2

6.7K 389 0
                                    

Prancis, Kediaman Anderson.

"Pelayan panggil semua anak-anak" ucap seorang wanita paruh baya cantik yang wajahnya masih muda berseri-seri di usianya.

"Baik Bu" jawab pelayannya.

Tak lama dua pria tampan dan tinggi turun dari atas menuju ruang keluarga.

"Mama sudah pulang" ucap pria yang memasuki usia remaja sebut saja Rava Putra Anderson.

"Iya mama baru saja pulang dari menjenguk Oma dan Opa kalian" jawab wanita itu sebut saja Vernatha Anderson.

"Bagaimana keadaan Oma dan Opa sekarang Ma?" tanya pria yang memasuki usia dewasa sebut saja Rhyan Putra Anderson.

"Iya Oma dan Opa kamu sehat-sehat saja" jawab Vernatha mama mereka.

"Oh iya kamu tidak kerja Rhyan?" sambungnya bertanya.

"Ngak Ma, aku lagi ambil istirahat" jawab Rhyan.

"Kenapa mama tidak melihat adik kamu" ucap Vernatha.

"Kamu tau adik kamu dimana?" sambungnya bertanya kepada putranya.

"Aku ngak lihat Rachel Ma, mungkin lagi tidur" jawab Rhyan.

"Pelayannn" teriak Vernatha.
"Iya bu" jawab pelayan.

"Panggilkan Rachel di kamarnya dan suruh dia turun ke sini" ucap Vernatha.

"Maaf Ibu, Non Rachel tadi sore kabur dari rumah" jawab pelayan itu takut.

"Apa!!!!" teriak Vernatha.

"Pengawal kenapa tidak mengejar Rachel" tanya Rhyan marah.

"Semua penjaga sudah mengejarnya tuan tapi Non Rachel tidak bisa di kejar karena Non Rachel larinya sangat cepat" jawab pelayan itu gugup.

"Shittt!!!" teriak Rava.

"Kakak ayo kita cari Rachel" sambung Rava dan berdiri.

"Tidak Rava, kakak tau pasti Kak Radhit sudah menemui Rachel" jawab Rhyan tersenyum tipis.

"Kenapa kakak tau" tanya Rava.

"Kamu kayak ngak tau Rachel saja, dimana pun dia kabur pasti Kak Radhit bisa mengetahuinya" jawab Rhyan santai.

"Kalian ini bukannya cariin adik kalian Rachel, malah senyum-senyum ngak jelas" ucap Vernatha khawatir.

"Mama ngak usah khawatir, aku jamin Rachel ngak bakalan kenapa-kenapa" jawab Rhyan menenangkan mama nya.

.
.
.
.

POV Rachel
"Kak Radhit kok bisa sih tau kalau aku di Indonesia" tanyaku cemberut.

"Memang Kakak pernah ngak bisa ngelacak keberadaan kamu?" balas Kak Radhit bertanya.

"Kok kakak malah nanya Rachel" jawabku masih tetap cemberut.

"Kamu udah tau jawabannya malah nanya" balas Kak Radhit.

"Aku ngak tau kakak" ucapku.

"Yasudah, kamu siap-siap kita pulang. Mama,Papa, sama Kakak kamu yang lain pasti khawatirin kamu" ucap Kak Radhit mengelus kepalaku.

"Kok di suruh pulang sih kakak" balasku ngambek.

"Ini bukan tempat tinggal kamu sayang, sana kamu siap-siap kita langsung pulang" ucap Kak Radhit menjelaskan.

"Tapi kakak aku mau di sini, aku mau sekolah di sini juga, aku mau hidup mandiri disini" balasku dengan wajah memohon.

"Ngak boleh! Kamu ngak boleh di sini" ucap Kak Radhit tegas.

"Kok kakak malah marah sama aku sih, kan aku cuma mau belajar mandiri kakak. Aku bosan di Prancis apa-apa di jagain, mau kesana di ikutin pengawal. Aku ngak suka kakak, aku mau bebas" ucapku memohon dan menangis.

"Kamu jangan nangis sayang, kakak ngak tega ngelihat kamu nangis" balas Kak Radhit memelukku.

"Kakak izinin aku sekolah di sini ya, aku mohon" ucapku memohon.

"Baiklah kamu bisa sekolah di sini tapi kamu harus sekolah di sekolah milik kakak dan juga kamu harus di jaga bodygard yang kuat" balas Kak Radhit menghapus air mataku.

"Aku ngak mau kakak, aku mau sekolah yang bukan milik keluarga kita dan aku juga tidak mau jika terus di jagain. Aku ini sudah dewasa" ucapku menjelaskan.

"Tapi kakak khawatir sama kamu Rachel" balas Kak Radhit memelukku erat.

"Kakak ngak usah khawatir, aku bisa jaga diri" ucapku tersenyum.

"Kakak tidak bisa menolak setiap permintaan kamu, kakak akan izinin kamu bebas hidup di sini. Tapi kamu harus ingat setiap kamu butuh bantuan kakak, kakak pasti akan selalu ada buat kamu sayang" balas Kak Radhit menatapku.

"Aku sayang kakak" ucapku tersenyum memeluk kakak.

"Baiklah kakak harus pulang, kakak punya banyak pekerjaan. Kamu harus baik-baik di sini ya, cari sekolah yang kamu sukai dan kamu jangan nakal di sini" ucap Kak Radhit menjelaskan ke aku.

"Siap kakak" jawabku tersenyum.

"Jadi kakak malam ini harus pulang" sambungku cemberut.

"Iya sayang, kamu jaga diri baik-baik ya" balas Kak Radhit mencium dahiku.

Aku mengantarkan kakak sampai depan pagar rumah minimalisku.

.
.
.
.

POV Radhit
"Kakak harap kamu baik-baik saja di sana" gumamku sedih.

"Trittttt" aku melihat ke arah ponsel yang tertera nama kontak Mama.

"Halo ma" ucapku.

"Halo sayang, kamu sudah menemukan adik kamu? Dimana dia sekarang sayang, Mama ingin berbicara dengan adikmu" balas Mama dengan nafas yang memburu, terdengar bahwa mama sedang mengkhawatirkan Rachel.

"Mama tenang dulu ya. Aku sudah menemukan Rachel dan dia tidak terluka sedikitpun Ma" jawabku di ponsel menenangkan Mama.

"Tapi mama ingin berbicara dengan adikmu, sekarang dimana dia" ucap mama bertanya.

"Mama aku sekarang sudah perjalanan menuju rumah, aku akan menjelaskannya di rumah Ma" balasku mematikan ponsel.

RACHELICA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang