Eps. 70

1.6K 249 21
                                    

Yu Hui segera beranjak pamit dari kamar Ibu Suri dan berjalan ke ruang makan menemui Jiang Heeng. Ia dapati Jiang Heeng yang duduk sendiri dengan segelas susu di tangannya.
"Keponakan ku tersayang"
"Hm?"
"Kenapa kau tak menyentuh makanan mu sedikitpun? Apa kau tak menyukainya?"
"Aku tidak nafsu makan, hanya susu saja sudah cukup"
"Cobalah pie apel ini"
"Tidak, kurasa mereka sudah selesai membersihkan kamarku jadi aku permisi" ucap Jiang Heeng berpaling pergi.
"Jiang Heeng----hahhh-----bodoh, susu yang kau minum justru yang memiliki racun paling banyak"

"Kurasa dia akan tersenyum saat melihat ku menghabiskan segelas susu yang sudah Ia racuni, tapi aku tak bodoh. Aku sengaja menumpahkan susu itu dan meminta yang baru dengan langsung melihat di dapur" guman Jiang Heeng dalam hati lantas kembali ke kamar.

Benar saja, kini kamarnya yang suram dan gelap berubah menjadi kamar yang terang dan bersih. Ia mengecek keluar jendela apakah barang yang Ia sembunyikan masih ada namun betapa terkejutnya saat barang yang Ia sembunyikan telah menghilang.

"Apa? Dimana?"gumamnya dalam hati terkejut.

Ia segera mencari keseluruhan ruang kamarnya namun juga tak kunjung menemukan dimana barang-barangnya berada. Ia juga berfikir tak mungkin menanyakan pada pelayan karena jika Ia bertanya maka mereka akan curiga dengan isinya dan mungkin diantara mereka juga akan ada yang melapor kepada Yu Hui ataupun Ibu Suri. Ia berlari keluar taman dan mencari disekitar situ namun tak juga ditemukannya.
"Agh"isaknya sakit saat kaki kanannya seperti tertusuk duri. "Eh?"

Dengan cepat Ia menghindari sebuah belati yang akan mengenainya. Ia melihat seseorang berbaju hitam berjongkok diatas pohon dan mengawasinya, dengan cepat Ia segera mengejar orang itu hingga Ia keluar dari pekarangan istana.
"Siapa kau?"teriak Jiang Heeng saat orang itu berhenti di hutan belakang istana.

Pria berambut hitam panjang dengan mata merah itu berbalik lantas membuka penutup muka dan topengnya.
"Ahhh-----Paman ke-9?"
"Hai ponakanku tersayang"
"Bukankah Paman-----"
"Kau tak merindukan pamanmu?"
"Kau----sungguh paman ke-9?"
"Apa ini cukup untuk membuktikannya?" tanyanya menunjukkan sebuah token emas milik Pangeran ke-9.
"Paman"panggil Jiang Heeng lantas memeluknya. "Paman kemana saja? Kenapa menghilang?"
"Maaf paman, hanya saja saat itu ayahmu berusaha membunuh paman"
"Apa?"
"Ada beberapa hal yang tak kau ketahui selama ini"
"Tapi---"
"Saat ini, paman hanya menjadi orang biasa dan ku lihat kau berusaha melarikan diri"
"Benar, tapi barang-barang ku"
"Paman yang mengambilnya"
"Apa? Bagaimana dengan isinya?"
"Paman tak membukanya sama sekali, saat itu ada pelayan yang diluar dan melihat barang-barang mu maka dari itu dengan cepat paman mengambilnya"
"Ahhhh syukurlah"
"Memang ada apa dengan barang-barang itu?"
"Ada surat wasiat yang ditulis ayah untuk Nona Besar"
"Nona Besar? Nona Yu Huan?"
"Benar, saat ini istana sedang berebut tahta"
"Aku tau, aku tau semua yang ada di istana"
"Benarkah?"
"Iya, kemampuan mu kini semakin membaik"
"Iya begitulah"
"Kau mau bersamaku untuk mencari Nona Besar?"
"Paman ke-9 mau membantuku?"
"Tentu saja, kau kan keponakanku tersayang"
"Paman ke-9 maaf sewaktu itu pernah menuduhmu ingin merebut ibuku"
"Hm? Bukan apa-apa, itu hanya kesalahpahaman"
"Sekarang aku tau, hanya Paman ke-9 yang peduli denganku. Selain itu semuanya hanya menjadikan ku pion untuk menuju tahta"
"Aku mengerti, jadi kau mau ikut dengan paman dan mencari Nona Besar?"
"Tentu"
"Tapi jangan panggil aku Paman"
"Hm? Lalu?"
.
.
Kedai Xiao Yin,
"Nona ada pesanan 5 porsi lagi"ucap Xin Er.
"Okay"jawabku riang.

"Yeah disini aku sekarang, menjadi penjual mie di kedai sederhana namun memiliki pelanggan setia yang cukup banyak. Aku cukup bangga dan senang dengan semua ini namun masih saja ada perasaan yang mengganjal di hati"gumanku dalam hati.

Hari mulai sore dan kedai pun tutup karena mie yang disediakan juga telah habis. Kulihat mereka semua selesai membersihkan kedai dan sedang beristirahat sembari bercanda.
"Yahhh sekali lagi hari yang melelahkan" ucapku seketika.
"Tidak Nona, ini menyenangkan. Melihat mereka makan dengan lahap-"ucap Xin Er.
"Itu berarti mereka menyukai masakan Nona"imbun Annchi.
"Yahh, kurasa uangnya sudah lebih dari cukup untuk membuat kedai yang diminta Annchi"
"Hm? Ahhh tak perlu Nona"
"Kenapa?"
"Aku sudah sangat senang disini membantu Nona dan yang lainnya, jika aku membuka kedai sendiri aku takut tak akan bisa membantu Nona"
"Dasar, jika kau memiliki kedai sendiri maka kau bisa mengatur segalanya yang menjadi milikmu"
"Uang ditabung saja untuk Nona, Annchi sudah tak ingin lagi. Mungkin sesekali ingin buat tapi untuk kita saja"
"Hahh---baiklah, aku ada kejutan untuk kalian"
"Wahh benarkah?"
"Iya, eum dimana Lin Zhao?"

Asp : #1 Terbangun dan Menjadi Putri Jahat? [Completed]✓Where stories live. Discover now