34. Rumah sakit

1.6K 91 14
                                    

Selamat Membaca!

Double update

Kita tidak akan tahu indahnya sembuh sampai kita merasakan sakit.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Santi keluar dari ruang inap Alodia dan berjalan ke ruang inap cucunya yang satu lagi, Azka.

Ceklek

Santi membuka pintu tersebut, ia melihat Ella yang menangis di pelukan Beno. Ia tersenyum hampa, apa mereka tak ada rasa iba kepada Alodia? Sungguh miris.

Santi berjalan mendekati Azka yang masih tidur.

Beno yang menyadari kedatangan ibunya langsung memperbaiki posisi duduknya.
"Ibu kapan datangnya?" tanyanya.

Santi tak menjawab, ia memegang tangan Azka yang hangat, lain dengan Alodia tadi yang tangannya terasa kaku dan dingin.

"Apa Ibu tak mendengarku?"

Santi menoleh. "Apa kalian hanya akan disini? Apa kalian tidak mau melihat keadaan Acell?" tanyanya balik.

Beno bungkam.

Ella menatap ibu mertuanya dengan tatapan kurang dipahami. "Dia yang menyebabkan Azka bisa begini bu, aku tidak mau kehilangan anakku lagi karna anak pembawa sial itu."

"Sadar Ella! Semua yang terjadi murni kecelakaan. Kapan kamu sadar?"

"Aku akan sadar jika dia tidak ada lagi disini,"

"Jaga bicara kamu Ella!" geram Santi tak menyangka jawaban menantunya akan seperti itu.

"Ini udah malam ibu, sekarang ibu istirahat dulu," sahut Bian mengalihkan pembicaraan.

"Jangan mengalihkan pembicaraan ibu, Beno. Ibu hanya berharap kalian menemui Acell, yang sama terbaring di rumah sakit ini!"

"Emang dia kenapa? Emang anak yang menyusahkan." Ella berkata tanpa melihat ke arah Santi maupun Beno. Ia hanya menatap Azka.

Ingin sekali Santi menjambak dan menampar Ella. Tapi ia sadar, ia menantunya dan juga mungkin mereka belum bisa menerima keadaan.

"Asal kalian tau. Acell selalu ada di dekat kalian, apa kalian tau apa yang ia lakukan dibelakang kalian? Kalian selalu menyakiti hatinya, batinnya tersiksa." ucap Santi menahan air matanya keluar.

"Ibu tak tau apa yang membuat hati kalian beku. Sebenarnya hati kalian terbuat dari apa? Ac-Acell, cucu saya, di-dia menderita. Disaat diumur mereka masih remaja, disaat itu mereka menikmatinya tapi lain dengan cucu saya. Acell selalu merasa sendiri, hatinya rapuh sam-sampai akhirnya ia melukai dirinya sendiri," lanjutnya lagi.

"Maksud ibu?" tanya Beno.

" se-self injury. Dan itu semua kita tak ada yang tau."

Bano menatap ibunya tak percaya. Tidak mungkin Alodia melakukan itu. Lain juga Ella menatap mertuanya seolah perkataan itu tak benar.

Alodia Azella || Narasi, 2020Where stories live. Discover now