5

4.1K 222 4
                                    

Bel istirahat telah berbunyi yang menandakan pembelajaran sudah selesai dan membuat seluruh siswa bahagia mendengarnya. Seluruh siswa bergegas menuju kantin untuk mengisi perut mereka.

"Hei kamu minggir dong, aku mau keluar" ucap Rachel membangunkan Arka. Rachel terkurung di dalam bangkunya sendiri, Rachel duduk di bangku belakang dan di ujung tembok .

"Hei kamu sana ihk" sambung Rachel membangunkan Arka tetapi Arka sama sekali tidak bergerak.

"Kamu ngak mati kan" sambung Rachel bertanya melihat Arka yang tidak bergerak di tempatnya.

"Kamu jangan mati di sini, kasihan sekolah ini jadi horor kalau kamu mati di sini" ucapnya lagi tetap menggoyangkan badan Arka yang sama sekali tidak bergerak.

POV Arka
Sebentar lagi jam pelajaran selesai gue mau ngerjain ni cewek resek. Gue sengaja tidur di bangku gue supaya cewek ini ngak bisa keluar dari bangkunya. Ngak lama bel istirahat berbunyi dan gue ngintip dia lagi beresin bukunya.

"Hei kamu minggir dong, aku mau keluar" ucap Rachel bangunin gue tapi gue ngak mau bangun. Dan seperti rencana gue dia ngak bisa keluar kemana-mana karena gue.

"Hei kamu sana ihk" sambung Rachel membangunkan gue tetapi gue sama sekali tidak bergerak.

"Kamu ngak mati kan" sambung Rachel bertanya melihat gue yang tidak bergerak di tempat gue.

"Sabar ka sabar" gumam gue dalam hati.

"Kamu jangan mati di sini, kasihan sekolah ini jadi horor kalau kamu mati di sini" ucapnya lagi tetap menggoyangkan badan gue yang sama sekali tidak bergerak.

"Lo ngedoain gue mati ya" balas gue bangun menatapnya.

"Habisnya kamu ngak bangun, aku kira kamu udah mati" jawabnya dengan muka polosnya, gue ngelihat mukanya tambah emosi.

"Lo polos atau bodoh si" tanya gue.

"Ngak dua-duanya" jawabnya mendorong gue dan dia keluar dari bangkunya.

"Woii cewek aneh" teriak gue tapi dia sudah keluar dari kelas.

Kantin
"Kantinnya rame banget" gumam Rachel cemberut dalam hati.

Rachel melihat banyak orang yang ngantri jadi hilang nafsu makan karena Rachel malas nunggu. Jadi Rachel memutuskan pergi ke perpustakaan terlebih dahulu. Sebelum keluar Rachel ngak sengaja menabrak seseorang.

"Aduhh" ucap Rachel meringis mengusap dahinya yang tertabrak dengan badan seseorang.

"Lo kalau jalan hati-hati" ucapnya menunjuk Rachel.

"Lah kan aku tadi mutar bukan jalan" balas Rachel dengan muka tak berdosa.

"Lo kok jadi nyolot sih" jawabnya menatap Rachel tanpa ekspresi.

"Nyolot itu apa" balas Rachel bertanya dengan polos.

"Ha? Lo ngak tau" jawab seseorang itu.

"Tau apa" balas Rachel melihat seseorang itu.

"Dasar bocah, minggir lo" ucap seseorang itu mendorong Rachel.

"Sini gue bantu, lo ngakpp kan" jawab teman seseorang tadi yang mendorong Rachel.

"Aku ngakpp kok cuma jatuh aja" balas Rachel polos.

"Maafin teman gue ya, dia emang gitu" jawab teman seseorang tadi.

"Iya ngakpp" ucap Rachel keluar dari kantin dengan berjalan seperti anak kecil.

POV Edgar
Gue berjalan bersama sahabat gue dan seperti biasa semua orang takut melihat gue dan sahabat gue. Siapa sih yang ngak takut dengan gue dan sahabat gue. Kami di takuti karena kenakalan kami dan kejahilan kami.

Gue dan sahabat gue pergi ke kantin buat ngisi perut kami. Tapi sebelum gue masuk, gue melihat Ferro menabrak seorang cewek yang asing bagi gue. Gue lihat dia ngejawab setiap perkataan Ferro tapi anehnya dia menjawabnya dengan polos bukan dengan rasa takut.

Jarang ada seorang cewek yang ingin mencari masalah dengan Ferro. Gue perhatiin muka cewek ini seperti muka eropa cantik dan imut. Gue melihat dia di dorong oleh Ferro dan ngak ada teman gue yang nolongin dia. Jadinya gue yang nolongin dia.

"Sini gue bantu, lo ngakpp kan" ucap gue mengulurkan tangan gue ke dia.

"Aku ngakpp kok cuma jatuh aja" balasnya polos.

"Ya ampun ni cewek bego atau gimana sih, udah jelas-jelas jatuh tapi bilang ngakpp cuma jatuh" gumam gue menahan tawa.

"Maafin teman gue ya, dia emang gitu" jawab gue ramah.

"Iya ngakpp" ucapnya keluar ninggalin gue dari kantin dengan berjalan seperti anak kecil.

"Lucu" gumam gue dalam hati secara ngak sadar.

Gue ikut bergabung ke meja sahabat gue.

"Lo ngapain sih bantuin tuh cewek bocah" ucap Ferro ngelihat gue.

"Kasihan gue ngelihat dia" balas gue santai dan duduk di samping Gio.

"Dih tumbenan amat lo kasihan sama cewek" ucap Veno ngelihat gue.

"Biasa aja kali" jawab gue santai.

"Lagian tuh cewek siapa sih" ucap Farro yang gue lihat masih kesal gara-gara cewek tadi.

"Anak baru kali, tapi lumayan cantik" jawab Mike senyum genit.

"Dasar lo kalau cewek cantik aja, diembat" balas Bintang menyindir Mike.

"Sirik aja lo" ucap Mike sinis.

"Ngapain juga gue sirik sama lo" balas Bintang datar.

"Yaudah ngak usah banyak koment" ucap Mike melotot ke arah Bintang.

"Mulut-mulut gue kenapa lo yang sewot" balas Bintang tidak kalah melotot.

"Gue colok mata lo baru tau rasa lo" ucap Mike mengarahkan jarinya ke mata Bintang.

"Colok aja kalau lo berani" balas Bintang melihat ke arah Mike.

"Woiii berhenti ngak lo, pusing gue dengerin lo berdua berantem mulu" ucap gue menengahi.

"Rasain lo" ucap Mike meledek ke arah Bintang.

"Lo tuh" balas Bintang meledek ke arah Mike.

"Gue bilang sudah!!!" ucap gue tegas dan seketika mereka semua diam.

"Nah gitu dong nurut" sambung gue tersenyum.

RACHELICA (COMPLETED)Where stories live. Discover now