Eps. 79

1.1K 194 13
                                    

Aula Kekaisaran Tianlu,
"Hah----ada kabar apa sekarang?"tanya Sang Raja pada Kasim yang berkumpul.
"Tidak ada Yang Mulia, semua permasalahan telah di selesaikan oleh Pangeran ke-4. Dan sekarang yang tersisa adalah surat pernyataan perang dari beberapa negara kecil yang bersatu untuk memberontak"jawab Kasim Xuan.
"Hah----hanya pasukan kecil, tak perlu di risaukan. Bagaimana kabar pencarian anak pertama?"
"Maaf Yang Mulia----masih belum ada perkembangan"
"Cih, apa kalian sebegitu malasnya? Sudah berminggu-minggu tapi belum juga ada perkembangan!!" amarah Sang Raja memuncak membuatnya membanting gelas di tangannya.
"Yang Mulia"sang Permaisuri menahannya dengan rasa khawatir.

"Saat ini Zitian sedang memanas, terlebih mereka membuat Anak ke-7 mati. Jalan satu-satunya adalah menemukan anak pertama dan melakukan peperangan dengan Zitian atas kematian putriku"
"Yang Mulia, jika hal itu dilakukan----yang akan di takutkan adalah kondisi Nona ke-2 yang berada di sana"
"Itu benar Yang Mulia, aku tak bisa membuat putri kita dalam bahaya"isak Permaisuri menangis.

"Yang Mulia, tapi saya mohon meminta keadilan atas kematian putriku! Tolong keadilannya"ucap Selir ke-2 bersujud di hadapan Raja dan Permaisuri.

"Aku sudah mengirim surat ke Zitian, jika mereka tak dapat meringkus pelaku pembunuh anak ke-7 dalam waktu yang di tentukan. Maka aku tak akan segan-segan menyerang kerajaan mereka!"

"Yang Mulia, tapi keberadaan Nona Besar belum di temukan. Apa kita akan tetap melakukan penyerangan tanpa adanya seorang Jendral?"tanya Komandan Rong berlutut.
"Tak perlu lagi, aku yang akan turun tangan sendiri"jawab Sang Raja membuat seisi aula terkejut.

"Yang Mulia--"

"Aku mengerti bagaimana perasaan putri tertuaku, aku selama ini hanya berpangku tangan melihat Ia yang turun di medan perang. Tubuh seorang gadis yang seharusnya mulus dan bersih tanpa bekas luka, semua itu sirna. Ia menerima sayatan dan rasa sakit yang tak pernah ku rasakan"jelas Sang Raja meneteskan air mata.
"Yang Mulia---maaf tapi Yang Mulia belum pernah sekalipun terjun dalam medan perang---"ucap Kasim Xuan.
"Aku tau, bahkan aku naik tahta karena kemakmuran ayahku, Raja terdahulu yang mati tiba-tiba. Saat perang pun----aku mengirim Putriku yang masih belia. Aku sungguh seorang ayah yang kejam"
"Yang Mulia"panggil Permaisuri lembut.
"Aku sudah memutuskan----aku menurunkan sebuah titah sekaligus surat wasiat. Jika kepergian ku untuk perang kali ini, dan aku gugur----akan ku serahkan tahtaku kepada Putri Tertuaku, Xuan Yu Huan"

"Yang Mulia"

"Tidak! Jika tahta turun ketangan Nona Besar, itu berarti kematian ku juga semakin dekat. Sial bagaimana kalau dia dendam padaku? Dan membunuh ku dan putriku atas semua kejahatan yang pernah ku lakukan padanya? Tidak tidak tidak, ini tak boleh terjadi!!"guman Selir ke-3 dalam hati.

"Yang Mulia, tolong cabut titah Anda. Bagaimana pun seorang Raja tak perlu sampai ikut turun tangan, dan menurut saya apakah Nona Besar berhak? Bahkan dia bukanlah anak kandung dari Raja dan tak memiliki darah seorang bangsawan, melainkan tak jelas asal usulnya. Apa hal itu pantas?"ucap selir ke-3.
"Apa maksudmu?!"tegas Sang Raja merasa tak suka.
"Ada baiknya jika salah satu anak kita yang lebih pantas mendapatkan tahta, seperti anak ke-2 atau anak ke-6 putriku atau bahkan anak ke-8----"

Swoshhhhh-----
Dukkk----

"Agh!! Ibu!!!!"teriak Nona ke-6 yang sangat histeris saat kepala ibunya menggelinding sampai ke kakinya.

