15. "Love You"

2.2K 93 2
                                    

Saat Ica dinyatakan keadaannya sangat kritis, Satria langsung memeriksa tubuh Ica termasuk penyakit yang ia alami. Setelah diperiksa lebih dalam, Satria terkejut dengan hasil yang telah ia periksa tadi untuk memastika Satria memanggil Dokter spesialis ginjal. Ternyata hasil pemeriksaan Dokter tersebut sama dengan hasil pemeriksaan Satria, sekarang hanya keajaiban yang bisa membuat Ica sadar dan sembuh.

Ceklek.

"Bagaimana kondisi Ica nak?" tanya Ayah Ica.

Ya, saat dinyatakan kritis lagi Arkan langsung menelpon kedua orangtua Ica, alangkah terkejutnya mereka dan mereka segera ketempat Ica dirawat.

"Maaf Yah, gagal ginjal yang dialami Ica sudah memasuki stadium 4," balas Satria pelan.

"Lo jangan bercanda Sat," timpal Arkan marah.

"Gue nggak bercanda Kan, gue tadi udah coba panggil Dokter spesialis ginjal dan hasilnya sama apa yang gue periksa,"

"Nak, tolong sembuhkan putri Ibu, Ibu mohon sama nak Satria," ujar Ibu Ica dengan berlutut kepada Satria.

"Bu diri jangan kayak gini," Satria membantu Ibu Ica berdiri.

Kedua orangtua Ica sangat bersedih mendengar kondisi Ica, pasalnya di antara keluarga mereka tidak ada yang mempunyai penyakit seperti itu.

"Bu, Pak, Arkan izin masuk ke ruangan Ica ya?" ujar Arkan dengan meminta izin.

Kedua orangtua Ica mengangguk pelan.

"Gue boleh masuk kan Sat?" tanya Arkan pada Satria.

Satria mengangguk. "Boleh, lo masuk aja beri dia semangat untuk bertahan," Ujar Satria dengan menepuk pelan pundak Arkan.

"Pasti!" balas Arkan.

👀👀👀

"Hai?" sapa Arkan pada Ica yang tengah berbaring tak berdaya, wajah yang sangat pucat tidaklah mengurangi kecantikan Ica.

"Kenapa sih kamu betah banget tidur? Kamu nggak capek tidur terus?" ujar Arkan yang tak terasa air matanya mengalir begitu saja dengan derasnya.

"Kenapa saat aku mau memulai semuanya dari awal kamu malah menghindar dari aku, kamu takut kalau aku bakal nyakitin kamu lagi? Aku ingin menebus semuanya sayang, aku ingin membahagiakan kamu tapi kamu harus janji sama aku untuk kamu berjuang dan sembuh demi aku dan kita akan menghabiskan masa-masa kita sampai tua dan bahkan sampai punya cucu dari anak-anak kita nantinya. Pokoknya kamu harus bangun sayang, setelah kamu bangun aku janji aku akan putusin Jennie demi kamu dan kita akan bahagia layaknya sepasang suami istri lainnya," selama Arkan mengajak ngobrol Ica air mata Arkan semakin mengalir deras dan sesegukan.

"Kamu masih ingat dengan perjanjian bodoh yang telah aku buat? kamu tenang aja perjanjian itu udah aku batalin karena aku ingin hidup berdua sama kamu, aku hanya ingin kamu yang mengurusi aku, aku hanya ingin kamu mengandung anak-anak aku nanti, aku nggak mau orang lain selain kamu. Haha aku lebay ya? Tapi itu kenyataannya sayang. Ternyata diabaikan oleh seseorang sangat sakit dan kamu hebat karena telah bertahan dengan aku yang selalu tidak peduli dengan kamu, bahkan aku nggak pernah ajak kamu untuk sholat bersama. Aku emang lelaki brengsek yang nggak tau diri seharusnya aku bersyukur menikahi kamu, wanita yang berhati malaikat,"

Arkan memeluk tubuh lemah Ica menenggelamkan wajahnya di cerukan leher Ica dengan sesegukan. Arkan menciumi seluruh wajah Ica yang terhalangi dengan selang berharap Ica dapat merasakan ciuman pertama kali yang ia berikan dan Ica segera sadar.

"Cepat bangun, aku mencintaimu disini aku merindukanmu dan menunggumu untuk segera sadar, I Love You Everything and I Miss You," Arkan menciumi kening Ica sangat lama dan tentu saja air mata yang terus mengalir yang sangat deras.

I Will Go Out Of Your LifeWhere stories live. Discover now