25. Bunga dandelion

1.5K 96 43
                                    

Hiduplah seperti bunga dandelion. Walau tak secantik mawar, walau tak seindah lili, walau tak sewangi melati dan walau tak seabadi edelwis tapi ia adalah bunga yang paling kuat.

-Aciel story*

Aciel sedari tadi hanya menatap Alodia yang tidur nyenyak

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Aciel sedari tadi hanya menatap Alodia yang tidur nyenyak. Tidurnya nampak tenang dan damai. Sesekali ia mengelus rambut Alodia lembut, ntah kapan Alodia bangun.

Aciel teringat gimana kondisi Alodia sejak ia bangun dan langsung memeluknya erat. Aciel menghela nafas berat itu sangat menyakitkan, sebenarnya apa yang terjadi dengan Alodia dengan keluarganya.

Terlebih lagi Aciel melihat seseorang yang sangat mirip dengannya, apa dia kembarannya? Sejujurnya ia pengen tau tentang Alodia. Lalu ia juga teringat banyak orang yang sangat mengkhawatirkan Alodia, mungkin mereka sahabatnya.

"Belum bangun juga?" tanya bu Ara yang berjalan mendekati Aciel.

"Belum bu," ucapnya. "Mars pulangnya jam brapa bu?" tanyanya dan memperbaiki posisi duduknya.

"Mars pulangnya jam 12an, kamu minum dulu, kamu tenang aja Alodia gak belakan kenapa-napa." ujar bu Ara memberikan air mineral.

Aciel menerimanya dan meneguknya habis. "Makasih bu," ucapnya lalu memberikan gelas tersebut.

Bu Ara tersenyum mengangguk. "Iya, ibu kebelakang dulu." ujar bu Ara lalu pergi.

Aciel kembali menatap Alodia.

"Kapan bangunnya, Acell."

***

Angga memutar-mutar bolpoin di jemarinya, hampir lama ia melakukan itu. Pikirnya seperti melayang ntah kemana.

"Kenapa lo? Daritadi diam-diam mulu." seru Gavin.

Angga yang ditanya menoleh kearah Gavin. "Emang gue kenapa?" tanyanya balik.

Gavin berdecak lalu memperhatikan guru yang didepan. "Sa ae lu lah." gumamnya. Berdiri, dan berjalan kebelakang dan duduk disamping Reyhan lebih tepatnya  ditempat Alodia duduk.

Reyhan yang bingung meyergit alisnya. "Kenapa?" tannyanya.

Seolah mengerti Gavin langsung menunjuk Angga menggunakan dagunya. "Tuh Angga nggak jelas." ucapnya seolah menyindir Angga.

Angga bisa mendengarnya tapi ia seakan tuli, ia masih memikirkan siapa seseorang yang seenak jidatnya membawa Alodia pergi. Sejujurnya, ia tak tau. Alodia tidak pernah mengatakan perihal seseorang tadi, apa mereka ada hubungan lebih? Ah tidak, itu tidak mungkin.

Angga juga tidak tau kemana Alodia dibawa pergi, ia sangat khawatir tapi dia merasa yakin dan tenang kalau seseorang tadi bisa menjaga Alodia.

Sejujurnya hati Angga sangat gusar, disisi lain perasaannya sangat aneh. Ah tidak, itu tidak mungkin.

Alodia Azella || Narasi, 2020Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum