54. Hopes and Dreams

1.5K 98 19
                                    

54. Harapan dan Mimpi

Seperti biasanya jangan lupa Vote dan komens gaes!!

Selamat membaca



1 jam yang lalu tepat jam 2 malam Alodia sudah selesai di operasi. Ada pendonor yang dengan baik memberinya, dia berhati malaikat. Ingin berucap banyak terima kasih tapi semuanya tak semudah itu, pendonor tersebut menutupi identitasnya.

Di luar ruangan rumah sakit banyak yang menunggu kabar dari Doktor Bian maupun Randy. Ada Beno, Azka, dan Santy. Angga dan kedua sahabatnya dan Batara dan juga Yoyo. Aciel? Dia izin keluar ke panti asuhan, alasan untuk melihat Mars yang belakangan ini badannya panas. Alhasil Aciel tak ikut menyaksikan Alodia di operasi.

Sejujurnya disaat Alodia melakukan operasi  hampir gagal. Tubuh Alodia seolah menolak, disaat itu juga semuanya langsung panik dan banyak berdoa. Tidak ada yang tau rencana Tuhan. Oleh karena itu, operasi berjalan dengan lama tak sesuai dengan perkiraan.

Pintu terbuka, Randy keluar dengan segaris senyuman di bibirnya. Walau terlihat wajah leleh disana. Melihat kedatangan Randy, semua langsung berdiri di hadapan Randy terutama Beno dan Santy.

"Gimana keadaan cucu saya, Ran?" tanya Santy.

"Gimana keadaan Acell, Dok?" ucap Beno ikut bertanya.

Randy tersenyum. "Alodia baik-baik saja, semuanya berjalan lancar walau ada kendala disaat operasi tadi, Tuhan akhirnya mendengar doa-doa kita."

Semuanya langsung bernafas lega. Itu kabar baik, bukan?

"Hanya saja, Alodia belum bisa dipastikan kapan sadar," lanjut Randy.

"Tapi Alodia memang udah benar-benar sembuh kan, Dok?" tanya Angga.

Randy mengangguk pelan. "Hemm, belum pasti benar-benar sembuh, kita harus menunggu jahitan yang ada di perut Alodia sudah kering."

"Kita udah boleh masuk, Dok?" tanya Azka. "Om Bian masih di dalam'kan?"

"Boleh tapi jangan semuanya,"

Pintu terbuka lagi, Bian keluar. "Semuanya berjalan lancar, terima kasih Tuhan," ucapnya.

"Apa kita boleh masuk?" sahut Beno.

Bian menganggukkan kepalanya. "Tapi jangan semuanya dulu, takut menganggu Acell," jawabnya.

Akhirnya yang masuk duluan adalah Beno, Santy dan Azka. Dan yang lainnya gantian.

Mata Bian mengedar ke penjuru sudut. Sepertinya ada seseorang yang tidak ada disana.

"Aciel dimana?" tanyanya heran. Pasalnya diantara semuanya hanya Aciel yang lebih menunjukkan kesedihannya dan harapan Alodia cepat sembuh. Dan hanya Aciel yang berteguh kuat bahwa dia harus menjaga Alodia.

"El nggak dirumah sakit sejak Alodia operasi, Om," jawab Batara.

Alis Bian maupun Randy terangkat. "Maksudnya Aciel nggak datang gitu?" tanya Randy.

Semuanya menggeleng. Lantas hati Bian seolah ada yang menganjal dan berfikir negatif.

"Kata El, dia di panti asuhan. Mars badannya panas," sahut Yoyo.

Bian dan Randy beroh'ria.

"Kalau begitu kalian istirahat aja dulu, tenang aja Alodia nggak bakalan kenapa-napa,"

"Nggak, Om. Kita mau lihat Alodia dulu baru pulang," jawab Angga.

"Baiklah kalau begitu saya dan dokter Randy ke ruangan dulu. Ada yang harus kami selesaikan,"

Alodia Azella || Narasi, 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang