31. Sebenarnya

1.3K 90 48
                                    

Perasaan muncul karna ada suatu keterikatan yang saling kuat.

__

__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Gimana, enak?" tanya Azka.

Alodia dan Azka sedang berada di resto yang sandwishnya terkenal.

Alodia mengangguk. Dimana yang gratis emang enak bukan?

"Lo tadi ngga sekolah, kenapa?" sahut Azka tiba-tiba. Pasalnya tadi ia bertanya pada Angga. Seketika Alodia menghentikan aktivitas makannya.

"Telat." ucapnya singkat lalu menenguk air putih. "Ngga usah ditanya lagi," lanjutnya.

Azka mengangguk. Kebiasaan Alodia belum hilang.

"Setelah ini lo pulang kerumah kita Cel?" tanya Azka hati-hati.

"Hmm," dehemnya. "Gue juga mau bilang soal gue yang menang olimpiade sama bunda,"

"Benarkah? Gua harap semua sesuai harapan,"

"Lo langsung pulang Ka?" tanya Alodia.

Azka menggeleng. "Gua harus latihan. Pertandingannya dekat lagi. Dan Acell harus datang. Okee?"

"Gua harap bisa."

"Sok sibuk deh lo Cell, heheh."

Azka merasa lega, Alodia tak seperti dulu lagi yang menghindarinya.

"Gua harap ini awal yang baik." ucapnya dalam hati.

***

Alodia duduk di bangku pengemudi. Sejenak ia memejamkan matanya, menetralkan emosinya dan perasaannya. Lalu, Alodia membuka layar chat whatsapp-nya nya. Banyak pesan dari sahabatnya. 11 pesan dari Angga, 3 dari Helen, 1 Gavin, dan 5 pesan dari Reyhan.

Anggaa

P

Pee

Alodiaaa

Al, lo ngga sekolah?

Bukannya waktunya juga kan?

Lo ngga papa, Al?

Kita khawatir tau ngga? Lo ngga ada kabar

Al, lo dimana?

Gue sumpahin hp lo rusak! 🙄

Lo dimana sih, gurunya udah masuk tau ngga?

Gue harap lo baik² aja Al 😊

Lalu Alodia membuka chat dari yang lainnya.

Len

Al, kata Angga lo ngga sekolah. Lo diamana?

Alodia Azella || Narasi, 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang