37. "Kenyataan Pahit"

1.1K 47 2
                                    

3 bulan kemudian hubungan Ica dan Arkan sangat membaik tak jarang jika Arkan sering pamer kemesraan di kantornya yang membuat semua orang yang berada dikantor iri tapi tidak dengan Ali dan Harry yang justru geli melihat kemesraan Arkan dan Ica namun Arkan tidak menanggapi Ali dan Harry. Sepulangnya dari Honeymoon di London Ica memutuskan untuk menetap memakai hijab yang membuat Arkan kagum dan sangat setuju dengan keputusan Ica, tapi tanpa Arkan sadari sebulan setelah kepulangannya dari London, Ica merasa tidak ada yang beres dengan tubuhnya karena Ica sering kali merasakan mual yang berlebihan dan sering merasakan pusing entah apa penyebabnya tapi Ica hanya beranggapan ia hanya kecapekan dan butuh istirahat.

Selama ini diam-diam Ica menemui Satria untuk mengecek keadaannya karena Ica merasa dirinya tidak kunjung sembuh ditambah pusing dan mual yang membuat Ica tersiksa dengan keadaan tersebut dan Ica tidak memberitahu Arkan dengan alasan tidak mau membuat Arkan khawatir. Ica tau bahwa dirinya telah berdosa karena telah membohongi Arkan suaminya tempat surganya tapi apakah salah Ica menutupi semua ini untuk tidak membuat Arkan khawatir?.

"Bagaimana Sat?" tanya Ica yang tengah duduk di meja Satria.

"Lebih baik Dokter Nico yang menjelaskan karena ia lebih tau dan paham," balas Satria dengan menghela napas berat dan membuat Ica berpikir bahwa ia sedang berada kondisi yang tidak baik.

Ica menatap Dokter Nico dengan mata yang cemas dan pikiran yang sudah entah kemana, Ica berharap semoga Dokter Nico memberitahu kabar yang baik ya semoga saja.

"Begini Bu,-" ada jeda sejenak dari Dokter Nico sebelum melanjutkan penjelasannya.

Jantung Ica saat ini tengah berdebar sangat kencang dan keringat dingin yang terus mengalir di tubuhnya.

"Sebelumnya saya mengucapkan selamat kalau anda dinyatakan positif hamil,"

"Hamil?" batin Ica sambil tersenyum haru dan mengelus perutnya yang belum membesar itu.

"Tapi saat bersamaan anda tengah mengandung, satu ginjal anda tidak bisa berfungsi dengan baik seperti ginjal satunya lagi dan yang membuat saya khawatir hal ini akan berpengaruh pada anda dan calon bayi anda," jelas Dokter Nico dengan menatap Ica serius.

"Maksud Dokter?" tanya Ica bingung.

"Ginjal yang mengalami kerusakan tidak akan bisa atau sangat sulit untuk beradaptasi dengan kehamilan seperti pada umumnya dan akan mendapatkan resiko yang tinggi bagi Ibu dan calon bayi, termasuk penurunan yang sangat cepat pada fungsi ginjal sehingga hal ini akan mendapatkan resiko seperti kematian," jelas Dokter Nico dengan menghela napasnya berat.

Kematian?

Hamil?

Kerusakan ginjal?

Apakah Ica harus merasa senang atau sedih? Di satu sisi Ica merasa bahagia bahwa dirinya dinyatakan hamil tapi disisi lainnya Ica terpuruk karena itu tandanya ia tidak bisa seperti Ibu-Ibu pada umumnya yang bisa memberi Asi pada anak dan merawat anak tersebut hingga besar. Apakah sudah tidak ada keajaiban lagi untuk dirinya?

"Satu-satunya cara agar anda dan calon bayi anda bisa selamat adalah transplatasi ginjal tapi untuk saat ini pihak Rumah Sakit belum mendapatkan info tentang orang yang ingin mendonorkan ginjalnya,"

Satria menatap Ica iba mengapa hal ini terjadi pada sahabat kecilnya? Mengapa tidak orang lain saja kenapa harus Ica? Sudah cukup penderitaan Ica selama ini tapi mengapa saat dirinya tengah bahagia karena berbadan dua mendapatkan kenyataan yang sangat pahit.

"Baik terimakasih penjelasannya Dok kalau begitu saya permisi," ujar Ica dengan serak karena tangis yang tiada henti.

👀👀👀

I Will Go Out Of Your LifeNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