Eps. 21

3.3K 395 2
                                    

Beberapa hari kemudian.......
"Bagaimana Yang Mulia Raja?"
"Yang Mulia Permaisuri tenang saja, Yang Mulia Raja sudah baik-baik saja, hanya kelelahan dan luka ringan. 3 hari lagi saya akan datang untuk memeriksa"jawab tabib.
"Syukurlah, kau bisa pergi sekarang"

Pria tua itu pun menunduk lantas pergi. Permaisuri ditemani para selir pun berada di samping Sang Raja.
"Bagaimana hal ini bisa terjadi?"
"Tidak ada yang tau"
"Istana para selir sudah hancur, dimana kita akan tinggal?"
"Istana kekaisaran juga hancur"
"Apa akan ada perang?"
"Perampok seperti apa mereka? Merusak tapi tak mengambil apapun"
"Apa ada sesuatu......"
"Diam!!!"bentak Selir ke-3 dengan nada tinggi. Sontak semua selir pun terdiam takut dan menunduk.

"Kalian semua pindahlah ke Istana Permaisuri"ucap Permaisuri bijak.
"Baik Yang Mulia"
"Terimakasih atas kemurahan hati Yang Mulia permaisuri"
"Sekarang pergilah, aku ingin berada disini bersama Yang Mulia Raja"

Dengan cepat mereka pergi meninggalkan kamar Sang Raja, hanya tersisa Sang Permaisuri, selir pertama, selir ke-2 dan selir ke-3.

"Ayahanda!!"teriak adik ke-7 seketika. Ia berlari masuk dan memeluk Sang Raja yang masih terbaring lemah tak sadarkan diri.
"Xuan Er putriku"ucap Selir ke-2.
"Ibunda, ada apa sebenarnya?"
"Kurang jelas, yang pasti pencuri tingkat tinggi sudah memasuki istana"
"Pencuri apa yang hanya merusak tanpa mengambil satu barang pun?"ucap Selir ke-3
"Seakan ada yang hilang"timbun Selir pertama seketika.
"Benar, suatu yang penting telah hilang" sambung Permaisuri.
"Dimana Kakak pertama?"
"Kakak pertama?"tanya selir pertama.
"Apa? Kakak pertama........kakakku......... Kak Yu Huan?"
"Tidak ada yang bernama Yu Huan"ucap Selir ke-3.
"Apa?!! Bagaimana....... bagaimana kalian bisa lupa dengan kakak pertama?"
"Anakku, Putri Pertama adalah Putri Yu Hui" ucap Selir ke-2.
"Tidak!!! Bukan. Aku......"
"Dia Putri Mahkota anakku. Ada apa denganmu?"tanya Permaisuri.
"Tidak tidak. Kalian..... bagaimana bisa lupa dengan kakak pertama?"ucap adik ke-7 ketakutan.
"Tidak ada yang bernama Yu Huan"
"Bagaimana bisa? Tidak kalian bohong"
"Xuan Er anakku"ucap Selir ke-2 yang mulai cemas.
"Jendral wanita......yang melegendaris, apa kalian lupa?"
"Kita tak pernah punya jendral seorang wanita, anakku"jawab permaisuri ringan.
"Punya!! Dia kakak pertama, kak Yu Huan"
"Sebenarnya ada apa denganmu anakku?" tanya selir ke-2 yang semakin cemas.
"Kalian.......kalian lupa? Tidak. Kakak pertama, Kak Yu Huan"ucap adik ke-7. Tanpa berpikir panjang Ia pun berlari keluar menuju Paviliun Yu Huan.

Seakan tak percaya dengan semua itu, Ia menangis disepanjang jalan. Sampailah Ia didepan pintu paviliun Yu Huan.
"Apa? Kenapa papan tulisan Paviliun tak ada nama Yu Huan? Kenapa?"ucapnya. Seakan tak percaya, Ia pun masuk. "Rumah ini..... masih sama?"
"Nona ke-7?"tanya seorang pelayan wanita.
"Kau.....dimana kakak pertama?"
"Nona ke-7......masih ingat pada Nona Besar?!"
"Apa?"

