Eps. 5

8.6K 800 2
                                    

Pagi hari.....

Aku terbangun saat Xin Er seketika membuka jendela kamarku.
"Xin Er!"
"Pagi Nona"ucapnya dengan senyuman hangat. "Maaf Nona, tapi Nona harus bersiap pagi ini. Apa Nona lupa kalau hari ini Nona akan menemui Selir Yue?"
"Hahhh......itu bisa nantikan!"
"Ayolah Nona! Sebelum saya pergi, Nona harus sudah tampil cantik!"
"Bukankah sudah ku bilang, suruh saja pelayan lain....."
"Ayo Nona!!"ucapnya menarikku. Aku pun segera mandi dan berpakaian.

Setelah selesai, Xin Er memberi ku sedikit sentuhan make up. Aku tersenyum melihatnya, wajah lesu yang semalam sudah hilang dan di gantikan dengan senyuman cerah secerah mentari pagi hari ini.

"Wahhh, Nona Yu Huan - ku memang yang paling cantik"ucapnya memuji. Rambut hitam panjang ku terikat rapi dan senada dengan pakaian putri warna merah berpadu dengan hitam, serta bola mata berwarna merah ku yang seakan mengatakan dengan tegas bahwa aku kuat dan tak mudah ditindas. Setelah selesai semuanya, aku segera menyantap sarapan yang sudah disiapkan.
"Kau akan langsung pergi setelah ini?" tanyaku sembari menyantap sarapan pagi.
"Iya Nona"
"Berhati-hatilah!"
"Iya pasti Nona"ucapnya tersenyum hangat.

Aku pun selesai sarapan. Ya memang cantik, postur yang sempurna. Setelah Xin Er berpamitan, aku meminta 2 pelayan untuk mengikuti ku menuju Paviliun Selir Yue.

"Tuan Putri Yu Huan, Selama Datang"ucap seorang pelayan dengan nada takut. "Nyonya Selir Yue masih bersiap-siap, Nona Besar Yu Huan bisa diminta menunggu di taman rumah kaca"
"Cih, dia yang mengundang tapi dia yang tak menyambut. Apa tuan rumah seburuk itu?!" ketus ku kesal.
"Ma....mari saya antar Nona Besar"

Aku pun mengikutinya hingga ke taman rumah kaca. Sebuah meja kecil berbalut warna emas dengan 4 kursi kecil mengelilingi meja itu, tampak mewah. Rumah kaca itu berisi puluhan tulip berwarna-warni, ada beberapa bunga matahari dan juga mawar merah dan putih. Beberapa dahan tinggi bernuansa hijau, tampak elegan dan sejuk.
Aku pun mendudukkan diri, nyaman.

"Nona Besar......"
"Dalam 2 menit jika tak kunjung datang, aku pergi!"
"Baik Nona Besar, saya akan segera......"
"Kenapa terburu-buru anakku sayang?"ucap seorang wanita.
Aku pun menoleh, seorang wanita paruh baya tapi tampak masih sangat muda dengan pakaian ungu muda. Rambut ungu tua dan mata hijau itu pun berjalan ke arahku dengan senyuman licik.

"Katakan langsung! Ada apa?"
"Anakku sayang, aku sangat senang saat mendengar bahwa kau mau menerima undangan ku......."
"Tak usah bertele-tele, ada apa?!"
"Iya aku tau kau tak suka jika aku berkata-kata"ucapnya dengan tawa nyaring. Aku menatapnya dingin, Ia pun memalingkan wajahnya. "Aku hanya ingin menunjukkan rumah kaca baru ku ini, bagaimana menurutmu?"
"Kau.......mengundangku hanya untuk pamer?"
"Bukan begitu"ucapnya tertawa nyaring. "Aku tau kau pasti cemburu, sedari kecil kau selalu minta rumah kaca dengan bunga didalamnya. Tapi Yang Mulia Raja tak mengabulkannya, dan sekarang berkat Putriku Xuan Chu yang selalu dimanja Yang Mulia Raja kami akhirnya punya rumah kaca ini"
"Tentu saja. Aku kan anak kesayangan Yang Mulia Raja"ucap Xuan Chu seketika. Gadis muda yang sangat cantik, rambut ungu muda dengan mata magenta. Gaun berwarna magenta dengan ungu muda dan putih.

*Nona Xuan Chu adalah Adik ke-6, karakter lebih manja dari semua adik Yu Huan

"Lalu?"
"Hum?"guman mereka berdua. Adik ke-6 pun duduk di samping Selir Yue.
"Jika hanya itu, aku pergi"
"Tu....tu....tunggu dulu kakak pertama"
"???"Aku pun hanya menoleh tanpa menjawab.
"Aku ingin memberi ini sebagai permintaan maaf, maaf sewaktu itu aku mendorong mu ke kolam yang penuh rumput laut pemakan daging, aku tak sengaja"
"Cih, tak sengaja?!"
"Sungguh! Aku......"ucapnya sembari menangis.
"Nona Besar Yu Huan, Xuan Chu adalah adikmu, dia tulus meminta maaf pada mu apa kamu tak ingin memaafkannya?"
"Sungguh kak, aku tak sengaja"
"Simpan air matamu!"ucapku merebut kotak yang di bawa adik ke-6.

