14. Harapan Azka

1.5K 115 30
                                    

Selamat membaca kesayangan ♡

Selamat membaca kesayangan ♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






Sepulang dari kamar Alodia, perasaan Azka tidak enak. Entah apa yang Alodia lakulan disana. Tapi Azka berusaha berpikiran positif.

Azka berguling guling diatas tempat tidurnya, ia seperti tak nyaman dengan kasurnya itu. "Kok perasaan gue nggak enak, ya?" gumam Azka. "Mudah mudahan Alodia nggak pa-pa," tambahnya berusaha tidak berpikiran lari.

Azka berusaha menutup matanya tapi ntah kenapa badannya terasa sakit, firasatnya semakin menjadi-jadi.

Azka keluar dari kamarnya berjalan ke lantai tiga dan mendekati kamar Alodia. Azka menempelkan telinganya di pintu kamar Alodia, tak ada suara apapun. Mungkin Acell udah tidur, pikirnya.

Azka kembali kekamarnya berbaring lalu kembali duduk, setelah itu Azka menutup matanya lalu menyatukan tangannya.  "Tuhan Azka cuman mau satu. Satukan keluarga Azka Tuhan seperti dulu walau bang Zero udah disamping-Mu. Azka cuman mau Acell  kembali ceria, dulu Azka berdoa sama Tuhan agar Acell balik, dan Tuhan mengabulkannya. Tapi kenapa dengan sifat yang berbeda Tuhan,"

Azka mengela nafas panjang. "Tuhan, Azka mau Ayah sama Bunda membuka hati lagi pada Acell. Tuhan, Azka merasa seperti abang yang tak berguna, Azka merasa Acell menyimpan banyak rahasia dan Azka nggak tau Tuhan. Harapan Azka semoga Acell emang tidak menyembuyikan sesuatu. Tuhan, Azka sayang banget sama Acell, kapan kita seperti dulu Tuhan."

"Azka berdoa untuk kebanyak kalinya Tuhan, semoga Acell kembali ceria dan semoga keluarga kita kembali baik Tuhan. Tuhan, maafin Ayah sama Bunda kalau mereka belum iklas kalau bang Azero udah pergi jauh. Bang Azero, Azka tau abang pasti sedihkan liat Acell dari sana, maafin Azka bang kalau Azka gak bisa jaga Acell seperti abang,"

"Bang, maafin Azka. Azka gak bisa buat Acell kita tersenyum lagi. Bang doain semoga keluarga kita kembali baik bang, cukup 5 tahun Azka dan Acell berpisah,  bang. Dan maafin Azka, bangz maaf, maaf banget. Bang mampir di mimpi Azka ya! Marahi Azka bang, pukul Azka bang, dan lakukan apa yang abang lakukan sama Azka. Azka tau abang pasti tidak merasa nyaman disana. Maafin kita bang,"

"Tuhan, harapan Azka semoga Tuhan kabulkan, ya? Azka berharap banget bisa tersenyum bahagia dengan Acell, apalagi bareng Ayah sama Bunda. A-amin." ucap Azka berdoa dengan bahu yang gemetar, suara yang serak dan air matanya yang jatuh.

Azka menghela nafas gusar, dan mengambil minuman yang ada diatas nakas dan meminumnya. Setelah itu Azka berbaring menutup matanya.

"Semoga besok adalah hari yang menyenangkan," gumamnya lalu rasa ngantuknya mulai menguasainya.

Azka mulai terlelap, dan tanpa Azka ketahui seseorang mendengar doanya dari luar kamarnya.

***

Alodia Azella || Narasi, 2020Where stories live. Discover now