Eps. 3

10.9K 990 17
                                    

Setelah makan siang, aku bergegas menemui Raja dan Ratu. Aku mulai memasuki aula kekaisaran, dan tampak Raja dan Ratu sudah menunggu. Aku berjalan dengan cepat diikuti Xin Er di belakang ku, aku pun menghadap.

"Salam Yang Mulia Raja dan Ratu"ucapku menunduk hormat diikuti Xin Er.
"Yu Huan anakku"sapa ibunda dengan senyum hangat.
"Yu Huan putriku, aku senang akhirnya kau sembuh dengan cepat"
"Katakan saja ada apa? Apa kali ini kau akan mengirim ku lagi ke Utara mengecek perbatasan? atau ikut dalam perlombaan perburuan?"jawabku ketus.
"Syukurlah kau sudah mengingat kami. Anakku kau adalah satu-satunya putriku yang berbakat dibandingkan ke-7 adikmu....."
"Katakan langsung"
"Yu Huan anakku, sebentar lagi adalah ulang tahun mu dan Yu Hui yang ke-19 tahun. Dan ibunda ingin agar kau memiliki......"
"Jangan di lanjutkan! Untuk ikut perlombaan, aku bisa. Untuk ikut turnamen, aku bisa. Bahkan untuk ikut perang dan memimpin 2 pasukan sekaligus, aku juga bisa. Tapi jangan suruh aku untuk menikah dengan raja dari lembah selatan. Karna itu tak akan pernah terjadi"
"Yu Huan......"
"Aku permisi"ucapku berpaling.
"Kau tidak boleh meninggalkan aula ini tanpa perintah ku!!!!"ucap Raja. "Pengawal kepung dia!"

Aku pun tersenyum tipis, lantas ku ayunkan tanganku dan pedang pun keluar. Dengan beberapa gerakan, pengawal itu tewas dengan sayatan di tubuhnya.

"Ayah tau.....pengawal mu bukanlah tandingan ku"ucapku ketus. Aku pun melepas pedang itu, dan pedang itu pun menghilang.

Aku beranjak pergi dari aula kekaisaran. Seketika Yu Hui menghampiri ku.

"Kak Yu Huan, ada apa?"tanyanya. Aku pun hanya melewatinya. "Kak Yu Huan" teriak Yu Hui seketika. Aku pun berhenti.
"Apa?!"
"Kenapa kak Yu Huan tidak menerima titah Raja? Kak Yu Huan tau kan titah Raja itu mutlak? Apa kakak tau kerajaan kita sedang kritis ekonomi?"
"Kau pikir aku tak tau apa-apa? Bahkan dalam bidang militer pun, aku jauh lebih faham. Kau diam dan jangan merengek, membosankan"ucapku berpaling.
"Kak Yu Huan....."

Aku pun kembali ke paviliun Yu Huan.
"Xin Er, aku lapar"
"Sebentar Nona, saya akan persiapkan makan untuk Nona" Ia pun berpaling, sedangkan aku melepas baju luar ku.
"Sungguh menyusahkan memakai baju ini. Entah kenapa tubuh gadis ini sangat ringan namun sedikit kaku, aku rasa aku perlu melatih tubuh ini agar lebih lentur"

Aku pun berjalan keluar menuju taman belakang, disana aku pun menemukan beberapa alat pelatihan diri. Aku pun kembali mengayunkan tangan kananku, namun aneh pedang tak mau muncul.

"Kenapa ini? Bukankah sedari tadi sangat mudah?" Aku mencoba berulang kali namun hasilnya nihil. "Huffttttt.......sudahlah"keluhku. Aku pun melihat ke atas pohon yang cukup rindang, ada kertas terselip diantara ranting. Aku pun mencoba melompat, namun dengan ringannya tubuh gadis ini langsung ikut terpental tinggi. "Aaagghhh"teriakku saat aku jatuh di tumpukan semak-semak. "Sial, tubuh ini terlalu ringan. Melompat saja langsung terbang? Eum? Aneh aku kenapa gak ngerasa sakit sama sekali?"

"Nona?"panggil Xin Er.
"Xin Er?"
"Makanannya sudah siap"
Aku segera berpaling dan kembali ke kamar.

"Xin Er"
"Iya Nona? ada yang perlu saya bantu?"
"Kenapa taman belakang sepi?"
"Bukankah itu perintah Nona? Selain saya, Nona tidak mengizinkan siapapun mendatangi taman belakang paviliun"
"Ouhh. Makanan ini sungguh hambar"
"Maafkan Saya Nona, Saya akan buatkan yang baru"
"Tak perlu. Kita pergi keluar istana aja"
"Hm??"

Beberapa saat kemudian, aku sudah berganti baju dengan pakaian biasa berwarna merah muda putih selutut, dengan penutup kepala. Sedangkan Xin Er menggunakan pakaian rakyat biasa.

