayanya kalau tangan kamu menyentuh ku aku bisa putar balik sepeda motor nya"
"Maksudnya" Pertanyaan Diana membuat kubmenepuk jidat.
"Sudah kita sampai cari makan dulu nanti kita bahas maksudku apa"Aku mematikan mesin sepeda motorku dan memarkirkan nya dipinggir jalan.
"Aku mau makan sate aja, sudah lama tidak makan sate, sekalian mau bungkus buat mbak Siti. " Diana langsung berjalan kearah dimana tukang sate sedang menata daging tusuk diatas arang panas.
"Kamu suka sate ya"
"Gak juga hanya saja hari ini pingin makan sate aja"
"Baiklah kita makan sate malam ini" Aku pun berjalan disamping Diana.
Setelah sampai di depan penjual sate kami memesan dua porsi sate dan nasi putih, dan satu porsi hanya sate aja tapi dibungkus untuk dibawa pulang. Beberapa menit kemudian pesanan kami datang.
"Wah kelihatannya enak, " Seru Diana
"Enak kok aku sudah mencoba barusan ini kamu coba, aku suapi ya, Aaaaa" Tapi ternyata sate yang akunpegang diambil Diana dan langsung melahap nya.
"Tidak usah disuapi aku bisa kok" Kata Diana sambil mengunyah sate yang tadinya Aku ingin menyuapi nya, tapi diambil Diana duluan.
Aku hanya diam dan bola mataku selalu fokus pada gadis yang sedang makan dengan lahapnya,yang tidak menyadari jika aku sedang memperhatikan nya. Dia terlihat cantik.
"Kamu tidak makan" Tanya Diana yang baru menyadari kalau aku belum menyentuh makananku sama sekali.
"Gampang dibungkus aja, aku makan dirumah" Kataku.
"Kenapa, dimakan dulu nanti gak enak, apa perlu aku suapi"
"Boleh aaaa" Seketika aku membuka mulutku.seketika aku melihat Diana menepuk jidatnya. Lalu menyuapiku makan. Aku sangat bahagia bisa seakrab ini dengan Diana. Ternyata benar apa yang dibilang teman-teman ,kalau seorang Diana bisa se care ini sama temannya.
Setelah selesai makan Aku membayar semua pesanan kami termasuk yang Diana belikan untuk mbak Siti, aku lihatbDiana memberikan uang kepada tukang sate nya tapi tangannya langsung aku tangkap untuk menghentikan nya.
"Biar aku saja"
"Tapi ini banyak lo"
"Tidak apa hitung-hitung untuk merayakan pertemanan kita, kamu mau kan Diana jadi teman ku" Tanya ku.
Diana pun tersenyum tipis lalu mengangukkan kepalanya tanda setuju. Hatiku pun girang seakan ribuan kupu kupu hinggap di dalam hati ini. "Tidak apa untuk sekarang biarlah aku dianggap teman, siapa tau suatu saat nanti Diana mau menjadi kekasihku" Batinku.
"Terima kasih Diana" Kataku sambil kucubit hidung Diana. "Ayo aku antar pulang" Lanjutku. Diana hanya menganguk. Kamipun pergi meninggalkan tempat makan pinggir jalan, tempat dimana menjadi saksi kami menjadi teman. Semoga sebentar lagi Diana mau menjadi kekasihku. Pintaku disetiap doa.