Eghhh, Alodia menguap dan merentangkan tangannya. Alodia duduk dan mengumpulkan kesadarannya, tenggorokannya terasa kering. Alodia melihat jam pada hp-nya pukul 23:55 dan 5 menit lagi.
Dan ya, hari ini Alodia berulang tahun yang ke-17 atau sweet seventen. Alodia menatap kosong kedepan, semua kenangan muncul tiba-tiba, antara manis dan pahit semua sudah ia lewatkan.
Caci-maki, pukulan, tuduhan sudah pernah Alodia rasakan sejak kematian abangnya.
Tanpa sadar sebulir airmata turun tiba-tiba. Alodia menghela nafas kasar lalu mengusap airmatanya. Setelah itu, Alodia bangkit dari tidurnya menuju dapur untuk minum. Karena gelas yang di atas nakas kosong, terpaksa ia harus turun.
Kini Alodia sampai di dapur, Alodia membuka kulkas lalu mengambil botol minum. Alodia tidak peduli efek samping karena minum yang dingin ditengah malam.
Alodia meneguk setengah dari isi botol tersebut. Alodia duduk lalu mengambil lilin kecil dari laci dekat meja makan. Alodia menghidupkan lilinya, setelah itu Alodia kembali menatap jam pada hp-nya.
Alodia menghitung dalam hati, memejamkan matanya lalu berdoa.
Perlahan mata Alodia terbuka. "Happy britday buat Acell." gumamnya lalu meniup lilin tersebut.
Fyuhh
Setelah api lilin mati, Alodia mendengar ketukan pintu. Alodia berniat melihatnya, Alodia naik tangga dan dari tempat yang tak jauh dari kamar Azka, Alodia melihat ayah dan bundanya yang didepan pintu kamar Azka dan kue ulang tahun dengan angka 17 yang ditangan bunda Ella. Melihat itu hati Alodia terasa sakit.
Pintu kamar terbuka dan terlihat Azka yang mengusap-usap matanya dan rambutnya yang berantakan.
"Happy britday anak bunda!" seru bunda Ella antusias, mencium kening dan pipi Azka. "Panjang umur sayang, dan segala yang terbaik buat anak bunda," lanjutnya
"Selamat ulang tahun Azka, semoga jadi anak yang bisa membanggakan orangtua." sahut ayah lalu merangkul bahu Azka.
Sadari tadi Azka hanya diam tersenyum tipis.
"Owh iya, ini tiap. Tapi wish-nya dulu," suruh Ella dengan antusiasnya.
Mau tak mau Azka mengangguk, memejamkam matanya dan melipat tangannya lalu berdoa.
Fyuhh,
Bunda Ella lalu menodorkan sepotong kue pada mulut Azka.
"Hmm, kadonya terserah Azka. Azka mau apa? Ntar ayah belikan," ucap Beno.
Tanpa berfikir panjang Azka mengucapkan keinginannya. "Azka mau kita seperti dulu," ucapnya walau tak yakin.
Beno dan Ella lantas menyergit bingung "Maksudnya?" tanya bunda.
DU LIEST GERADE
Alodia Azella || Narasi, 2020
Jugendliteratur"Aku Butuh Pelukan, Dari kamu Ayah, dan Kamu Bunda." -Alodia Azella Alyodya Start ~ 03 oktober 2020 End ↪03 mei 2021 TIDAK ADA UNSUR PLAGIAT, INI MURNI DARI OTAK SAYA SI KANG GABUT!