19. "I'm So Happy!"

2.1K 67 3
                                    

Aku sadar, kau kembali tertidur. Terus seperti itu, apa Tuhan tidak mengizinkan kita untuk bersama? Bahagia bersama? Mengulang semuanya dari awal? Apa Tuhan begitu marah padaku karena aku telah menyakiti perempuan yang sebaik dan berhati malaikat seperti Ica?.

Cobaan demi cobaan yang menerpa rumah tanggaku begitu banyak. Ya, aku akui semuanya berawal dariku yang membuat seperti ini. Jika waktu bisa diulang aku ingin memulai dari awal yang menerima wanita itu dengan tulus, tapi apa daya waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali seperti dulu. Sekarang aku lumpuh walaupun hanya sementara, sedih, marah, semua bercampur. Sedih karena itu tandanya aku belum bisa untuk membahagiakan Ica, marah karena kegiatan aku jadi susah. Mau tidak mau aku harus cuti bekerja sampai aku dan Ica sembuh.

Aku belum siap kehilangannya, belum sanggup jauh darimu yang masih ada selalu dalam hatiku, Tuhan tolong jangan pisahkan ku dengan dia aku belum siap. Aku akui aku sudah mencintai Ica sejak ia dinyatakan telah tiada, ketika dokter berbicara seperti itu badanku terasa lemas, hampa, karena belum siap kehilangan istriku yang tidak pernah bahagia ketika bersamaku. Dan untuk itu aku ingin menebus semua kesalahanku padanya jika Tuhan mengijinkan dan jika Ica memberi kesempatan kedua untukku.

👀👀👀

"Gimana keadaan lo?" tanya Satria yang baru saja masuk ke ruangan Arkan untuk memeriksanya.

Arkan menoleh ke Satria. "Seperti yang lo liat," balas Arkan.

"Setelah gue liat hasil ronsen kaki lo, lo lumpuh hanya sementara karena ada sedikit keretakan dan tulang kaki lo kegeser, cara yang bisa buat lo sembuh adalah dengan terapi seminggu 2 kali," jelas Satria.

"Berapa lama gue bisa sembuh?"

"Tergantung terapi lo, kalau lo rajin ada kemungkinan lo bisa secepatnya seperti semula,"

"Kapan mulai terapinya?"

"Besok kita akan terapi jam 10pagi,"

Arkan mengangguk paham.

"Sat? Gimana kondisi Ica?" tanya Arkan khawatir.

Satria terdiam sejenak. "Seperti yang lo tau kalau Ica udah memasuki stadium yang parah atau akhir, virus yang semakin cepat menyebar membuat kondisi Ica naik turun. Jujur gue nggak tega liat sahabat kecil gue seperti ini, ditambah suaminya selingkuh dengan cewek lain menyedihkan sekali," balas Satria dengan sindiran.

Arkan yang mendapatkan sindiran itu hanya bisa tersenyum miris. "Gue tau gue salah, dan gue mau nebus semua kesalahan gue sama Ica. Tapi, kondisi gue seperti sekarang kayaknya nggak bakal bisa untuk nebus semua kesalahan gue," Arkan tertawa pelan mengingat betapa bodoh dirinya yang telah menyia-nyiakan Ica.

"Sat? Maafin gue,--"

"Kenapa lo harus minta maaf sama gue?" potong Satria yang tak mengerti ucapan Arkan.

"Karena gue Ica seperti ini, karena--,"

"Ini bukan salah lo, ini adalah takdir. Kalau lo merasa bersalah lo minta maaf sama Ica dan bahagiakan dia jangan sampai lo menyesal!" tegas Satria.

"Lo mau ke ruangan Ica?" tanya Satria.

Arkan mengangguk antusias. "Gue mau Sat, lo mau anter gue ke ruangan Ica?" tanya Arkan.

"Oke, gue akan antar lo ke ruangan Ica, tapi gue nggak bisa nemenin lo. Masih ada pasien yang harus gue periksa," jelas Satria.

"Nggak apa-apa Sat," balas Arkan.

