Eps. 85

1.1K 192 11
                                    

Langit Raya,
"Apa? Jadi anak berdosa itu masih hidup?" ucap seorang pria dengan jubah putih emasnya dengan pin emas berlambang matahari di dadanya.
"Benar, aku juga tak menyangka bayi berdosa itu masih hidup"imbun seorang wanita yang juga berjubah putih emas dengan pin perak berlambang matahari di dadanya.
"Bagaimana bisa? Kita semua sudah melihat bayi itu dibunuh oleh ibunya sendiri, bagaimana bisa masih hidup?"

"Tuanku, dari yang saya tau. Dewi Pembawa Kehidupan terindah itu menitipkan bayinya pada seorang malaikat maut"ucap seorang pria dengan jubah putih perak.
"Malaikat maut?"
"Benar, dan entah kenapa bayi itu bisa sampai turun ke bumi"imbun seorang wanita yang juga berjubah putih perak.
"Hah sial, jika berurusan dengan para malaikat maut tak akan pernah ada habisnya"

"Tapi jika memang sudah berada di tangan malaikat maut, bukankah itu sama saja dengan memberikan kematian pada bayi itu?"tanya seorang wanita berjubah emas.
"Apa kau lupa? Ratusan tahun lalu, ada kisah antara Dewi cahaya dengan malaikat maut yang membuat lahirnya seorang bayi berdosa. Karena kita yang membunuh bayi itu, malaikat maut jadi sangat agresif. Walau mereka adalah salah satu malaikat, namun mereka sangat patuh aturan. Tak berperasaan dan tak mendengar siapapun, bahkan mereka sangat melindungi bayi yang tak berdosa. Sejak saat itu, mereka sangat menentang keras terhadap kita semua"jelas pria yang tampaknya paling tinggi derajatnya dengan tanda mahkota matahari di kepalanya.
"Tapi Tuan, kita harus membereskannya. Jika Dewa Agung sampai mendengar tentang bayi itu yang kini sudah dewasa, apa yang akan Dewa agung lakukan? Dia akan murka"ucap wanita berjubah emas.

"Tidak saudari ku, walau dulu Dewa Agung memerintahkan untuk membunuh anak itu. Namun sekarang beda halnya, anak itu masih tetap hidup, itu berarti anak itu memiliki nasibnya sendiri. Dan Dewa Agung tak akan merubah itu begitu saja"sanggah seorang pria yang sama tingginya dengan derajat pria bertanda mahkota.

"Tidak! Anak itu perlambang dosa dan harus di musnahkan!"tegas pria dengan jubah putih emasnya dengan pin emas berlambang matahari di dadanya.

"Dengar saudara ku, ku yakin Dewa Agung sudah mengetahui ini semua. Dewa Agung masih belum menurunkan titah apapun, jika kita bergerak tanpa persetujuan dari Sang Dewa Agung---kita akan di anggap sebagai pembangkang yang berdosa" ucap pria dengan derajat tertinggi.
"Itu benar, bahkan Sang Dewa Agung tak mempermasalahkan---kenapa kita harus turun tangan?"

"Jika bukan kita lalu siapa lagi? Kita semua adalah Dewa dan Dewi kehidupan, yang bertugas dalam mencatat kelahiran. Jika ada bayi berdosa yang lahir, itu juga menjadi tanggung jawab kita semua"ucap pria dengan jubah putih emasnya dengan pin emas berlambang matahari di dadanya.

"Saudara ku dengarkan---dewa yang bertugas mencabut nyawa adalah sang malaikat maut, jika Dewa Agung memang ingin bayi berdosa itu mati, maka Dewa Agung sendirilah yang akan menurunkan titah pada sang dewa maut untuk mencabut nyawa bayi berdosa itu. Dan semua itu tanpa melalui kita!"tegas pria yang paling tinggi derajatnya dengan tanda mahkota matahari di kepalanya.

"Hahh semua ini disebabkan oleh Dewi berdosa itu!"ketus pria dengan jubah putih emasnya dengan pin emas berlambang matahari di dadanya, sembari mengalihkan pembicaraan yang sedari tadi menekan dirinya.

"Kau tak bisa menyalahkan dirinya atas semua ini, kita dilengkapi dengan rasa cinta dan kasih sayang. Jadi semua bukan soal salah siapapun, jika kau masih bersikeras menimbulkan permasalahan lain-----aku tak akan bisa menolong mu dalam resiko apapun, wahai saudaraku" jelas pria paling tinggi derajatnya membuat seisi ruangan bungkam atas ketegasannya.
.
.
Hutan belantara,
"Aku harus mencari Nona kemana? Bahkan tak ada petunjuk, atau aku harus pergi ke desaku di Timur? Ya mungkin disana aku bisa mendapatkan sedikit info tentang iblis dan juga apa hubungan ku dengan iblis" guman Annchi dalam hati dengan yakin.

Trangggg-----
Suara pedang Annchi yang menangkis anak panah ke arahnya.

"Siapa?"guman Annchi dalam hati terkejut.

"Siapa kau?"tanya seorang wanita padanya.

"Dia---sangat mirip dengan Nona---siapa dia?"guman Annchi dalam hati menatap wanita itu.

Wanita dengan proporsi tubuh yang sama seperti Yu Huan, namun bermata biru dan berambut perak.

