43

1.9K 107 1
                                    

"Jika saat ini Tuhan tidak mempersatu kan kita di dunia bisakah ku pinta pada Tuhan untuk mempersatu kan kita di akhirat nanti?"

~ Gavino Foster

"Pintaku ingin selalu ada di sisimu melalui harimu bersama, tetapi nyatanya kamu lebih menginginkan melaluinya
bersama Tuhan"

~ Ferro Javier

.
.
.

"Dok tolong adik saya, selamatkan nyawa nya. Berapapun biaya nya akan saya bayar saya mohon" ucap Radhit.

"Iya saya akan berusaha menyelamat kan adik kalian sebisa saya, saya harap kalian bisa membantu mendoa kan keselama tan adik kalian" ucap Dokter itu masuk kedalam ruangan dimana Rachel berada.

"Kak tangan lo penuh darah, lo lebih baik ke toilet buat bersihin tangan lo" ucap Ryan memberitau kakak nya.

"Gue ngak akan pernah ninggalin adik gue lagi" ucap Radhit frustasi mengacak - acak rambut nya dengan tangan yang berlumuran darah.

"Ya udah gue beliin lo tisu" ucap Rava pergi meninggal kan kedua saudara nya.

.
.
.

"Wah untung lo sadar, jantung gue hampir copot ngelihat lo kek gini" ucap Mike heboh.

"Heboh banget dah" ucap Dion menyindir.

"Sirik aja lo" balas Mike tidak terima disindir.

"Cih" desis Gavi.

"Ngapa lo" tanya Edgar.

"Ya udah lo kan udah sadar, gue mau lanjut cari Rachel" ucap Gavi menepuk pundak Ferro dan keluar.

"Lo ngak ikut tuh teman lo" ucap Gio.

"Emang dia teman kita ya?" tanya Dion.

"Lah bego" ucap Radeva menoyor kepala Dion dan pergi bersama Azka menyusul Gavi.

"Woiiii tungguin gue" teriak Dion keluar mengejar teman - temannya.

"Berisik amat ya ampun, dasar toa berjalan" umpat Mike kesal karena suara Dion yang cempreng.

"Lo kenapa diam aja sih Fer gue kan jadi khawatir" tanya Edgar.

"Iya" jawab Ferro singkat.

"Gimana ya keadaan Rachel" ucap Ferro pelan tapi masih bisa di dengar temannya.

.
.
.

"Gav lo mau kemana lagi sih" tanya Radeva menyesuai kan posisi jalan nya dengan Gavi.

"Dimana pun yang memungkin kan Rachel berada" jawab Gavi berjalan lebih cepat meninggal kan Radeva dan Azka di belakang nya.

"Brug" Gavi tidak sengaja menabrak seseorang.

"Maaf gue ngak senga...ja" ucap Gavi kaget melihat siapa orang yang dia tabrak.

"Lo kak lo kok bisa disini" tanya Gavi menatap Rava yang saat ini berdiri di depan nya. Rava tidak menjawab pertanyaan Gavi dan pergi lebih dulu, tetapi Gavi yang kepo mengikuti Rava dari belakang.

"Sini tangan lo kak" ucap Rava yang saat ini sudah ada di sebelah Radhit.

"Nggak usah" jawab Radhit singkat yang terlihat sangat frustasi.

"Gue bilang sini" ucap Rava mengambil paksa kedua tangan Radhit untuk membersih kan darah Rachel yang ada di kedua tangan nya.

"Lo kok kalian semua di sini" tanya Gavi melihat tiga saudara Rachel berada di depan nya saat ini.

"Apa jangan - jangan yang ada di dalam..." sambung Gavi menggantung ucapan nya.

Tiba - tiba dokter yang memeriksa Rachel keluar dari ruang operasi, membuat Radhit, Ryan, dan Rava langsung berjalan ke arah dokter itu.

"Gimana dok keadaan adik saya" tanya Radhit tidak sabaran.

"Maaf adik anda tidak bisa saya selamat kan karena tusukan di perut adik anda sangat dalam dan akibat tusukan itu, membuatnya kekurangan banyak darah di perjalanan sebelum sampai di rumah sakit" ucap Dokter itu membuat Rava, Ryan, Radhit tambah frustasi dan juga Gavi yang mendengar nya sangat syok sehingga terduduk di lantai.

RACHELICA (COMPLETED)Where stories live. Discover now