59. Alodia dan kenangan

3.6K 139 57
                                    

Siapkan Tissue. Siapkan hati yang kuat
Ayo selesaikan hidup Alodia.

Selamat membaca
••

Alodia kini di dalam mobilnya. Sebuah firasat menghantui dirinya sejak tadi malam. "Apa ini? Oh my God," ucapnya pelan.

Alodia melajukan mobilnya. Hatinya sangat ingin cepat pulang. Dan mendapatkan kejutan dari ayahnya. Semoga kejutan itu sangat membekas dihatinya.

Ditengah perjalanan laju mobilnya sangat pelan karena sedang menikmati lagu dari airphonenya.

Dan siapa sangka, sebuah truk besar dari belakangnya berlaju dengan begitu cepat. Alodia tidak menyadarinya karena keenakan dengan dunianya sendiri.

Mata Alodia tak sengaja melihat kaca spion, matanya melotot dan jantungnya langsung  berdegub sangat kencang sampai ia meneguk ludahnya susah, tenggorokannya mendadak kering. Dan..

Chit... Bruk!

Mobil yang Alodia bawa kini menggelinding di jalan raya tersebut. Tidak hanya 1 mobil melainkan 2 mobil salah satunya adalah mobil yang ada di depan mobil Alodia.

Di dalam mobil sana, Alodia merasa kesakitan. "Ahhkk," ringgisnya. Tubuhnya sangat sakit dan tulang-tulangnya terasa remuk. Darah keluar dari kepalanya dan kulitnya banyak goresan.

Brak!

Mobil Alodia menghantam kuat tiang listrik sehingga Alodia terlempar keluar dengan sangat kuat. Dan beberapa detik kemudian mobil itu terbakar dengan suara nyaring diikuti mobil truk tadi yang menghantam mobilnya.

Semar-semar Alodia melihat kejadian itu. Air matanya keluar, dunianya memang seperti ini. Hatinya sesak kala dirinya sadar jika ia kecelakaan dimana abangnya kecelakaan dulu.

Alodia tersenyum dengan wajah dilumuri darah segar. Badannya terasa lemah dan tak berdaya lagi.

"Ma-maafin Ac-Acell," ucapnya sangat pelan. "Te-terima kasih... u-udah a-da se-selama.. Ini.."

Alodia bisa melihat orang-orang yang mendekatinya walau penglihatannya tidak jelas. Matanya tertuju pada taman itu, tepatnya di kursi taman berwarna putih. Disana ada--Azero dan Mars.. Mereka berdua mendekati Alodia dan berjongkok di depannya.

"Bang.." Azero tersenyum lalu mengulurkan tangannya. Tangan yang selama ini ia pegang terasa hangat, tidak seperti biasanya yang dingin. Dan disaat itu penglihatan Alodia menggelap. Tak ada lagi cahaya yang ia lihat.

Benar kata Azero 'aku yang akan menjemput Acell, bukan Acell yang menemui abang'.

***

Semuanya hancur. Ella langsung terduduk lemas kala membaca pesan dari Azka.

Bunda kerumah sakit, Acell kecelakaan.

Bahkan hampir semua makanan yang ia masak adalah kesukaan Alodia. Dirinya memang sudah terlambat.

"E-enggak! Ini nggak benar!" Ella menyangkalnya. Itu tidak mungkin. Padahal, ia berniat membuka lembaran baru keluarganya.

"Enggak!!!" teriknya, hp-nya ia campakkan. Air matanya langsung menurun seketika. Kenapa harus begini?

Ella menoleh disaat ada orang yang mendekatinya. Ia mendongak. Di depannya ada Beno. Beno mengajaknya ke rumah sakit.

Nyatanya, Alodia yang memberikan mereka kejutan yang besar.

***

"Ac-Acell udah nggak bisa diselamatkan," Bian menahan air matanya agar tidak keluar. "Tubuh Acell sudah banyak luka, bahkan tulang-tulangnya ada yang patah, dan pendarahannya cukup banyak,"

Alodia Azella || Narasi, 2020Kde žijí příběhy. Začni objevovat