Happy Reading!
Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan komentar!🦋
WAJIB FOLLOW INSTAGRAM :
@yohanacancer
@ceritayohana
PROMOSIIN CERITA "OCELADIS" KE INSTAGRAM/TIKTOK/TWITTER KALIAN YA 🥺
⚠️Harap untuk tidak menabung Part karena begitu tamat akan langsung dihapus sebagian⚠️
****
Geladis berdecih, "jangan berharap lebih Ocean, aku nggak bakalan mau satu tempat tinggal sama kamu lagi."
Ocean mengalihkan pandangan. "Jadi kamu benar-benar mau mempersulit semuanya?"
"Kamu yang mempersulit Ocean Projogo!"
"Aku cuma ngasih pilihan,"
Geladis mengurut pelipisnya, Ocean begitu bebal dan terlihat tak mau dibantah. Lelaki itu adalah perwujudan manusia egois yang paling sempurna.
"Papi nggak nyangka kamu gak punya urat malu kayak gini," tutur Abdi menggeleng heran. Selama ini meskipun Ocean tergolong anak yang suka membuat onar, dia masih tetap tau diri untuk tidak semakin menambahi pikiran kedua orang tuanya, namun melihat perilakunya saat ini membuat Abdi heran.
"Ocean cuma mau buktiin ke Ayis selama sisa-sisa status kami sebagai suami-istri kalau aku benar-benar mau berubah. Can i?" Tanya Ocean menatap Geladis lekat.
Gadis itu mendengkus, "apapun usaha kamu nggak bakal pernah merubah keputusan aku."
"I know aku udah terlalu hina untuk kamu. Tapi aku mau bareng kamu sebentar aja sampai kita resmi bercerai,"
"Aku nggak sudi seranjang sama kamu lagi,"
Ocean menghela nafas lelah, "aku tidur di kamar tamu."
"Makasih tapi nggak dulu, aku ogah tidur di kasur yang udah pernah dijamah perempuan lain."
"Okay, okay, kamu setuju?" Ocean memastikan.
"Kamu harus berada dalam jarak 5 meter dari aku, nggak boleh lebih karena kamu mirip virus yang harus dihindari Ocean."
"Geladis!" teriak Ocean mulai terpancing emosi. Bagaimanapun dia adalah manusia biasa yang memiliki rasa sakit hati ketika dianggap sebagai seonggok sampah yang harus dijauhi.
"Apa? Aku benar 'kan?" Geladis menatap anggota keluarga satu persatu, mereka mengangguk membenarkan. Tidak ada satu orangpun yang berpihak pada Ocean, alam saja tampak enggan.
Ocean sungguh frustasi akan perubahan drastis Geladis, dia pikir gadis itu masih seperti Ayisnya sehari yang lalu—manis dan penyayang. "Iya udah, aku bakal jaga jarak 5 meter."
"Jangan pernah lakuin skinship karena aku jijik sama kamu,"
"Ayis..."
"Fyi, Ocean udah pernah ciuman sama selingkuhannya."
Abdi buru-buru mendekat dan kembali melayangkan pukulan pada Ocean, bukan hanya dia kali itu Ronald pun turut melakukan hal yang sama.
"Keparat kamu Ocean!" teriak Ronald murka.
Ocean terbatuk-batuk saat Ronald memukul ulu hatinya, "maaf Pa..."
"Kamu nggak salah buat keputusan buat cerai dari kuman kayak dia Dis," Abdi memalingkan wajah tak sudi menatap putra pertamanya.
Geladis menyunggingkan senyum tipis, "jangan pernah ajak aku bicara dan jangan pernah ikut campur masalah pribadiku."
Ocean langsung bangkit dari baringnya, "gimana bisa aku nggak ajak kamu bicara? What are you talking about?"
"Aku eneg bicara sama manusia munafik kayak kamu,"
"Kamu berubah Yis dalam jangka waktu sehari," lirih Ocean merasa sesak bukan main pada dadanya.
"Aku hanya mau membatasi diri sama pacar orang, takut di tuduh pelakor."
"Kami udah putus!"
Geladis menoleh congkak, kilatan mengejek terlihat dari kedua bola matanya. "Apa aku harus perduli?"
"Kamu—arghhh!" Ocean bahkan tak tahu harus menjawab dengan apalagi. Pembawaan Geladis yang terkesan begitu santai namun tidak tersentuh membuatnya bingung harus melakukan apa.
"Terakhir, setelah kita resmi bercerai...kalau ketemu pura-pura nggak kenal aja. Aku malu punya mantan suami tukang selingkuh,"
Ucapan terakhir Geladis membuat seluruh sel-sel Ocean melemah, rasanya dia tidak mampu menopang tubuhnya sendiri. Seluruh kekuatannya seakan ditarik paksa hingga menyisakan kelemahan. "Ayis..."
"Itu aja, aku pulang mau ambil baju ke rumah. Tolong waktu aku udah nyampe disana kamar tamu udah harus bersih, untuk meja makan kamu bisa gunakan sepuasnya karena mungkin aku bakal makan diluar sama orang."
"S-sama orang?"
Ronald tertawa mengejek lalu menepuk pundak Ocean menyabarkan, "Andreas."
"Ayo Ma, Pa, kita balik," ajak Geladis pada kedua orangtuanya. "Kami pamit ya Pi, Mi, Iren,"
"Hati-hati Dis," pungkas Elysabeth menutup percakapan sore itu menyisakan Ocean yang berdiri termangu tanpa sepatah katapun.
!! JIKA INGIN HATE CERITAKU SEBAIKNYA PERGI GAIS SOALNYA AKU MUDAH SAKIT HATI !!
1. Aku masih pemula jadi masih perlu kritikan tapi kritikan bukan asal nyablak
2. Tolong jangan komen ah ga asik, ga suka gw seriusan woi kit heart aku bacanya:')
anw aku ngetik ini sambil duduk di depan pintu kamar mandi 😭 biar mendapatkan pencerahan 🗿
aku sih tim netral >>>
apakah kalian sudah bimbang? >>>
atau masih tetap pada pendirian? >>>
spam OCELADIS untuk Ocean-Geladis! >>>
spam DISANDRE untuk Geladis-Andreas >>>
spam ❤️ untuk AUTHOR BAIK SEPERTI AKU >>>
SPAM NEXT BIAR LANJUT! >>>
3,5K KOMEN UNTUK UPDATE! >>>
AYO SCREENSHOT BAGIAN KESUKAAN KALIAN TERUS MASUKIN INSTASTORY JANGAN LUPA TAG AKUN INSTAGRAM @yohanacancer DAN @ceritayohana YA!
(SELASA, 28 SEPTEMBER 2021)
Tertanda,
Yohana Mendes ✨