"Nona, saya tidak yakin apakah ini dapat mengelabui pengawal"
"Aku tak akan lewat depan. Kau menurut saja"
"Tapi Nona....."
"Kau sudah siap?"
"Iya Nona, tapi....."
"Kita berangkat"ucapku menarik Xin Er melompat.
"Aaagghhhh"teriak Xin Er karena takut ketinggian.
"Pelankan suaramu"
"Maaf Nona"

Kami berhasil keluar dengan aman. Setibanya di pasar, aku pun melihat sekeliling.
"Wahhh, ini pertama kalinya setelah sekian lama saya tidak keluar"
"Apa aku sebelumnya.....tak pernah bawa kamu keluar?"
"Belum, Nona Yu Huan sering menghilang beberapa hari sampai semua pengawal mencari Nona. Lalu Nona kembali dengan keadaan luka"
"Xin Er kita coba makan disitu"ucapku.

Kami pun memesan beberapa makanan di situ. Dan tak butuh lama makanan datang.
"Kau kenapa berdiri saja? Duduk!"
"Tapi Nona---"
"Jangan terlalu formal, kau dan aku sepertinya seumuran. Duduklah, dan makan bersama ku"
"Tapi Nona----"
"Dan berhentilah memanggil ku Nona saat kita diluar. Hahhh---mengerti?"
"Baik Nona"

Akhirnya semua makanan tersaji diatas meja.
"Makanlah"ucapku mengambil daging sapi.
"Wah Nonaa, ini sangat lezat"ucap Xin Er dengan tatapan berbinar.
"Rasanya biasa saja"
"Haha......Nona sungguh punya selera makan yang tinggi"
"Makanlah sepuasnya, aku yang akan bayar"

Seketika sebuah keramaian pun terjadi, nenek pemilik rumah makan ini tampak menangis ketakutan saat beberapa pria dengan amarah menghampirinya.

"Aku bilang kalian harus bayar pajak!"
"Tolong, kami baru saja buka karena ada kendala dalam pemasokan"ucap wanita tua.
"Itu bukan urusan ku. Sekarang cepat bayar! Kau tidak tau kan Putri Yu Huan yang menyuruh kami!"
"Baik baik kami akan membayar.....tunggu sebentar"

"Beraninya dia menggunakan aku sebagai tombak"gumanku. Aku pun beranjak dari tempat dudukku.
"Nona, kau mau kemana?"tanya Xin Er.
"Duduk manis dan jangan kemana-mana. Mengerti?"

Aku pun berpaling menghampiri gerombolan pria itu.
"Ini-hanya segini penghasilan kita saat ini" ucap wanita tua. Aku pun menghentikan tangan nenek tua itu.
"Simpan kembali"ucapku ketus.
"Hey siapa kau? Berani-beraninya ikut campur, semua yang berjualan harus membayar upeti padaku"
"Benarkah? Siapa yang menyuruhmu?"
"Punya nyali juga kau. Mau mati?"
"Aku tanya......siapa atasanmu?!"
"Hahahaha..........(tawa mereka dengan lantang) kenapa? kau mau melawannya?"
"Sekali lagi aku tanya! SIAPA ATASANMU?" ucapku dengan nada berat.

"Aura mengerikan yang mematikan!" guman pria yang tampaknya pimpinannya.
"Itu---Tuan Putri Yu Huan, orang paling berkuasa di kerajaan ini. Aku yakin kau pun takut mendengar namanya" ucapnya tertawa keras.

Aku pun meninjunya hingga terpental keluar restoran.
"Sialan beraninya kau! Cari mati?"ucap salah satu budaknya.

Aku kembali meninju dan Ia pun terpental lebih jauh dari orang tadi.
"Aura---pembunuh yang sangat kuat"bisik orang-orang.
"Siapa dia?"
"Siapa kau? Aura membunuh yang sangat kuat---tidak mungkin kan---kau kau--"ucap pemimpin itu.

Aku pun membuka penutup kepalaku. Lantas menatap nya dengan tatapan dingin namun tajam menusuk.
"Ma....ma....mata merah darah dan aura membunuh yang kuat. Kau....kau....."
"Aaahhhhhhh"teriakan warga disitu saat pedangku menancap tepat di jantung pria itu. Pria itu pun berubah menjadi abu dan hilang.

Ku lirik sekitar ke arah anak buahnya. Mereka pun mundur ketakutan.
"Pergi! Selagi aku mengampuni"ucapku dengan nada berat. Mereka segera berlarian terombang-ambing. Aku berbalik dan semua orang berjongkok ketakutan. Wanita tua itu tampak menangis di hadapan ku. "Bangun!"

Wanita tua itu hanya mendongak menatapku.
"Bangun!"ucapku dengan nada berat.
wanita tua itu berdiri dengan rasa takut. Ku rogoh tas kantung di pinggang ku, seketika seorang gadis berjongkok di depanku.
"Tolong, jangan sakiti nenekku. Dia satu-satunya keluarga ku"
"Nona, maaf jika....."aku pun melempar satu kantung kecil ke arah wanita tua itu. Lalu aku pun berpaling.
"Jika kurang.....kau bisa datang ke Paviliun Yu Huan dan meminta padaku"ucapku lantas pergi. "Ayo Xin Er"
"Tapi Nona......"

Semua orang tampak tercengang. Wanita tua itu pun membuka kantung itu.
"Oh Dewa, terimakasih terimakasih" ucapnya berulang kali.
Semua orang hampir tak percaya, ada lebih dari 10 liang emas dan 10 liang perak dalam kantung itu.

Asp : #1 Terbangun dan Menjadi Putri Jahat? [Completed]✓Where stories live. Discover now