"Jadi dia yang mendorong ku? Lalu melibatkan semua itu pada kembaranku? Dasar Keparat!!"

"Mata batin terbuka"ucapku dalam hati. Seketika aku dapat melihat isi kotak itu dari luar. "Serbuk?"gumanku. "Tipuan apa lagi kali ini!?"sentakku sebelum membuka.

"Itu......hanya berisi......"
"Bedak, iya bedak"
"Iya kakak pertama, itu berisi bedak. Aku liat akhir-akhir ini......kau suka berdandan....jadi..."
"Buka saja kau pasti suka"ucap Selir Yue. Aku pun mengulurkan kotak itu pada adik ke-6.
"Bukakan untukku!!"
"Ehh?"
"Nona Besar, kau......itu kan untukmu, jadi...."
"Kenapa? apa ini berisi ular berbisa atau kalajengking salju?"ketus ku.
"Anakku tolong jangan salah sangka pada kami"ucap Selir Yue ragu.
"Buka!"jawab ku datar.

Selir Yue pun menerimanya dengan ragu. Aku pun memberi aba-aba singkat pada kedua pelayan ku untuk mundur perlahan. Seakan mengerti apa yang aku lakukan, adik ke-6 pun merebut kotak itu. Lantas membuka kotak itu dan langsung menuangkan ke arah wajahku.

"Aagghhhhh!!"teriakan adik ke-6 begitu kencang mengisi seluruh ruangan rumah kaca itu.
"Apa?!! Xuan Chu anakku"
"Selir Yue, kau lupa ya siapa aku?! Aku.....tak akan ceroboh seperti yang kau kira, aku membuat pelindung angin di sekitar ku. Begitu kau menuang akan berhembus berbalik kearah kalian"
"Ibuuuu panas, ibu panas"rintih adik ke-6 kesakitan.
"Tahan anakku"ucap Selir Yue yang menggunakan kekuatan elemen airnya untuk mencuci muka anaknya.
"Kakak pertama kau keterlaluan, akan ku laporan kau pada Yang Mulia Raja"ucapnya menangis.
"Laporkan saja, kita liat siapa yang salah" jawabku sembari berpaling.
"Yu Huan!"ucap Selir Yue sembari melempar serpihan yang terbuat dari batu.
"Aaagghhh! Nona Besar"rintih salah satu pelayan ku yang tertusuk lantas tergeletak di depanku dengan darah yang memuncrat.
"Astaga Sira"ucap pelayan ku yang satunya sembari membalik tubuh pelayan itu. Aku menatap mereka berdua dengan tatapan datar.
"Cukup adil bukan?"ucap Selir Yue licik.
"Adil?!"ucapku dengan nada berat.
"Ayo anakku sayang, kita obati wajahmu"ucap Selir Yue membantu adik ke-6 berdiri.

Aku menunduk menatap pelayan ku yang mati dan darah mengalir ke sepatuku. Seketika langit menjadi gelap dan suasana mencekam. Dari badanku pun keluar aura hitam yang mengerikan.

"Ii....ibu, suasana ini....."
"Aura pembunuhnya begitu kuat"ucap Selir Yue ketakutan. "Tak mungkin kan......."

Sementara itu Yang Mulia Raja dan Ratu yang sedang berada di paviliun kerajaan merasakan aura gelap itu.

"Aura pembunuh yang kuat, apa ini....."ucap Ratu.
"Aura mencekam ini, ini aura milik Yu Huan sangat dekat"ucap Raja.
Mereka berdua pun bergegas menuju sumber aura itu.

Aku yang masih menatap pelayan ku pun berbalik menatap Selir Yue dan adik ke-6 dengan tatapan tajam. Aura yang ku keluarkan pun membuat sebagian bunga-bunga itu menjadi layu dan mengering.

"Kakak pertama!!"teriak seorang pria. Namun itu tak membuat ku memalingkan wajah. "Kakak ke-6 dan Ibu, cepat menyingkir!"ucap pria itu. Suara itu adalah suara Adik ke-8, Pangeran Xuan Wen yang merupakan adik paling muda.
"Aagghhh, kakikuuu!"ucap adik ke-6.
"Gawat, Yu Huan lepas kendali yang mengikat kita"ucap Selir Yue.
Mereka berdua pun tersungkur demikian juga pelayan mereka.

"Auranya semakin kuat!"ucap Raja saat berjalan bersama Ratu dan puluhan pelayan pengawal.
"Lihat Yang Mulia, dari rumah kaca Istana Selir Yue"
Mereka pun mendekat.

"Yang Mulia Raja dan permaisuri, tolong saya dan anak saya!"ucap Selir Yue.
Aura gelap pun memenuhi ruang kaca itu, hampir semua. Sementara Selir Yue berusaha membuat pembatas agar tak seluruh badannya dan anaknya tertelan aura gelap itu. Suasana semakin mencekam dan entah dari mana angin berhembus kencang didalam paviliun itu.

"Kak Yu Huan......ku mohon jangan"ucap adik ke-8 pelan.

Asp : #1 Terbangun dan Menjadi Putri Jahat? [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang