28. "Pasrah!"

1.8K 55 4
                                    

"Ya Tuhan tolong sembuhkan Ica jangan engkau ambil dia sebelum aku membahagiakannya Tuhan, hamba sadar selama ini hamba hanya membuat dia menderita dengan kelakuan buruk hamba Tuhan. Berikan hamba kesempatan kedua untuk memperbaiki hubungan hamba dengannya Tuhan, andai waktu bisa diulang hamba lebih memilih merasakan sakit itu daripada Istri hamba sendiri Tuhan, tolong sembuhkan Ica Ya Tuhan tolong sembuhkanlah hanya kepadaMu hamba meminta dan hanya kepadaMu lah hamba berharap. Aamiin Aamiin ya rabbal alamin" ujar batin Arkan meminta pertolongan kepada yang Maha Kuasa.

Setelah berdoa Arkan merasakan sedikit kelegaan di hatinya, kini Arkan hanya bisa berharap kepada Tuhan atas kesembuhan Ica.

"Sudah?" tanya Ali yang telah melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim.

Arkan mengangguk pelan sambil menghapus air matanya yang masih terus mengalir.

"Sekarang kita serahkan semuanya kepada yang di atas," ujar Ali.

Arkan menoleh ke arah Ali. "Makasih ya, karena lo, gue udah merasa lega walaupun hanya sedikit,"

"Itulah gunanya sahabat Kan,"

Arkan diam mendengar kata 'Sahabat' yang dilontarkan oleh Ali. Dan Ali menyadari hal itu tapi Ali hanya tersenyum melihat Arkan yang tengah terdiam.

"Ki--,"

"Kita masih sahabat hari ini, besok, dan selamanya, dan gue masih anggap lo sahabat gue bahkan saudara gue sendiri,"

"T-t-tapi gue udah pernah buat salah sama lo,"

Ali terkekeh. "Gue udah lupain soal itu, lo tenang aja. Gue dulu juga salah, nggak seharusnya gue ikut campur rumah tangga lo padahal gue baru kenal sama Ica tapi gue langsung ikut campur urusan rumah tangga lo,"

Arkan menggeleng pelan. "Nggak lo nggak salah Li, gue yang salah harusnya gua dengerin kata-kata lo tapi hati gue dulu dipenuhi aura kebencian gue terhadap Ica, maafin gue ya?" ujar Arkan tulus.

"Gue udah maafin lo Kan, karena bagaimanapun sikap lo sama gue, lo itu tetap sahabat gue selamanya nggak cuman sekarang tapi selamanya," Ali menepuk pelan pundak Arkan.

"Lo masih mau kerja sama gue?" tanya Arkan hati-hati.

Ali tersenyum ke arah Arkan. "Gue mau kalau lo masih nerima gue kerja sama lo,"

"Mulai detik, jam, menit ini lo bisa kerja sama gua lagi," balas Arkan.

"Makasih banyak Kan," ujar Ali terharu.

"Bagaimana dengan Satria?"

"Lo tenang aja sebelumnya gue udah bicarakan hal ini sama dia,"

Arkan dan Ali berpelukan karena hari ini hubungan Arkan dan Ali sudah seperti dulu lagi.

Handphone Ali berbunyi membuat mereka melepaskan pelukannya.

Tanpa melihat siapa yang menelponnya, Ali langsung mengangkat.

"Halo?"

"LO DIMANA KEADAAN ICA SEMAKIN LEMAH!"

DEGH!!!

"Lo kenapa Li?" tanya Arkan dengan deg-degan karena melihat wajah Ali yang terkejut membuat Arkan berpikir ada sesuatu yang terjadi dengan Ica?.

"Keadaan Ica semakin drop,"

Tidak bisakah aku diberi kesempatan lagi Tuhan? Apa sefatal itu kesalahanku?.

👀👀👀

Kedua orangtua Ica yang baru saja sampai di Rumah Sakit tempat anak kesayangannya dirawat. Mendapat kabar berita bahwa anaknya kritis membuat hati orangtua Ica hancur kenapa anaknya selalu menderita? Tidak pernah mereka mendengar kabar bahagia dari anaknya yang mereka dengar hanyalah keadaan Ica yang terus menderita dan bolak-balik masuk Rumah Sakit.

