32. "Will Always be Together!"

1.6K 61 1
                                    

"Aku tau itu dan aku yakin kamu nggak akan yakin dengan keputusan kamu itu!"

Ica dan Ali menoleh ke arah sumber tersebut.

"Arkan?" ujar Ica dan Ali bersamaan secara pelan.

Arkan menghampiri Ica dan Ali. "Aku yakin kamu nggak akan pernah minta pisah sama aku, karena keadaan kondisi kamu yang seperti ini makanya kamu mengucapkan kata-kata haram itu," ujar Arkan tersenyum manis.

Ica tak percaya sosok yang ia rindukan selama ini kini berada di depannya dengan tatapan lembut serta senyum yang tak pernah pudar tapi keadaan mata yang membuat Ica meringis ia yakin pasti Arkannya sudah terlalu lama menangis sehingga mata Arkan sembab dan garis hitam sekitar mata membuat Ica merasa bersalah pada Arkan.

"Mas kamu benaran ada disini? Ini nggak mimpi kan?" tanya Ica tak percaya.

Arkan mengangguk pasti sambil tersenyum manis tapi tak dapat dipungkiri bahwa ia sangat senang sekali sangking senangnya Arkan tak dapat membendung air mata bahagianya tersebut.

Ali melihat dua sejoli ini tengah menangis bahagia sekaligus haru membuat Ali merasakan senang akhirnya mereka bersatu kembali.

"Kamu nggak mimpi kok," balas Arkan.

Tanpa basa-basi lagi Arkan langsung memeluk Ica erat begitupun Ica memeluk Arkan sangat erat seolah mereka tidak akan dapat dipisahkan kembali.

"Aku kangen banget sama kamu Mas," ujar Ica disela pelukannya bersama Arkan.

"Aku lebih, lebih merindukan kamu sayang," balas Arkan lembut.

"Maafin aku ya Mas?"

Arkan mengangguk. "Aku udah maafin kamu sebelum kamu minta maaf karena aku yakin kamu mengeluarkan kata haram itu karena kamu lagi terpuruk melihat kondisi kamu,"

Arkan dan Ica melepaskan pelukannya dan menatap satu sama lain, tatapan yang penuh kerinduan.

Arkan mengusap air mata Ica yang mengalir begitupun juga Ica mengusapkan air mata Arkan lalu mereka tertawa pelan bersama.

"Kacang mahal kacang, sekilo 20 rebu!" sindir Ali yang merasa diabaikan oleh dua sejoli ini.

Arkan dan Ica tertawa. "Eh lo masih disini? Gue kira lo udah balik kantor," ujar Arkan sambil terkekeh pelan.

"Demi lo Kan rela gue kesini padahal tugas yang lo kasih numpuk anjir," ujar Ali yang berpura-pura kesal.

"Yaudah balik gih ke kantor," usir Arkan dengan bercanda.

"What? Lo ngusir gue? Eh kalau bukan karena gue kalian nggak akan kayak gini," kesal Ali.

"Lo tau Ca? Tadi si Arkan manggil gue ke ruangannya terus dia mohon sama gue buat jengukin lo padahal kerjaan gue seabrek Ca tega laki lo Ca sama gue," sindir Ali.

"Nggak usah buka kartu juga kali," ujar Arkan kesal karena kartunya dibuka oleh Ali membuat Arkan malu.

"Oh ya? Kenapa nggak dia sendiri kesini Li? Atau telpon kan bisa yakan Li?" balas Ica sambil terkekeh pelan.

"Dia takut kalau lo ngereject telpon dia, bilangnya sih kangen, khawatir tapi nelpon bininya sendiri kagak mau aneh laki lo Ca,"

"Biasa Li gengsi dia tinggi jadi gitu,"

"Terus gue denger kan Ca dari karyawan kantor katanya si Arkan masang muka yang dingin banget lebih dingin dari es yang bikin semua orang takut buat nyapa laki lo,"

"Ali gue turunin gaji lo ya!" pekik Arkan kesal.

"Bener kan ucapan gue Ca? Lo liat aja buktinya dia marah sama gue," bukannya takut Ali malah makin membuka kartu Arkan dengan sengaja.

I Will Go Out Of Your LifeWhere stories live. Discover now