40. "Retak!"

622 39 5
                                    

Hai hai maaf baru update ya soalnya aku lagi sibuk dengan kegiatan program Studi Independen dan sekarang aku lagi mengerjakan project akhir di suatu perusahaan tempat dimana aku mengikuti program tersebut.

HAPPY READING AND ENJOY.

"Mas ke kantor dulu ya," pamit Arkan pada Ica. Seperti biasa Ica mengantarkan Arkan ke depan sebelum berangkat bekerja.

Ica mencium tangan Arkan dan Arkan mencium kening Ica penuh kelembutan serta kasih sayang.

"Hati-hati ya Mas, nanti aku siang ke kantor bawain kamu makan siang," ujar Ica dan diangguki oleh Arkan.

Setelah Arkan pergi Ica segera masuk ke dalam rumah sambil tersenyum dan mengelus perut yang sudah membesar dan ia tak sabar untuk melihat calon anak yang dinantinya lahir ke dunia.

"Umi nggak sabar kamu lahir ke dunia dan bertemu sama Umi dan Abi," gumam Ica sambil mengelus perutnya dan mendapat respon dari calon anaknya dengan menendang perut Ica.

"Eh anak Umi juga nggak sabar ya lihat Umi dan Abi?" balas Ica sambil terkekeh pelan. Dan lagi Ica mendapat respon dari sang calon anak.

👀👀👀

"Kamu lupain aku gitu aja?"

"Aku masih sangat mencintai kamu sayang,"

"Apa yang harus kita lakukan agar bisa selalu bersama tanpa penghalang itu?"

Arkan membaca sebuah pesan dari nomor yang tidak ia tau, Arkan mengerutkan keningnya bingung siapa yang mengirimkan pesan tersebut? Arkan menggelengkan kepalanya dan mengusap wajahnya entah kenapa hati Arkan mengatakan jika ada sesuatu yang akan terjadi di dalam rumah tangganya. Cukup Arkan sudah lelah dengan pertikaian dirinya dan Ica yang tiada habisnya, Tuhan benar-benar menguji rumah tangga Arkan dan Ica yang tiada habisnya. Orang bilang jika kita selalu sabar akan membuahkan hasil yang indah tapi sampai kapan Arkan dan Ica seperti ini terus?.

"Kenapa lo Kan?" tanya Ali yang baru saja masuk ke dalam ruangan Arkan sambil memberikan Arkan kopi.

"Gue pusing Li ada orang yang ngirim pesan aneh," balas Arkan pelan.

Ali mengerutkan keningnya. "Aneh kenapa?" tanya Ali.

Arkan melempar Ponselnya ke Ali. "Lo baca aja sendiri," ujar Arkan pelan.

Ali membaca pesan tersebut dan ia berfirasat yang mengirimkan pesan itu adalah Jennie mantan kekasih Arkan.

"Kok gue ngerasa kalau yang ngirim ini Jennie?" ujar Ali.

Arkan menoleh ke Ali. "Jennie? Gue kan udah nggak ada hubungan apa-apa lagi sama dia, gue juga udah benci banget sama tu orang," balas Arkan kesal.

"Ya lo yang udah benci sama dia, sedangkan dia masih cinta sama lo,"

"Cobaan apalagi yang kau berikan Tuhan?" jerit Arkan di dalam hatinya.

"Aku tunggu kamu di rooftop kantor jam 2 nanti," sebuah pesan masuk lagi dari nomor yang tidak Arkan ketahui.

"Kan dia minta lo temuin dia di rooftop kantor jam 2 nanti," ujar Ali seraya mengasih tau Arkan.

"Nggak males gue!" balas Arkan.

"Kenapa nggak lo temuin aja dan bilang baik-baik kalau lo sama dia udah nggak ada hubungan apa-apa lagi dan lo juga udah punya istri dan jangan ganggu lo lagi," saran Ali.

Arkan menatap Ali dengan mengangkat satu alis matanya. "Lo yakin dia bakal ngerti?" Tanya Arkan.

"Pelan-pelan gue yakin dia bakal ngerti kalau masih banyak cowok didunia nggak cuman lo aja, dan lo juga udah punya bini," ujar Ali dengan sangat yakin.

I Will Go Out Of Your LifeWhere stories live. Discover now