3. "Wedding"

2.2K 135 2
                                    

Tepat pada hari ini Ica dan Arkan sedang melangsungkan hari pernikahan mereka, ralat tapi PERNIKAHAN TERPAKSA. Perasaan Ica sekarang antara sedih dan senang, senang karena ia sebentar lagi merubah statusnya yakni menjadi seorang istri dan sedih karena Ica merasa dikehidupannya nanti dengan Arkan tidaklah baik seperti suami istri pada umumnya.

Kedua orangtua Arkan dan Ica sedaritadi tersenyum sumringah karena pernikahan Arkan dan Ica, terutama Mama Arkan yang sedari dulu menginginkan Ica jadi menantunya dan keinginannya sekarang terwujud. Walaupun pernikahan mereka hanya sederhana tapi tidak masalah bagi Ica walaupun sederhana tapi dimata Allah Ica sudah sah menjadi seorang istri dar Arkan.

"Sah?" ujar Penghulu tersebut.

"Sah!" jawab para saksi dan para tamu.

Akhirnya Ica dan Arkan sudah sah menjadi seorang suami istri, apakah Arkan mengundang teman-temannya? Jawabannya adalah tidak karena Arkan ingin mengundang pernikahannya khusus untuk cewek yang ia cintai bukan dijodohin.

Arkan memasangkan cincin dijari manis Ica dengan terpaksa tanpa adanya senyuman di wajah Arkan sekalipun, Ica yang melihat hanya bisa tersenyum lirih dan ini adalah awal baru kehidupan Ica. Mungkin Ica akan terbiasa menerima sikap dingin Arkan nantinya. Ica yang memasang kan cincin pernikahan dijari Arkan sang suami dengan senyuman yang sangat tulus dan Ica langsung salam dengan Arkan sambil tersenyum manis.

Sesi berikutnya adalah sesi foto para pengantin baru, sama dengan sebelumnya Arkan berfoto bersama Ica tanpa adanya senyuman sedikitpun hanya wajah dingin yang ditampilkan oleh Arkan. Ica yang menyadari itu hanya bisa tersenyum pasrah saja, mungkin Arkan belum bisa menerima ini semua dan Ica yakin suatu saat nanti Arkan bisa menerima semua dengan ikhlas tanpa adanya keterpaksaan lagi.

👀👀👀

Setelah selesai pernikahan mereka Ica dan Arkan langsung pergi menuju rumah Arkan untuk tinggal disana. Sesampainya dirumah Arkan dan Ica langsung menuju kamar Arkan  untuk ganti baju dan membersihkan badannya.

"Lo inget ya gue nikahin lo karena terpaksa bukan atas dasar cinta, ngerti lo?!" ujar Arkan dengan ketus.

Ica yang mendengar hanya bisa menunduk dan mengangguk saja, bagaimanapun juga Ica sekarang berstatus istri Arkan dan harus menuruti semua perkataan Arkan.

"Ya Tuhan baru hari pertama aku menikah tapi kenapa kayak gini?" batin Ica menangis.

"Kita satu kamar tapi lo harus tidur di sofa jangan dikasur," ujar Arkan.

Ica membelalakkan matanya. "T-ta-tapi kenapa Mas?" tanya Ica pada Arkan.

Karena Arkan lebih tua dari Ica oleh karena itu Ica memanggil Arkan dengan sebutan "Mas".

Arkan tersenyum miring. "Lo berharap kalau kita satu ranjang kayak suami istri lainnya?"

Ica mengangguk pelan.

"Itu hanya MIMPI, gue mau satu ranjang dengan orang yang gue cintai. Dan lo bukan termasuk cewek yang gue cintai, lo itu hanya orang baru masuk di kehidupan gue dan merusak segalanya di kehidupan gue." ujar Arkan dengan penuh penekanan.

"Kenapa kita nggak mencoba untuk menerima diri masing-masing?" tanya Ica lembut dan memegang lengan Arkan.

Arkan menepis tangan Ica yang memegang lengannya. "Gue nggak mau! udah syukur gue nikahin lo biar hidup lo berubah. Oh iya gue lupa, lo itu kan cuman numpang hidup sama gue, apalagi gue kaya makanya lo mau nerima perjodohan ini. Dasar cewek murahan!" ujar Arkan meremehkan Ica.

Jleb!!

Hati Ica sangat sakit mendengar penuturan Arkan yang merendahkan dirinya. "Jangan pernah sebut aku cewek murahan!"

"Memang kenyataannya seperti itu!" tantang Arkan.

"Kamu boleh hinaku tapi jangan sebut aku cewek murahan, aku nerima perjodohan ini demi orangtua aku bahagia. Karena selama ini aku belum pernah membahagiakan orangtua aku, dengan nerima perjodohan ini orangtua aku udah senang."

"Gue nggak sudi nikahin lo cewek kampung, gue pengen nikah dengan cewek sederajat dengan gue bukan lo."

Ica hanya bisa menangis sesegukan mendengar penuturan Arkan yang begitu menyakitkan, baru hari pertama ia menjadi seorang istri tapi kenapa seperti ini?.

"Maafin aku udah merusak kehidupan kamu Mas," ujar Ica dengan meminta maaf dan langsung beranjak pergi ke kamar mandi untuk menenangkan dirinya.

Didalam kamar mandi Ica menangis sejadi-jadinya karena perkataan Arkan yang membuat hatinya sakit.

Diluar Arkan tersenyum miring melihat Ica pergi kekamar mandi yang ada didalam kamarnya itu.

"Gue akan bikin hidup lo hancur!" ujar batin Arkan.

Anyeonghaseyo!
Terimakasih yang udah baca semoga suka ya!
Jangan lupa vote, komen, dan follow!

Kamsahamnida
Anyeong😍

I Will Go Out Of Your LifeDär berättelser lever. Upptäck nu