"Nona Yu Huan?"panggil Annchi untuk meyakinkan.
"Kau mengenal kakakku?"
"Kakak? Ahh apa kau Nona Yu Hui?"
"Benar, apa hubungannya kau dengan kakakku?"
"Itu bukan urusanmu, saat ini Nona Yu Huan menghilang dan tak satu orangpun-"
"Menghilang?"
"Benar, sejak peperangan kemarin itu---- Nona menghilang"
"Hahahaha-----syukurlah dia menghilang"
"Apa?"
"Aku sudah muak dengannya, karena dia--- semua rencana ku gagal dan karena dia--- suamiku mati"
"Apa maksudmu bibi?"
"Beraninya kau memanggilku Bibi, aku tidak setua itu!"
"Kau sudah menikah, tak ada salahnya jika aku memanggil mu dengan sebutan Bibi"
"Kau----"
"Terserah apa katamu Bibi, tapi aku akan tetap mencari keberadaan Nona Yu Huan"
"Hanya berkata tapi bahkan kau sendiri tak tau kemana arah tujuannya"
"Aku tau, aku harus kembali ke desaku di Timur. Dan meminta tolong pada pasukan iblis"
"Iblis?"
"Terakhir kali aku menemukan Nona, saat Ia bersama dengan iblis. Ku yakin Nona dibawa olehnya"
"Aku mengerti, maksud mu adalah Desa di ujung Timur. Desa yang menyembah pada iblis"
"Bibi tau?"
"Tentu saja, karena Yu Huan mu tercinta itu di temukan disana"
"Apa?"
"Aku tau dimana letak desa itu, jika kau mau----aku bisa menunjukkan jalannya untuk mu"
"Tak perlu, kau sangat jahat pada Nona-ku lalu untuk apa kau menolongnya?"
"Karena aku---harus menagih sesuatu darinya"
.
.
Beberapa hari berlalu,
Semua tampak tak semakin membaik. Zitian semakin hancur, banyak mayat bertebaran dan darah dimana-mana. Sekali lagi mereka kehilangan raja mereka, dan hanya tersisa ibu suri, beberapa pangeran dan tuan putri yang ada. Ekonomi Zitian semakin hancur, keamanan menurun, dan bencana kelaparan mulai melanda.
Disamping itu, banyak negara-negara kecil yang berada di bawah pijakan Zitian mulai memberontak dan melakukan penyerangan secara terang-terangan.
Ibu Suri yang mulai kewalahan menghadapi perang yang terus melanda, berulang kali mengirim surat pada Tianlu. Berharap Tianlu akan membantu dengan mengirimkan pasukan bala bantuan ke Zitian demi mengatasi peperangan yang terjadi.
"Apa sudah ada balasan dari Tianlu?"tanya Ibu Suri pada Mentri.
"Tidak Yang Mulia, tak ada jawaban apapun sampai sekarang"
"Hahh sialan! Kenapa mereka menjadi sangat sombong!"
"Yang Mulia, kita sudah mulai kehabisan prajurit----apa yang harus kita lakukan?"
"Aku juga tak mengerti, para bangsawan luar negeri telah menarik mundur pasukan mereka dan sama sekali angkat tangan untuk membantu Zitian. Hahh---- kemalangan apa semua ini?"
"Yang Mulia, hanya ada satu cara untuk meminta tolong pada Tianlu. Bagaimana jika kita pergi langsung kesana?"
"Benar, tapi mau ditaruh mana mukaku?"
"Kita bisa membuat alasan bahwa pelaku pembunuhan Putri Ke-7 Tianlu sudah tertangkap, dengan itu kita bisa meminta bala bantuan"
"Kau benar, jika memang itu bisa. Siapkan kereta kuda ku"
"Maaf Yang Mulia---saat ini jumlah prajurit kita sangat sedikit, jika kita keluar terlalu mencolok--yang saya takutkan adalah jika Yang Mulia menjadi incarannya"
"Benar juga, lalu apa yang harus kita lakukan?"
"Jalan satu-satunya adalah Yang Mulia harus berjalan sampai ke Tianlu"
"Apa?!!! Kau sudah gila? Jarak Tianlu dengan Zitian tidaklah dekat, kakiku bisa lecet jika terus berjalan"
"Tapi Yang Mulia----"
"Lupakan saja! Kita harus mulai merekrut prajurit baru"
"Kami sudah melakukan dari beberapa hari yang lalu Yang Mulia, tapi hanya beberapa orang yang berminat dan banyak dari rakyat memutuskan untuk pergi meninggalkan Zitian untuk mengungsikan diri ke beberapa negara dekat Tianlu"
"Sialan!!!! Kenapa semua menjadi berantakan seperti ini!!!! Hahh----hahh---- perintah semua rakyat untuk mengirimkan pria ke istana sebagai prajurit!"
"Tapi Yang Mulia----"
"Ini adalah titah ku! Tutup semua akses jalan agar mereka tak bisa meninggalkan Zitian, jika ada yang menentang----bunuh saja ditempat!"
"Ba--baik Yang Mulia"jawab Mentri dengan takut.

Jan lupa vote dan komennya 🌹
Aku butuh dukungan kalian 🤗

Hai hai hai gaes, gmna ceritanya? Makin seru kan?
Penasaran dengan kelanjutannya?

Komen di bawah ya,
Dan tunggu eps selanjutnya

Oke see you,

Next?

CATATAN :
SESUAI JANJI DI EPS SEBELUMNYA YA, HARI INI AKU UP LAGI

HARI INI ADA 50VOTE LAGI, BESOK AKU UP LAGI. LIKE DAN KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA

Asp : #1 Terbangun dan Menjadi Putri Jahat? [Completed]✓Where stories live. Discover now