Seisi aula gempar akan hal itu, mereka menatap takut pada Sang Raja dan menatap tubuh selir ke-3 yang tergeletak tak bernyawa.
"Yang Mulia---"

"Aku mungkin memang lemah, tapi aku dapat membunuh tanpa menyentuh hanya dengan melihat. Itu adalah salah satu keistimewaan ku yang menjadi alasan kenapa tahta di berikan padaku begitu saja"guman sang Raja dalam hati.

"Dasar Keparat!!! Kau membunuh ibuku? Dia juga istrimu!!"bentak Nona ke-6 yang masih histeris.
"Selir pertama dan selir ke-2, bawa Anak ke-6 pergi dari sini"perintah Permaisuri.

Dan mereka berdua segera menurutinya. Permaisuri tau bahwa kultivasi anak-anak mereka sangat kuat, jadi tak mungkin baginya untuk memerintah pengawal biasa untuk menangkap Nona ke-6.

"Singkirkan tubuh selir ke-3"ucap Permaisuri dengan suara getir.
.
.
.
Di waktu yang sama,
Di tengah hutan perbatasan Tianlu.
"Selir ke-3 adalah adik kandung dari Permaisuri. Mereka masuk ke istana secara bersamaan dikirim oleh kerajaan kecil mereka untuk menjadi pelayan. Namun Sang Raja tertarik akan kecantikan Permaisuri dan mempersuntingnya. Adik Permaisuri yang menjadi Selir ke-3, Ia menjebak Sang Raja dan membuat dirinya hamil sehingga membuat Sang Raja mengangkatnya menjadi Selir ke-3"jelas Komandan FengYin.
"Ah begitu"jawabku.

"Komandan FengYin adalah orang pertama yang ku percaya. Ia menjadi pengawal ku saat aku masih bayi dan dia masih usia remaja. Pantas saja Ia tau semua kisah di Kekaisaran"gumanku dalam hati.

"Komandan FengYin, boleh aku tau berapa usiamu?"
"Maaf?"
"Aku hanya ingin tau"
"Ahh saya sudah tak muda lagi"
"Berapa?"
"38 tahun"

"Ah benar, aku dan dia berjarak 15 tahun" gumanku dalam hati.

"Kau tak ingin menikah?"tanyaku.
"Tidak. Bagi saya, mengabdi pada Nona Besar adalah suatu keberuntungan dan menikah bukanlah keberuntungan bagi saya"jawabnya beranjak dari duduk dan berlutut di hadapan ku.
"FengYin"
"Ya Nona?"
"Jika aku tak ada nantinya----menikahlah"
"Apa?"
"Seharusnya kau sudah memiliki sebuah keluarga dengan anak kecil kalian. Aku tak ingin menjadi seseorang yang jahat dan mencegah mu memiliki kebahagiaan di luar"
"Nona, Anda tak pernah sekalipun seperti itu. Maka tolong jangan di hiraukan" Ia menundukkan kepala.
"Bukan begitu, aku bahagia kalian semua setia padaku. Aku bersyukur. Tapi bukan berarti kalian tak bisa memiliki kebahagiaan kalian sendiri, jika semua ini telah usai----berjanjilah padaku kau akan menikahinya seorang wanita dan berbahagialah"
"---" tak ada jawaban dari Komandan FengYin. Ia hanya tertunduk bingung dengan ucapanku.

"Kakak!"panggil adik ke-4 dengan tergesa-gesa.
"Feng? Ada apa?"
"Selir ke-3----mati"
"Apa?"
"Saat semua sedang membicarakan permasalahan di aula kekaisaran, Selir ke-3 tak sengaja menyinggung tentang kakak. Dan----ayahanda, menebas kepalanya"
"Ayah?"

"Apa yang terjadi? Kadang pria tua itu membuat ku bingung. Sesekali Ia menyadari kesalahannya dan menyayangi ku, tapi sesekali Ia begitu kejam dan tak berperasaan tentang ku. Lalu hal gila apa yang akan pria tua itu lakukan? Atau ini hanya sebuah trik agar aku kembali dan membantunya dalam mengurus permasalahan? Atau justru memang tulus?"gumanku dalam hati bimbang.

Jangan lupa vote dan komennya 🌹
Aku butuh dukungan kalian 🤗

Hayooo, siapa yang seneng selir ke-3 mati? Sini kumpul

Komen di bawah,

Next?

Asp : #1 Terbangun dan Menjadi Putri Jahat? [Completed]✓Where stories live. Discover now