"Bu, Pak?" panggil Arkan saat setelah sampai di depan ruang ICU.

Erika, Ibu Ica menoleh kehadapan Arkan. "Ceraikan dia sekarang!" ujar Erika tegas.

Irwan, ayah Ica terkejut mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Istrinya tersebut begitu juga dengan Agnes dan Faresta orangtua Arkan. Ali yang berada disitu tak kalah terkejut kini ia menjadi saksi antara keluarga Ica dan Arkan.

"Ibu hanya bercanda kan?" tanya Agnes yang berusaha mencairkan suasana.

"Saya nggak bercanda, cepat atau lambat Arkan harus menceraikan anak saya!" balas Erika.

"Tapi kenapa Bu?" tanya Arkan lirih.

"Selama anak saya menikah dengan kamu, anak saya nggak pernah bahagia! Dia selalu menderita, saya nggak tau apa yang terjadi dalam rumah tangga kalian tapi saya melihat mata anak saya terdapat kesedihan yang mendalam. Saya dan Bapak sudah susah payah membahagiakan putri semata wayang kami, hidup kami memang pas-pasan tapi saya dan Bapak berusaha semaksimal mungkin untuk membahagiakan putri saya dan menyekolahkan dia sampai ke universitas demi menggapai cita-citanya. Tapi apa? Setelah menikah dengan Arkan, putri saya menjadi seperti ini!" ujar Erika kecewa.

"Awalnya saya kira dengan menikahkan Arkan dengan putri saya membuat putri saya bahagia tapi nyatanya tidak, jadi saya ingin Ica dan Arkan bercerai!" lanjut Erika.

Arkan menggeleng takut. "Nggak Bu, Arkan nggak mau cerai sama Ica! Arkan cinta sama Ica Bu, Arkan nggak mau kehilangan Ica, Arkan nggak mau pisah sama Ica Arkan nggak mau!" ujar Arkan yang telah menangis.

"Ceraikan dia atau saya akan bawa pergi anak saya agar kamu tidak bisa menemuinya lagi!" tak bisa dipungkuri sorotan dari Erika sangatlah menggambarkan hatinya tengah kecewa yang sangat dalam.

"Pak, Arkan nggak mau pisah sama Ica Pak," ujar Arkan pada Irwan berharap Irwan bisa memberinya kesempatan lagi.

Irwan hanya menggeleng pelan yang membuat Arkan lemes seolah kehilangan tenaga dan tak kuat untuk berdiri lagi.

"Maaf Pak sebaiknya kita bicarakan dulu bagaimana solusi yang tepat daripada seperti ini," sambar Faresta.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi saya ingin anak saya dan anak anda berpisah!" balas Erika tegas.

"Pa, Ma, Arkan nggak mau pisah sama Ica," ujar Arkan lirih yang tengah menangis.

Agnes memeluk anaknya sambil menangis karena melihat keadaan anaknya yang seperti sudah kehilangan arah.

"Ma, Arkan nggak mau Ma,"

"Iya sayang, Arkan nggak akan cerai sama Ica," balas Agnes menenangkan Arkan.

Arkan memeluk Agnes dengan kuat sambil menangis deras.

Ali yang berada disitu hanya bisa terdiam saja melihat perdebatan antara keluarga, hati Ali teriris melihat Arkan seperti itu, keadaan Arkan berbeda dengan dulu.

"Arkan, Ica manggil nama Lo!"

Jika ini kehendakMu maka aku hanya bisa pasrah dengan semua ini.

Halo terimakasih yang sudah baca semoga suka ya!

Jangan lupa vote, komen, dan follow!

Sorry lama update karena author lagi akhir-akhir ini sibuk dengan webinar FMBPI ada yang ikut webinarnya juga nggak? dan seminar nasional hihi

Jangan lupa baca cerita terbaru aku ya judulnya "Mahal Na Mahal Kita" nggak kalah seru kok hehe😁

Ditunggu part selanjutnya!❤

I Will Go Out Of Your LifeWhere stories live. Discover now