👀👀👀

Sesampainya Arkan di ruangan Ica, Arkan melihat tubuh Ica kembali dipenuhi oleh jarum dan alat yang menusuk tubuh Ica. Ruangan yang dipenuhi suara electrocardiogram atau alat pendeteksi jantunglah membuat Arkan sedih dan miris melihat kondisi Ica.

Arkan tak kuasa menahan kesedihan melihat istrinya seperti ini hanya bisa terbaring lemas dan tak berdaya. Jika Arkan dikasih pilihan lebih baik Arkan seperti ini daripada istrinya yang sangat ia cintai.

Cinta? Bukankah dulu Arkan bilang ia tidak akan pernah mencintainya bahkan terus membenci Ica? Ya itu dulu tapi sekarang Arkan sudah sangat amat mencintai istrinya dan tidak mau kehilangan Ica.

"Hai sayang? Bangun dong jangan tidur terus kamu nggak capek tidur terus?" ujar Arkan pelan.

Arkan meraih tangan Ica dan menggenggam tangan Ica. "Cepet bangun Ca, aku disini selalu menunggumu. Setelah kamu sadar kita awali semuanya, aku ingin nebus semua kesalahan aku sama kamu,"

Arkan kembali menangis karena tak kuasa menahan air matanya melihat kondisi Ica yang membuat hatinya sangat sakit.

Tanpa Arkan sadari Ica menangis dalam tidurnya, mungkin Ica mendengarkan apa semua yang Arkan ucapkan.

"Bangun Ca, bangun," ujar Arkan dengan terisak-isak.

"ICA BANGUN CA KAMU HARUS BANGUN KAMU NGGAK BOLEH LEMAH KAMU HARUS KUAT BANGUN CA, AKU NGGAK MAU KEHILANGAN KAMU JADI KAMU HARUS BANGUN SEKARANG YA AKU MOHON!" teriak Arkan frustasi sambil menangis.

Ternyata kedua orangtua Ica dan Arkan serta Satria dan Ali memperhatikan Arkan dari kaca luar ruangan, begitu sakitnya yang mereka rasakan saat Arkan sudah frustasi terutama kedua orangtua Ica yang tak kuasa menahan tangisnya karena melihat dua sejoli ini tengah memperjuangkan cinta mereka.

Arkan merasakan ada yang mengelus rambutnya dengan lembut, tapi Arkan berfikir kalau yang mengelus adalah Mamanya.

"Ma, Arkan nggak kuat Ma," ujar Arkan tapi tidak melihat siapa yang mengelus rambutnya.

"Kamu kuat Mas,--"

DEGH!

Arkan terdiam sejenak dan menoleh ke arah Ica dan dilihatnya Ica telah sadar dan sedang tersenyum ke arahnya.

"Kamu sadar?" tanya Arkan antara tak percaya dan senang.

Ica mengangguk pelan sambil tersenyum.

Arkan merasa lega dan senang karena Ica telah sadar. Begitu juga dengan kedua orangtua Ica dan Arkan serta Satria dan Ali mereka merasakan senang karena akhirnya Ica telah sadar.

"Jangan tidur lagi ya aku mohon," ujar Arkan pelan.

Ica mengelus pipi Arkan yang telah tirus. "Iya Mas," balas Ica.

Arkan merasakan senang saat Ica mengelus pipinya, Arkan meraih dan menggenggam tangan Ica dan dikecupinya sambil menangis.

"Kamu kok nangis lagi?" tanya Ica bingung.

"Nggak sayang, ini tangisan bahagia karena kamu telah sadar dari masa kritis kamu," balas Arkan tersenyum senang.

Jika dikasih pilihan kalian pilih yang mana?.
Menunggu orang yang kamu cintai tapi dia tidak mencintai kamu atau menerima seseorang yang belum kamu cintai tapi dia mencintai kamu?

Halo terimakasih yang sudah baca semoga suka ya!

Jangan lupa vote, komen, dan follow!

Ditunggu part selanjutnya!

Kamsahamnida❤.

I Will Go Out Of Your LifeWhere stories live. Discover now