34. "Buktikan!"

707 45 1
                                    

Maaf banget baru update ya karena tugas aku lagi numpuk-numpuk banget karena mau ujian😭😭
Oh ya jangan lupa juga baca cerita aku satu lagi "Sisa Rasa" yuk baca yuk guys.
.
.
.
Happy Reading and enjoy!!!!
.
.
.
Kini Arkan dan Ica berada di London sesuai perkataan Arkan pasca hari itu, mereka memutuskan untuk beristirahat di hotel sebelum keliling kota London mengingat kondisi Ica yang tidak boleh terlalu banyak gerak dan tidak boleh terlalu lelah akhirnya Arkan berpendapat bahwa mereka hari ini beristirahat terlebih dahulu. Ica yang sangat merasa senang karena kota London merupakan kota impiannya yang ingin ia kunjungi tapi karena Ica sadar akan kondisi orangtuanya maka Ica hanya bisa bermimpi saja tapi kali ini suaminya Arkan telah mengabulkan mimpinya yakni berkunjung ke kota London walaupun dibarengi dengan kerjaan Arkan tapi Ica tidak mempermasalahkan itu.

Ica berdiri di balkon kamar hotelnya sambil menikmati udara London yang terasa sangat dingin sekali hingga menusuk ke tulang Ica, walaupun Ica telah memakai jaket yang sangat tebal tapi Ica masih bisa merasakan udara yang sangat dingin sekali. Ica tersenyum senang akhirnya ia bisa berkunjung ke kota impiannya dan Ica juga sangat bersyukur karena suaminya telah berubah, ia berpikir bahwa suaminya tidak akan pernah bisa berubah mengingat bahwa suaminya sangat membenci dirinya karena perjodohan tersebut. Tapi jika Tuhan sudah berkehendak maka semua akan berubah, karena Tuhan maha membolak-balikan hati manusia dan itu membuat Ica sangat merasa senang dan sangat bersyukur tiada henti ia mengucapkan terimakasih kepada Tuhan karena telah merubah sifat suaminya tersebut.

"Kamu ngapain disini, udaranya lagi dingin loh," ujar Arkan yang baru saja menghampiri Ica dan memeluk Ica dari belakang sambil menopangkan dagunya di bahu Ica membuat Ica merasakan sedikit kehangatan dari Arkan.

Ica tersenyum manis sambil mengusap tangan Arkan yang berada diperutnya itu. "Aku cuman lagi senang aja karena akhirnya aku bisa ke London kota yang dari dulu pengen aku kunjungi," balas Ica lembut.

"Kamu kenapa pengen banget kesini?" tanya Arkan yang belum melepaskan pelukannya.

"Alasannya bisa dibilang aneh sih, semenjak aku SD aku mengidolakan boyband One Direction terus karena aku liat di videoclipnya kota london sangat indah makanya aku pengen banget ke london dan biar bisa ketemu idola aku juga hihihi," balas Ica sambil tertawa pelan.

Arkan hanya memangut saja sambil menghirup leher jenjang Ica, Arkan dan Ica merasa sangat nyaman dengan posisi ini hingga memejamkan matanya. Arkan melepaskan pelukannya dan memutar badan Ica untuk menghadapnya, dipandangi wajah Ica yang sangat manis ditambah make up tidak terlalu tebal. Arkan mengusap pipi Ica lembut dan sepintas bayangan Arkan menyakiti Ica dengan kejam membuat Arkan merasakan penyesalan yang sangat teramat.

Tanpa diminta air mata Arkan jatuh begitu saja membuat Ica bingung dan mengusap air mata Arkan. "Kamu kenapa?" tanya Ica lembut.

Arkan menahan tangan Ica yang sedang menghapus air matanya itu sambil mengecup tangan Ica dan memeluk Ica dengan erat dan tubuh bergetar hebat menandakan Arkan tengah menangis sesegukan.

"Hei kamu kenapa tiba-tiba nangis?" tanya Ica heran namun Ica tetap memberikan Arkan ketenangan dengan mengusap punggung Arkan.

"Maaf,--" lirih Arkan.

Ica menautkan alis matanya tidak mengerti. "Maaf kenapa? Kamu nggak ada salah kok," balas Ica lembut.

"Kita masuk kamar aja yuk biar sedikit tenang kamunya," lanjut Ica.

Setibanya mereka dalam kamar, Ica mendudukan Arkan ditepi ranjang dan Arkan langsung memeluk pinggang Ica sambil menenggelamkan wajahnya diperut Ica yang masih tengah menangis, Ica dengan telaten mengusap rambut tebal hitam Arkan.

👀👀👀

Lelah menangis akhirnya Arkan tertidur dengan posisi yang sama, Ica menatap Arkan yang tengah tertidur hanya tersenyum manis dan dibaringkan tubuh Arkan dengan pelan. Setelah membaringkan tubuh Arkan, Ica membersihkan wajah dan tubuh Arkan dengan air hangat setelah semuanya selesai Ica menutup tubuh Arkan dengan selimut dan mengecup dahi Arkan singkat sebelum Ica membersihkan dirinya juga.

Setelah membersihkan badan Ica melihat Arkan yang masih tertidur pulas, saat ingin mensisir rambut Handphone Ica berbunyi yang menandakan adanya sebuah pesan, lantas Ica membukanya dan mendapatkan pesan dari Satria.

"Jangan lupa minum obat dan jangan lupa makan kesehatan kamu lagi tidak stabil,"

Ica menghela napasnya pelan, ia berfikir sampai kapan Ica harus mengkonsumsi obat tersebut Ica juga ingin seperti manusia pada umumnya yang tidak setiap hari minum obat, Ica merasa capek harus terus minum obat.

"Sayang,--" panggil Arkan dengan suara serak khas bangun tidur dan mata yang sembab karena menangis tadi.

Ica menoleh kebelakang dan mendapati Arkan yang tengah duduk di ranjang sambil mengusap matanya pelan lantas Ica langsung menghampiri Arkan.

"Udah bangun?" tanya Ica lembut dan diangguki Arkan.

"Kamu kenapa kok tadi aku lihat di kaca kamu lagi murung?" tanya Arkan.

Ica tersenyum tipis. "Aku capek harus minum obat terus," balas Ica lirih.

Arkan menarik Ica kedalam pelukannya dan mengelus rambut Ica lembut. "Kalau kamu nggak minum obat nanti nggak sembuh dong," balas Arkan.

"Tapi aku capek sayang harus minum terus percuma juga kan aku minum obat tiap hari tapi nggak pernah sembuh,"

"Aku nggak suka kamu ngomong kayak gitu, kamu sembuh dan aku yakin itu,"

Ica menghela napasnya pelan dan mempererat pelukannya pada Arkan.

"Oh ya tadi kamu kenapa tiba-tiba nangis?" tanya Ica.

"Aku cuman masih keinget aja sikap aku yang kasar sama kamu bahkan aku dengan tega menjambak kamu yang posisinya kamu sedang sakit tapi aku nggak tau dan aku nampar kamu dengan keras sampai bibir kamu berdarah tapi kamu tetap senyum dan sabar yang buat aku nyesel banget, aku tau kesalahan aku ini udah fatal dan susah untuk dimaafin tapi kamu bagaikan malaikat yang dengan tulusnya dan gampangnya maafin aku," lirih Arkan.

"Udah ya sayang yang lalu jangan diingat lagi sekarang kita fokus ke masa depan aja," balas Ica lembut.

"Aku jahat ya?"

"Nggak kamu itu baik, mungkin kamu belum menerima perjodohan kita ini makanya kamu kayak gitu sama aku tapi aku yakin kamu itu baik dan bisa jadi suami sekaligus Ayah yang baik untuk aku dan anak-anak kita kelak,"

"Kamu kenapa dengan mudahnya maafin aku?"

"Karena Tuhan aja maha pemaaf masa aku yang hanya manusia biasa nggak bisa?"

"Aku janji nggak akan seperti itu lagi, kalau dulu aku sering buat kamu nangis dengan air mata kepedihan tapi aku janji kamu nggak akan pernah lagi mengeluarkan air mata kamu kecuali air mata kebahagiaan,"

"Aku nggak butuh janji kamu, aku cuman butuh hanya bukti. Buktikan kalau ucapan kamu itu benar,"

Arkan memeluk Ica sangat erat sesekali mengecup kepala Ica dengan lembut. "Akan aku buktikan sayang,"

Ica mendengar ucapan Arkan tersenyum senang. Arkan melepaskan pelukannya dan menatap Ica intens.

"Kenapa?" tanya Ica bingung.

Arkan merasa ragu untuk mengucapkannya. "Hmm itu,--" ujar Arkan bingung mulai dari mana.

"Itu apa? Kamu kenapa?"

"Boleh aku minta hak aku sebagai suami?"

Halo terimakasih yang sudah baca semoga suka ya!

Jangan lupa vote, komen, dan follow!

Ditunggu part selanjutnya!!!

Kamsahamnida bye bye💖😊

I Will Go Out Of Your LifeWhere stories live. Discover now