24

1.9K 114 1
                                    

"Boss" ucap Anak buah Aldrin.

"Lo bawah informasi apa" balas Aldrin bersantai menutup matanya.

"Bagaimana kalau sebaiknya kita ngak usah balas dendam bos" ucap Anak buah Aldrin gugup. Aldrin mendengar ucapan itu berdiri mencengkram kerah baju Anak buahnya.

"Apa maksud lo" ucap Aldrin tidak melepas cengkeramannya.

"Hkhk bos" ucap Anak buahnya yang kesulitan bernafas karena cengkeraman Aldrin di lehernya.
Aldrin melihat Anak buahnya kesulitan bernafas melepaskan cengkeramannya.

"Katakan" ucap Aldrin menatap Anak buahnya dengan tatapan mematikan.

"Maksud saya sebaiknya kita tidak berurusan dengan salah satu keluarga seorang mafia bos, saya takut kita akan mati satu persatu" ucap Anak buahnya ketakutan sambil menunduk.

"Mafia?" ucap Aldrin bertanya.

"Iya bos, Rachel merupakan salah satu sepupu dari bos mafia terbesar di Perancis" ucap Anak buahnya. Aldrin mendengar itu tercengang. Bagaimana bisa gadis sepolos dia adalah salah satu sepupu seorang bos mafia.

Hospital
"Bagaimana keadaan kamu sayang" ucap Rava mengelus kepala adiknya.

"Kenapa mata kakak ada rasa ketakutan. Siapa yang membuat kakak takut" ucap Rachel menatap lekat manik mata Rava.

POV Rava
Gue mendengar ucapan Rachel kaget.
Bagaimana bisa adik kesayanganku tau rasa takut dan khawatirku.

"Ah ngak kok sayang, kakak ngak pernah takut dengan siapapun" balas gue sedikit gugup. Bagaimana bisa gue berbohong di hadapan adik gue.

"Kakak bohong, kakak kenapa ngak mau cerita sama aku" ucap Rachel membuat dada gue sedikit sesak.

"Memang kakak pernah bohong sama adik kakak yang gemesin ini" jawab gue mencubit pipi Rachel yang membuatnya kesal.

"Syukurlah gue bisa ngalihin pembicaraan" gumam gue dalam hati melihat Rachel ngambek karena gue cubit pipinya.

"Kakak keluar dulu ya sayang" ucap gue mengelus lembut kepalanya.

"Kakak mau kemana ihk" tanya Rachel masih tetap dengan wajah yang terlihat sangat kesal.

"Kakak mau beliin kamu cemilan, masa kamu ngak mau ngemil. Kamu mana bisa ngak ngemil" jawab gue tersenyum agar dia ngak curiga.

"Kakak tau aja" balasnya melepaskan tangan gue.

"Kakak hati-hati ya" sambungnya melambaikan tangan.

POV Rachel
"Kakak kenapa ya" ucap Aku bicara sendiri melihat kepergian Kak Rava.

"Mungkin lagi ada masalah kali ya" sambungku berpikir positif mungkin saja yakan. Tiba-tiba aku mendengar suara pintu ruangan ku terbuka.

"Kakak udah kembali" ucapku berbalik. Aku kaget melihat orang itu.

"Si..siapa kamu" ucapku bertanya.
Dia mulai mendekat dan aku mulai ketakutan menatap tatapannya.

"Kenapa lo ngak mati saja sih" ucapnya membuatku semakin takut.

"Jangan bunuh aku" ucapku memohon ketakutan.

"Dasar wanita bodoh" ucapnya mendorongku ke ujung jendela yang terbuka.

"To..long" teriakku gugup diikuti rasa ketakutan.

"Diam" ucap orang itu membuatku semakin takut.

"Ra..chel" ucap Visal yang baru saja datang dan membuka pintu kamarku.

"Kak tolongin aku" ucapku ketakutan menatapnya.

"Lo" ucap Visal kaget melihat orang yang mau mencelakai aku. Tetapi orang itu kabur melalui jendela yang lumayan tinggi. Aku melihatnya, dia sepertinya tidak terlalu kesakitan karena dia berlari sangat cepat.

"Kamu ngakpp" ucap Visal menatapku lekat dengan tatapan khawatir.

"Ngakpp kok kak" jawabku tersenyum
Ntah kenapa aku mulai merasa nyaman bersamanya. Mungkin karena aku di kelilingi saudara laki-laki semua jadi langsung nyaman dekat dengan Visal.

"Oh iya kamu udah sehat" ucapnya bertanya kepadaku.

"Nggak tau kak" jawabku membuat dia sepertinya mau tertawa melihatku, tetapi aku memang ngak tau kalau aku udah sembuh atau ngak kan aku bukan dokternya.

"Ya udah" ucap Visal menggendongku.

"Kamu tidur aja dulu baru aku panggil dokter" sambungnya menurunkan ku di brankar.

"Tapi kak aku takut" ucapku memegang tangannya agar dia berhenti.

"Yaudah ntar aja aku panggilnya" ucap Visal duduk di kursih samping brankar ku.

"Kamu makan ini dulu, hmm maaf ya kalau makanannya ngak enak soalnya lagi berusaha" ucap Visal terlihat malu dan mengalihkan perhatiannya.
Aku ketawa melihat ekspresinya.

"Kenapa ketawa" ucapnya bertanya.

"Habis muka kakak lucu hhhhh" jawabku tertawa mengingat ekspresinya yang malu.

POV Visal
Melihatmu tersenyum aku merasa tenang karena setelah kejadian ini.

"Aku kira kamu akan jadi pendiam karena kejadian kemarin tetapi ternyata kamu bukan wanita lemah walaupun kamu terlihat polos" gumamku tersenyum dalam hati.

"Iya ketawain aja terus" ucap gue melihatnya tertawa.

"Duh kakak aku ngambek hhhh" jawabnya mencubit pipi gue.

"Sakit Raa" ucap gue padahal ngak terasa sama sekali karena tangannya yang mungil seperti tidak ada tenaga.

.
.
.

Dibalik pintu
"Kenapa lo kelihatan bahagia di dekatnya, gue ngak pernah ngelihat lo sebahagia ini selama di dekat gue" ucap seseorang yang memperhatikan Rachel dan Visal. Dia pergi dan menjatuhkan buah-buahan yang dia bawah.

RACHELICA (COMPLETED)Where stories live. Discover now