Mereka pun masuk dan berbincang ditaman barat paviliun.
"Duduklah tak apa"
"Baik Nona ke-7, saya adalah Xin Er pelayan pribadi sekaligus terpercaya Nona Besar"
"Sebenarnya ada apa ini?"
"Saya kurang tau jelas, semua orang seakan telah melupakan Nona Besar"
"Aku juga berpikir demikian, Yang Mulia Raja dan permaisuri juga demikian. Bahkan selir-selir juga lupa pada kakak pertama"
"Tapi kami disini masih teringat sepenuhnya"
"Tapi..... bagaimana bisa?"
"Saat Nona ke-7 masuk ke paviliun dan saya menutup gerbang, seberkas kilat putih menyambar membuat semua orang tak sadarkan diri untuk beberapa saat. Saya melihat dari balik celah pintu gerbang paviliun Yu Huan, dan setelah itu semua orang seakan lupa dengan Nona Besar"
"Tapi...... bagaimana kalian....."
"Paviliun Yu Huan adalah tempat perlindungan terkuat yang dibuat oleh Nona Besar, sebelum Nona Besar pergi......Nona Besar berpesan pada kami untuk tidak keluar sebelum keadaan membaik, dan benar adanya......cahaya itu yang membuat semua menjadi lupa"
"Dan yang berada di paviliun ini......yang terlindung?"
"Benar Nona ke-7"
"Xin Er"
"Lin Zhao?!"
"Kenapa orang-orang seakan lupa keberadaan Nona Besar"

"Siapa pria ini? Kakak pertama menyembunyikan seorang pria? Tampan sekali"batin adik ke-7 kegirangan.

"Aku juga tidak tau.....hanya kita yang berada di dalam paviliun Yu Huan yang masih ingat"
"Aku dan Zhai Lu akan keluar mencari keberadaan Nona Besar, tolong jaga Zhu Ji sampai kami kembali nanti"
"Pasti, berhati-hatilah"ucap Xin Er dengan senyuman termanis.

Tanpa berpikir panjang Lin Zhao pun segera pergi dengan cepat.
"Siapa pria itu?"
"Oh dia--orang yang bekerja untuk Nona"
"Kakak pertama menyembunyikan orang selama ini? Tak heran Ia betah di paviliun"
"Bukan seperti itu. Jadi dia.....pesuruh"
"Pesuruh? Hah......sangat disayangkan, pesuruh itu terlalu tampan"
"Eh...?? Iya"jawab Xin Er murung.
"Aku akan kembali dan mencoba bertanya pada saudara-saudara ku"
"Baik Nona ke-7"

Ia kembali ke paviliun Yu Hui, semua saudaranya berada disana.
"Kakak"
"Adik ke-6"
"Apa? Aku Xuan Er, adik ke-7 bukan ke-6"
"Apa yang kau bicarakan adikku?"ucap Pangeran ke-4 mengusap lembut.
"Apa kalian.....lupa dengan kakak pertama?"
"Hm?"tanya mereka bingung.
"Aku kan disini, ada apa denganmu? Siapa yang berani melupakan ku?"ucap Yu Hui.
"Tidak. Bukan. Maksudku Kakak pertama, Kak Yu Huan"
"Siapa Yu Huan?"tanya adik ke-6.
"Jendral wanita yang melegendaris itu, kalian lupa?"
"Memang kita punya Jendral seorang wanita?"
"Kalian.....lupa? Kalau begitu Kak Yu Huan...... kembaran Kak Yu Hui"
"Kembar?"
"Adik ke-6, aku tak pernah punya kembaran"sanggah Yu Hui dengan raut muka masam.
"Apa? Tidak, kakak punya! Bagaimana kalian bisa lupa dengan kakak pertama?" bentak adik ke-7 emosi.
"Kau bangun tidur ya? Mengigau sampai sekarang?"ejek adik ke-5.
"Bagaimana bisa......"

Merasa tak percaya dengan semua hal ini, Xuan Er berlari kembali menuju kamarnya. Ia menangis begitu kencang, seakan tak menerima semua kenyataan pahit ini, kakak tersayangnya yang selalu melindungi dan menjaganya kini hanya seperti ilusi di mimpinya. Semua orang lupa bagaimana kakak pertama yang berjuang mati-matian demi kejayaan Istana, semua itu seakan menjadi tamparan yang keras untuk Xuan Er.

"Kakak pertama, dimana kau sebenarnya? Kau sangat tega meninggalkan ku sendiri. Dimana aku harus mencari mu? Bagaimana bisa.......mereka lupa denganmu? Perjuangan---pertempuran--- perang, mereka tak mengingat hal itu sama sekali. Huhuuuuuu----"tangisnya tersedu-sedu.

"Dewa jika kau memang benar ada, kumohon kembalikan kakak pertama ku...........jangan membuatnya menghilang seperti ini, bahkan membuat semua orang lupa akan keberadaannya. Dewa Agung...... kembalikan kakak pertama......jangan membuatnya hilang bahkan hilang dari ingatan orang-orang sekalipun. Kumohon Dewa Agung"

Asp : #1 Terbangun dan Menjadi Putri Jahat? [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang