35. Rumah sakit 2

1.4K 96 28
                                    

Biar makin dapet, sekalian putar lagu yang sudah Nana siapkan!

Biar makin dapet, sekalian putar lagu yang sudah Nana siapkan!

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.



Pagi menunjuk dirinya tapi bedanya suasana luar sangat mendung. Udara sangat dingin, jarang orang berlalu lalang di jalanan tak seperti biasanya. Banyak orang yang masih nyaman dengan selimutnya.

Aciel merasa badannya kurang sehat, ia terbangun. Ia duduk beberapa menit untuk mengumpul nyawanya. Merasa sudah penuh ia berdiri, berjalan ke arah Alodia yang masih sama dengan sebelumnya lalu ke arah Mars. Ia memeriksa suhu badan Mars, ternyata sudah tak seperti semalam.

Aciel memeriksa jamnya yang ada ditangan kanannya. Ternyata masih jam 6 pagi, masih sangat pagi. Ia ke kamar mandi berniat mencuci muka.

Selang 5 menit, Aciel keluar ia membuka pintu dan melihat Angga dihadapkannya.
Angga sudah bangun ternyata. Sejujurnya, Angga melihat dirinya sangat beda dari yang lain. Terlihat sangat tak suka padanya.

"Gue mau ngomong. Lo benci sama gua?" tanyanya.

Alis Angga terangkat. "Maksud lo?"

"Sepertinya lo nggak suka liat keberadaan gue disini,"

"Firasat lo aja kali. Owh gantian, gua mau buang air kecil," ucap Angga dan langsung masuk kekamar mandi disaat Aciel sudah bergerak jauh dari pintu.

Aciel mengangkat bahunya. "Mungkin emang firasat gua kali ya." mololognya.

Angga menatap dirinya dipantulan kaca. Apa ia bisa berdamai dengan suasana seperti ini. Ia ingin sekali bertindak seperti yang hatinya katakan, tapi masalahnya ini bukan waktu yang tepat. Dia memikirkan Alodia, dan juga memikirkan penyakitnya itu. Semoga aja Alodia cepat sembuh.

Otak dan hatinya tak berjalan satu arah sejak tadi malam. Tapi biarlah waktu yang menjawab semua.

"Apa gua bisa?" molonog Angga bertanya pada dirinya sendiri.

Angga menghela nafas panjang, dan juga lelah. Setelah itu ia membersihkan diri.

***

"Mars, lo udah bangun?" tanya Aciel setelah keluar sebentar dari luar.

Mars mengangguk lemah. Ia menoleh ke arah Alodia yang masih setia menutup matanya. "Kakak Alodia,," lirihnya.

Aciel tersenyum hangat, ia duduk di tepi brankar Mars dan duduk disampingnya.
"Mars tenang aja ya. Kakak Alodia nggak bakalan kenapa-napa,"

"Iya bang, Mals tau. Kan kakak Alodia itu kuat kek Mals, heheh," akhirnya Mars tersenyum walau wajahnya yang pucat.

"Eh! Mars udah bangun?" sahut Angga yang baru keluar dari kamar mandi.

Mars mengangguk. "Iya. Dan Mals mau disini sama kakak Alodia, Mals nggak mau kemana-mana,"

Alodia Azella || Narasi, 2020Onde histórias criam vida. Descubra agora